*Terdapat kekerasan di novel ini harap pandai dalam memilih bacaan.... Terima kasih.
Lian Arkana, pemuda yatim piatu yang harus berjuang dari kemiskinan untuk menghidupi dirinya dan adiknya.
Bullyan serta hinaan tak lepas dari Lian, tetapi dia memiliki 1 sahabat yaitu seorang gadis yang selalu melindunginya dari bullyan.
Gadis itu merupakan primadona sekolahnya, banyak orang yang mengaguminya termasuk Lian sendiri.
Namun suatu kejadian Lian dibully habis oleh temannya karena cemburu melihat kedekatan Lian dengan gadis yang disukainya.
Saat dia akan menyerah, sebuah Sistem muncul yang akan membantu nya menjadi yang terkuat dan terkaya didunia dan juga dibalik persahabatan mereka, gadis itu memiliki rasa yang terpendam terhadap Lian.
Apakah Lian dapat membalaskan dendam nya dan menjadi yang terkuat? Dan apakah Lian dapat memenangkan hati gadis yang dia sukainya dan juga melindungi adiknya?ikuti kejutan yang menanti dalam alur cerita ini !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryoo_Zan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
" Deadly Blood? Opa tak pernah dengar kelompok mafia itu " Ucap Firo.
" Karna dia baru mendirikannya kemarin " Jawab Manuel.
" Huh.. baiklah jika begitu, daddy izin kan kamu untuk menjadi tangan kanannya, tetapi ada syaratnya " Ucap daddy Arthur.
Manuel mengernyitkan keningnya " Syarat? " Tanyanya penasaran.
" Jalin hubungan kerja sama dengan kelompok nya Lian, agar daddy dan opa bisa membantu kalian " Jawab daddy arthur.
Manuel tersenyum tipis " Hanya itu saja? Lian pasti akan menyetujuinya daddy "
" Dad, aku ingin pindah sekolah " Lanjutnya.
" Dimana? "
" Galaksi High School "
" Daddy akan mengurusinya, jika ada Lian disana "
" Alasan aku pindah itu karna Lian dad, kalau gak ada Lian pasti aku gak akan pindah kesana "
" Yasudah daddy akan urus "
Manuel bersorak senang mendengar daddy nya menyetujui nya, opa Firo hanya geleng geleng kepala melihat tingkah cucunya seperti anak kecil yang mendapat mainan baru.
*
Kembali ke Lian
Lian menyeret sebuah pedang yang sudah penuh dengan banyak noda darah, pakaiannya pun ikut terkena darah namun karna berwarna hitam jadi sedikit samar, dan dia menggendong anak kecil yang ia selamatkan disebuah kamar.
Lian melempar Shadow swordnya keatas dan langsung menghilang begitu saja.
" Huhh... selesai " Ucapnya menghela nafas leganya.
" Apa kamu ingin ikut dengan kaka? " Tanya Lian.
Anak kecil itu mengangguk " Ya aku ikut dengan kaka " Jawabnya.
" Baiklah saatnya kita pulang " Lanjutnya dan berjalan kearah motornya yang terparkir didepan mansion keluarga Rems yang kini semuanya telah ia habisi.
FLASBACK ON
" Hahaha.. gw menang lagi " Ucap pria 1 yang habis memenangkan permainan caturnya.
" Ck, hoki lo baru 2x ini lo menang lawan gw " Ucap pria 2
" Haha.. iri lo? "
" Gak "
" Bro kayaknya si bos mau ke club lagi, dia bakal traktir kita kalau kita berhasil bunuh si pelaku yang menghancurkan Black Edelweis " Ujar pria 3.
" Gw gak yakin kita bisa membunuh nya melihat dia menghabisi rekan kita hanya hitungan menit " Jawab pria 4.
" Mungkin mereka sedang mabuk setelah meminum wine " Timpal pria 5.
" Hmm... mengapa mereka bisa mati ya? " Ucap seorang pemuda yang ikut duduk disana.
" Ya kan mereka.... Argghhh " Teriak pria 1 kesakitan karena tangannya diputar hingga patah.
Lian mengambil Greard daggernya " Death "
Crtttttt
Sebuah kepala jatuh ketanah yang sudah terpisah dari badannya.
Keempat pria itu langsung mengeluarkan senjata api dari sakunya dan menodongkannya kepada Lian.
" Siapa kau anak muda? apakah diantara kita semua ada yang membuat masalah denganmu? " Tanya Pria 3 yang masih menodongkan pistolnya.
" Gw ingin melanjutkan misi menghancurkan mafia Black Edelweis yang kemarin sempat tertunda " Jawab Lian santai.
Lian mengambil daggernya ditanah dan tanpa ba bi bu, Lian langsung melakukan serangan.
" Thaneris "
Wushhh
Keempat pria itu sangat terkejut dengan kecepatan Lian yang sangat mustahil manusia biasa.
" Death "
Sringgg
Sringgg
Argghhhh
Lian menebas mereka dengan 2 serangan saja, Lian hanya mendesah pelan " penyerangan ini begitu mudah tak ada tantangan " Ucapnya.
" Hmm... gw baru ingat jika Daniel termasuk keluarga Rems, apakah gw habisi dia juga? " Tanyanya pada diri sendiri.
[ Ding... sebaiknya tuan gunakan kesempatan ini untuk membalaskan dendam, selama 3 tahun tuan telah dibully olehnya hingga tuan hampir menghembuskan nafas terakhir ]
Lian hanya tersenyum tipis mendengar itu " Kau benar, lebih baik aku selesaikan hari ini " Ucapnya.
" Kaldareth "
Swusshhh
Sebuah bayangan menyelimuti tubuh Lian, dan membawanya ke kamar dilantai 3 mansion itu.
Lian telah sampai didalam kamar itu, ia melihat tempat itu yang sangat berantakan seperti tak pernah di bersihkan sama sekali.
" Gelap sekali disini, hanya cahaya bulan yang menyinarinya " Ucapnya.
Lian memejamkan matanya untuk mengaktifkan mata dewanya
Setelah ia mengaktifkannya, Lian dapat melihat di kamar itu yang lebih cocok dengan ruang penyiksaan.
" Jangan siksa aku dan ibuku tuan, aku mohon " Sebuah suara yang berasal dari samping ranjang.
Walaupun suara itu sangat kecil, namun hal itu tak berlaku bagi Lian, dia mendengar dengan jelas suara itu.
Lian berjalan dengan hati hati mendekati sumber suara itu.
Dia membelalakan matanya, dia sungguh sangat terkejut melihat seorang anak kecil yang tengah memeluk seorang wanita yang sudah tak bernyawa.
Lian menghampiri anak kecil itu dan memegang punggung anak itu, seketika badan anak kecil tersebut bergetar karena takut ia akan disiksa kembali.
" Tenang lah, kaka tak akan melakukan apapun kepada mu " Ucap Lian menenangkan nya.
Anak itu menoleh kearah Lian, karena Lian memakai topeng dia masih terlihat waspada dengan Lian.
Lian yang mengetahui hal itu, langsung membuka topengnya dan menyimpannya diatas ranjang yang patah.
" Jangan takut lagi, kakak beneran tak akan melakukan hal keji itu pada mu dan ibumu, sure " Ucapnya.
" Ka-kaka sia-pa? kenapa ada disini? " Tanya anak kecil itu.
" Ada hal yang perlu kaka lakukan, kaka akan menyelamatkan kamu dan ibu mu " Jawab Lian.
" Tapi.... ibu telah meninggal kak " Ucap anak kecil itu, tetesan air mata mulai berjatuhan dari mata anak itu, jika dia mengingat sang ibundanya yang di cambuk hingga meninggal.
Lian sungguh kasihan dengan anak itu dan langsung memeluk tubuh mungil anak perempuan itu.
Didalam pelukan Lian, tangis anak itu tak bisa lagi dibendung, dia mengeluarkan semua kesedihan yang selama ini dia sembunyikan.
Setelah anak itu tenang, Lian mengelus punggung anak itu " Siapa namamu? " Tanya Lian.
" Rani Oktavia " Jawab Rani yang masih nyaman di pelukan Lian.
' Dia masih berumur 8 tahun beda setahun dengan Tania, sungguh kasihan nasibnya ' Guman Lian dalam hati.
" Dimana ayahmu? " Tanya Lian.
" Yang membuat ibu meninggal adalah ayahku kak, ayahku adalah Giliam Rems " Jawabnya.
Lian terkejut dengan jawaban Rani, ayahnya adalah Giliam? yang artinya Giliam telah memiliki 2 istri dan ingin menikah lagi dengan Lusi dan menjadikannya istri ketiga? apakah dia sudah tidak waras? pikir Lian.
" Ibu dulunya adalah seorang pelayan disebuah club malam, saat dia menghantarkan minuman kepada pelanggan, ayah yang sedang dalam keadaan mabuk menyeret ibu kesebuah kamar, ibu telah berteriak meminta tolong namun karena sudah larut malam club itu sudah sepi
Beberapa bulan berlalu, Ibu telah mengandungku dan meminta ayah untuk bertanggung jawab, ayah memang menikah ibu tetapi bukan karena cinta namun karena ancaman kakek yang akan menuntut ayah kepolisi.
Saat aku telah lahir dan kakek meninggal, ayah mengambil semua aset kakek dan mulai melakukan kekerasan kepada ibu, bukan hanya ayah tetapi istri pertamanya dan juga anaknya ikut menyiksa kami.
Dan juga ibu hanya dijadikan pemuas nafsu oleh ayah, ayah sudah menganggapku dan ibu hanya orang asing yang menumpang dimansion ini, bukan menjadi keluarga seperti yang lainnya "
Reni menceritakan semuanya pada Lian, tak ada satu pun bagian cerita yang dia lewatkan.
Lian mendengarkan cerita Rani dengan seksama, dia merasa iba dengan nasib Rani, Lian yang mendengar Giliam yang begitu kejam pada Rani dan ibunya, mengepalkan tangannya dengan kuat, tak ada rasa kasihan lagi dihatinya untuk mengampuni Giliam.
Lian melihat kondisi ibunya Rani, dia masih begitu muda umurnya tak jauh dari 22 atau 24 tahun, tubuhnya begitu banyak luka cambuk, luka bakar dan juga luka gores.
" Kakak akan mengurusi pemakaman ibumu agar dia bisa beristirahat dengan tenang " Ucap Lian.
" Benarkah kak? " Tanya Rani.
" Iya kakak tak akan bohong padamu " Jawab Lian.
Rani begitu bahagia bertemu dengan Lian, dia adalah orang ketiga yang bersikap baik padanya setelah ibu dan kakeknya.
Lian berdiri dan memakai topengnya kembali " Ayo kita pergi dulu dari sini, aku akan menyuruh pasukanku untuk mengurusi ibu mu " Ajak Lian dan Rani mengangguk sebagai jawaban.
saat Rani berdiri, Lian dibuat terkejut lagi dengan kaki kanannya yang diperban dan juga plaster, karena kasihan Lian menggendong Rani.
" Eh.. kak Rani berat, turunin aja " Ucap nya yang sedikit malu.
" Sudah nurut saja " Jawab Lian.
Rani pun hanya mengangguk patuh, jujur Rani sangat nyaman dan aman didekat Lian.
Ceklek
" Siapa kau hah?! beraninya kau masuk kedalam ruangan ini! " Marah seorang pemuda kepada Lian.
Lian tersenyum tipis dan menoleh kearah pintu " Selamat tinggal untuk selamanya Daniel " Ucap Lian.
" Apa yang kau.... Argghh " Ucap Daniel terpotong.
Sebuah pedang menancap tepat dijantungnya yang membuat Daniel langsung mati seketika.
" Yang mulia, akhirnya anda memanggil kami untuk membantu anda "
Lian tersenyum tipis " Maaf aku telat memanggil kalian " Ucap Lian.
Ya, yang tadi membunuh Daniel adalah pasukan bayangannya, dia memanggilnya sebelum Daniel membuka pintu tadi.
" Yang mulia, tolong berikan nama pada kami semua " Ucap sesosok bayangan seperti malaikat berlutut dihadapan Lian dan diikuti oleh 9 pasukan bayangan lainnya.
" Morvain, Alpha, Beta, Delta, Zero, Zeta, Karius, Mega, Tarion, dan Velgont " Ucap Lian kepada pasukan bayangannya.
" Terima kasih yang mulia " Ucap mereka sermpak.
*
Morvain \= Malaikat berwarna hitam yang tingginya hampir 2 meter dengan aura putih.
Alpha \= Ksatria dengan aura biru
Beta \= Ksatria dengan aura merah
Delta \= Ksatria dengan aura ungu.
Zero dan Zeta \= Bayangan yang menyerupai seorang samurai tak lupa dengan Jingasa ( topi samurai).
Karius dan Mega \= Penyihir yang ahli dalam membantu menyerang dari jarak jauh dan juga memberi buff kepada rekannya.
Tarion dan Velgont \= Bayangan yang berwujud manusia setengah hewan dengan Tarion yang seperti Serigala dan Velgont seperti Harimau.
*
" Tolong makam kan ibu rani dengan layak " Perintah Lian pada bayangannya.
" Siap laksanakan Tuan ku " Ucap Tarion dan Velgont.
" Yang lainnya kembali " Ucap Lian.
Tanpa banyak waktu pasukan bayangannya kembali kedalam bayangan Lian, kecuali Tarion dan Velgont yang menjalankan perintah Lian.
Lian berjalan keluar dari kamar itu dengan Rani yang digendongannya.
" Kakak, tadi itu apa? kok mereka serem serem semua " Tanya Rani.
Lian tersenyum " Mereka adalah pasukanku " Jawab nya.
" Oh.. mereka pasukan kakak, kakak hebat bisa dapat pasukan seperti mereka " Puji Rani
Lian mengacak rambut Rani gemas " Itu tak seberapa Rani " Jawabnya.
" Tapi memang kakak hebat kok " Ucap Rani.
" Gimana kamu saja Rani "
...Bersambung.......
...****************...
hadiah perkenalan langsung 1 triliun.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
kurang ini author
lagi seru ini mah!!!!
arkkk--!!!!