Kematian yang menyedihkan kembali membawanya hidup dalam sosok yang lain. membalaskan dendam yang belum usai kepada orang-orang yang sudah menyakitinya tanpa ampun. Penderitaan yang ditanggung begitu besar, hingga bernapas rasanya menyakitkan.
Namun, itu dulu. Kini ia kembali dengan penampilan yang baru. Kelemahan terbesarnya kini telah musnah. Semua yang dulu menganggapnya sampah akan dia singkirkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hairunnisa Ys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelam
Di mobil, keduanya tampak diam dan lagi-lagi Saira hanya fokus pada layar ponselnya. Romeo jadi bimbang apakah dia memang tampan atau sudah tidak tampan lagi.
"Kita mau kemana?" tanya Romeo datar.
"Ke hotel Azela," jawab Saira singkat.
"Untuk apa ke hotel itu?" tanya Romeo penasaran.
"Apa sekarang kau asistenku?" tanya Saira ketus. Ia tidak suka orang yang tidak dia kenal bertanya banyak tujuannya.
Romeo mengeram marah mendengar ucapan ketus Saira. Tapi ia memendamnya dalam hati. Sungguh wanita ini adalah ciri-ciri yang paling akan dia hindari selamanya. Keketusan dan kedinginannya sungguh membuat Romeo kejang-kejang. Bagaimana bisa ada wanita seperti itu di sekitarnya. Mungkin dalam mimpi pun ia enggan bertemu dengannya.
Romeo terus menjalankan mobilnya menuju tempat yang dituju oleh gadis yang menurutnya sangat menyebalkan. Lagi pula untuk apa Mamanya menyuruh ia mengantar gadis ini. Tidak berprikeperiaan sedikit pun. Romeo menghentikan mobilnya tepat di depan hotel Azela yang menjulang tinggi dengan kokoh. Saira segera keluar tanpa mengucapkan terima kasih. Ia meninggalkan Romeo yang menatapnya tidak habis pikir.
"Aku tahu gadis itu sangat dingin, tapi aku baru tau, ternyata dia tidak tahu terima kasih juga!" dengkus Romeo dan langsung pergi dari sana.
Saira segera masuk ke dalam dan disambut oleh resepsionisnya.
"Ada yang bisa saya bantu Nona."
"Saya ingin bertemu dengan Tuan William," ucapnya datar.
Resepsionis itu tampak melihat penampilan Saira dengan sedikit tatapan sinis. Ia mengira Saira adalah wanita simpanan sang pemimpin perusahaan.
"Apa Anda sudah membuat janji?" tanyanya sesikit sinis.
"Tidak bisakah kau menjaga sopan santunmu saat menatap seseorang!"
Saira menatap tajam resepsionis itu lalu melihat name tagnya. Setelah itu, ia mengeluarkan ponselnya. Seseorang di sana segera mengangkat panggilannya.
"Papa, apa ada nama resepsionismu Leela?"
"Ada sayang, dia bagian resepsionis, ada apa?"
"Aku mau Papa memberinya pelajaran pelayanan prima supaya tahu cara memperlakukan tamu dengan baik." setelah itu ia mematikan panggilannya.
Wanita yang bernama Leela sangat terkejut saat mengetahui bahwa ternyata gadis cantik yang berdiri di hadapannya adalah putri dari pemilik hotel terbaik di Autralia. Saira menatap gadis itu dengan dingin.
"Jali ini kau kumaafkan, tapi jika lain kali kau melayani tamu seperti ini, namamu akan ku blacklist dan kau tahu apa artinya itu!"
Selesai dengan kalimatnya ia segera pergi meninggalkan gadia itu tanpa mendengar jawabannya. Menurut Saira jawabannya tidaklah penting. Ia segera menaiki lift menuju lantai 35 tempat ayahnya berada.
Di sana ia langsung disambut oleh sekretaris dari Papanya. Sekretarisnya sangat sopan dalam bersikap dan berpakaian. Ia menyukai yang seperti ini.
"Silakan, Tuan sudah menunggu di dalam," ucapnya sambil membuka pintu ruangan.
"Terima kasih."
Saira segera masuk dan bertemu dengan ayahnya. Besok ia akan segera menggantikan posisi William di sana. Ia akan memimpin dalam waktu dekat.
--------
Di belahan bumi lainnya. Setelah kepergian Saira, keluarganya tidak pernah lagi tertawa. Bahkan kondisi kesehatan Andri menurun. Hal tersebut membuat hubungan Izora dan Aksa semakin menjauh. Sebelum Saira meninggal mereka memutuskan akan menikah. Namun, semua kini hanya tinggal rencana. Baik Izora mau pun Aksa todak ada satu pun yang mau melanjutkannya. Luka yang ditinggalkan Saira masih membekas di hati mereka semua.
"Pa, ini sudah satu bulan setelah kepergian Saura, Mama kangen sama Saira Pa."
"Ma, Papa juga sangat merindukan Saira," ucap Andri dan air mata selalu jatuh saat ia mengingat semuanya.
Satu hal yang selalu ia sesali dalam hidupnya. Ia bahkan berharap bisa mengulang waktu dan mengabulkan permintaan terakhirnya. Sairanya meminta dipeluk tapi dia mengabaikan. Memori menyakitkan yang tidak akan pernah hilang dari hidupnya.
"Mama, Saira akan sedih kalau melihat kalian seperti ini," ucap Izora sedih.
Kedua orang tuanya sangat terpuruk semenjak satu bulan yang lalu. Siapa yang mengira, sebuah keegoan membawa mereka pada kehilangan yang tidak bisa digantikan oleh apa pun di dunia ini. Bahkan Wisnu tidak pernah pulang ke rumahnya semenjak priatiwa itu. Kini hanya Izora yang mengambil andil semuanya.
Deringan ponsel membuyarkan lamunan Izora, ia mengambil ponselnya dan melihat nama pemanggil.
"Ada apa Sustri?"
"Apa! Bagaimana bisa?" tanya Izora kaget.
"Oke, aku akan segera ke sana. Kamu urus dulu sampai saya datang ya Sus."
Izora buru-buru pergi setelah berpamitan. Kabar ini tidak boleh sampai diketahui oleh orang tuanya. Kondisi mereka bisa drop jika mengetahui masalah yang sedang mereka hadapi.
------
kenapa jadi abu-abu 🤔
cuiiiiiihhh 🖕🖕
apa itu masuk ya Thor🤔
cuuiiiiiiihhhh 🖕🖕🖕🖕🖕