Dinda tidak sadar sudah meninggal sampai dia berubah menjadi wanita tua dengan empat anak dan dua menantu perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Meninggalkan perairan bermasalah, Arui menyelinap pergi.Dia sudah menyelidiki gang kecil kemaren dan sekarang dia ingin melihat rumah tangga kaya.
Arui dengan rendah hati berjalan kaki ke rumah besar yang dia ingat.Saat ini ada banyak rumah mewah yang di tinggal kan pemilik nya.
Beberapa di jaga dan beberapa tidak.
Yang mengenaskan, rumah rumah besar sudah di jarah dan di tempati oleh para pengungsi.
Jika ada hal yang baik di rumah itu, semua akan di ambil alih.Jadi Arui menatap rumah tangga besar yang di kunci tapi tidak di jaga.
Di depan kantor walikota,sa sebuah rumah besar.Rumah dengan tembok setinggi dua meter ini terlihat megah dari luar.Plakat bertuliskan , walikota mention belum di lepas.
Arui tidak sekolah tapi dia melek huruf.Mantan nyonya Ding sungguh mengajari anak-anak membaca dan menulis.
Jadi mudah untuk Arui tau jika ini adalah rumah walikota.
"Apa aku cukup beruntung menemukan gudang tersembunyi?"pikir Arui dalam hati.
"Semalam adalah keberuntungan ibu, sekarang aku harus mencoba nasibku sendiri "tambah nya lagi.
Adinda menitipkan kunci universal pada nya jadi dia bisa masuk dengan leluasa.Arui sangat berhati hati,dia menuju pintu belakang.
Pintu belakang juga terkunci rapat.
Dengan mata ketakutan, Arui melirik kiri dan kanan.Meski pun para pengungsi tega masuk tanpa permisi ke rumah yang di tinggal tapi mereka tidak berani dengan rumah walikota.
Karena itu, lingkungan rumah walikota cukup sepi pengungsi.
Arui memasukkan kunci universal sebentar, hanya satu kali klik, pintu segera longgar.
"Bisa!"seru Arui.
Tanpa menunggu, Arui segera masuk dan mengunci lagi dari dalam.Hanya setelah itu jantungnya yang deg deg degan jadi lega.
Segera Arui memindai arah.
Tujuan awal adalah gerobak.Jadi Arui langsung pergi ke ruang instal.Ruang istal mudah di temukan karena lokasi ada luar.
Di sana ada tiga gerobak dan dua gerbong lagi.Tapi tidak ada kuda sama sekali.
Tiga gerobak,satu di antara nya akan menjadi milik Arui.
"Coba lihat, apakah ada kebocoran?" pikir nya
Arui pikir, tidak ada orang yang tinggal tapi dia masih berhati hati.Dengan langkah pelan, Arui berkeliaran . Setengah jam dia berkeliaran tapi dia hanya menemukan gudang kosong sejauh ini.
Adapun ruang rahasia, Arui pasti tidak punya waktu.
"Paman dan yang lain mungkin sedang menunggu kunci"pikir nya.
Memikirkan itu, Arui kembali ke ruang istal dan menarik sebuah gerobak.Begitu dia keluar, pintu dikunci kembali.
Baru setelah itu dia menyusuri jalan lagi dengan gerobak kosong.Sesekali para pengungsi melihat nya dan beranggapan Arui salah satu dari para pengungsi yang melintas.
Dua pemuda kuat berdiri di pinggir jalan, akibatnya Arui dicegat.
"Berhenti!"
Arui ketakutan tapi dia mencoba tidak memperlihatkan nya.
"Saudara ku,ada apa?" tanyanya.
Pria ini sekilas kurang makan.Tubuhnya kurus dengan bau badan yang bisa membuat mu ingin muntah.Sangat mengerikan dengan mata yang melotot.
"Apa yang ada di gerobak mu?" tanyanya.
Arui menelan ludah tapi dia berkata,"Ini kosong, aku menemukan ini di sana.Adikku sekarat,ku pikir aku bisa meletakkan dia di gerobak.Kami kehabisan makanan , apakah tuan punya, berikan aku sedikit saja"
Arui membicarakan kemiskinan tanpa malu. Kata ibu, ketika semua orang lapar mereka bisa membunuh orang karena sepotong lobak.Jadi hati hatilah.
Meskipun hanya untuk sebuah rasa cemburu.
Orang liar ini tidak percaya begitu saja dengan aktingnya,dia berjalan beberapa langkah ke belakang .Baru setelah melihat Gerobak itu kosong,dia melepaskan nya dengan rasa mual.
"Dasar miskin, pergi lah.Untuk apa menarik orang mati, lebih baik menarik daging untuk sesuap dua suap.Sudah miskin, bodoh lagi"gumam nya dengan keras.
"Perjalanan semakin sulit, kenapa bersusah payah menarik orang sakit.Orang sakit juga punya mulut untuk di berikan makan." tambah nya lagi.Ada rasa ketidakpuasan di dalam setiap kata kata nya.Ada juga rasa prioritas yang kuat untuk penindasan.
Sambil berbicara ,jakun nya bergulir seperti menelan ludah .Jelas dia sedang membayangkan sesuatu yang enak ketika dia menjilati bibirnya yang kering.
Arui melihat gerakan ini tapi dia tidak mendengarkan nya selain daripada bergidik ngeri.
Dia dulu mungkin tidak faham tapi setelah di beri tau oleh Adinda,dia mengerti apa yang di maksudkannya.
Ibu benar, jadi pengungsi tidak ada yang baik.
Mereka kanibalisme.
Arui segera menarik gerobak nya lagi ke depan.Pria tadi tidak peduli dengan gerobak kosong.Tapi dia peduli dengan orang sakit di mulut Arui.
Tanpa Arui ketahui,dia di ikuti dari belakang.
Arui tidak tau sampai dia mendengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa.
"Tiango,mana anak ku"
Rupanya pria itu di panggil dengan Tiango.Di belakang nya ada seorang wanita yang menarik kerah nya dengan keras.
"Mana Putri ku, kembali kan dia!!"
Arui memandang ke belakang,baru setelah itu dia sadar sudah di ikuti sejauh ini.
Tiango memandang wanita itu dengan jijik,dia menampar wajah nya dengan berkata sinis."Putri mu sudah di dalam perut ku sekarang,apa katamu hah!!"
Wanita yang di tampar segera terkejut.
"Apa!apa yang kau katakan? Tiango,dia..dia keponakan mu ,kau..kau memakan nya??"
Tiango tertawa dengan menepuk perut nya."Dia lembut,aku merasa sayang sekali dengan tulang nya yang tidak bisa di gigit.Kau membesar putri mu dengan baik"
"Ahhh, tiango, kau iblis!!"
Wanita itu melawan dengan memukul Tiango dengan tongkat kayu.Dia tidak peduli dengan jarak kekuatan antara pria dan wanita.
Putri nya sudah meninggal dan itu juga karena ulah paman nya sendiri.
Sungguh tidak manusiawi sekali.
Segera pertarungan tidak seimbang menjadi pusat perhatian orang orang sekitar.
Hanya Arui yang segera menarik lagi gerobak nya tanpa melihat kejadian itu lebih lanjut.
Pergi lah selagi tidak ada yang memperhatikan.
"Ini mengerikan sekali"pikir nya
Dia senang tidak bergerak menjadi pengungsi.
Arui berjalan cepat menuju gudang kosong.Paman ketiga tau di mana letak gudang jadi mereka berjanji untuk menunggu di sana.
Ketika Arui tiba,paman ketiga sudah aa di sana.
"Paman ketiga, bawa masuk gerobak kalian ke dalam"kata Arui sambil berlari.Dia khawatir ada seseorang yang memperhatikan mereka.
Paman ketiga patuh ,dia meminta anak anaknya menarik tiga dua gerobak lagi ke dalam gudang.Lalu Arui mengunci pintu gudang dari dalam dengan kunci universal.
Segera semua orang terkunci rapat dari dalam.Hanya setelah itu Arui bisa tenang.Arui yang malang merosot ke lantai.
Buk.
"Arui ada apa?"
Along melihat saudara nya berkeringat.
Arui sesak dan berkata,"Tadi aku hampir saja di ikuti oleh orang jahat.Untung nya aku bisa kabur "
Arui menceritakan tentang petualangan nya tadi.Ini sangat mengerikan sekali ketika kau bertemu dengan orang jahat.
Paman ketiga juga khawatir setelah mendengar perkataan Arui.Dia tidak percaya sebelumnya, jika ada manusia yang tega memangsa sesama manusia.
Tapi sekarang dia tahu,hal itu memang terjadi.
"Arui, Paman pikir kita harus bergegas.Sekarang ada tiga gerobak,kau juga punya satu.Apakah gudang kau sebut kan bisa berhasil dengan empat gerobak?"
Arui tidak yakin , tapi dia segera membuka pintu gudang rahasia.Setelah Paman ketiga nya melihat isi gudang,dia terpana lagi.
"Astaga,ada banyak hal, empat gerobak tidak cukup"guman nya.
Sepupu Arui juga takjub.Dia tahu gudang rahasia ini penuh.Dulu dia hanya bisa melihat dari kejauhan tapi sekarang, semua ini akan menjadi milik keluarganya jika berhasil.
"Kain bagus Ayah,aku bisa menyimpan nya untuk mahar pernikahan"
Paman ketiga tertawa tapi tidak sampai ke matanya.
Kain ini memang bagus untuk mahar anak anak dan para keponakan saya yang belum menikah.Tapi bagaimana cara membawanya pulang.
"Andai saja kakak kedua ada,dia punya banyak ide"katanya.
Empat gerobak tidak cukup , mungkin mereka perlu bolak balik beberapa kali.Jika di tinggal lama, dikhawatirkan akan di temukan oleh para penyintas.
Jika di tarik tergesa gesa,di khawatir kan ada pengungsi yang mengikuti dan mengetahui rahasia gua.
Jadi bagaimana.
"Ayah, Kirim kan gerobak ke hutan bambu.Satu Tim mengirim kan gerobak ke gua, yang lain menarik barang lagi ke hutan bambu.Dengan begitu , kita bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat"
Segera mereka membicarakan kan tentang bagaimana menarik semua nya tanpa di curigai.
Dari Arui diketahui,ada resiko besar terkait dengan para pengungsi.Ini masalah besar.Sedapat mungkin rahasia tentang gua tidak terekspos.
Segera di putuskan, mereka hanya akan menarik makanan dulu.Jika ada kesempatan lain baru mereka akan mengambil yang lain.
Itu saja.
Adinda di gua tidak tahu apa yang terjadi dengan kelompok ini.Saat ini Adinda sedang membantu membangun gudang lain di sudut gua.
Gudang ini di bangun cukup besar, lebih besar dari kamar Adinda sendiri.Gudang yang ada tidak bisa menampung barang barang yang di ambil oleh Arui nanti.Jadi mereka harus menambah kan gudang baru yang lebih besar.Barang barang baik tidak bisa di biarkan di luar.
Di sini ada pastor Ding yang mengarahkan apa yang harus di lakukan.
Aan Aceng dan Acu adalah pria kecil , tapi mereka cukup bisa diandalkan.
Ada cukup banyak pintu dan jendela yang di eksekusi kemaren.Beberapa rak langsung di pasang di dinding gua.Lokasi yang ambil , memiliki lebih banyak lubang cahaya agar gudang tidak lembab.
"Nah letak kan di pinggir sana,ya itu"kata pastor Ding dengan mulut berasap.
Wajah nya yang tirus tersenyum lebar.
Jarang ada kegiatan di gua yang membutuh bantuan nya.
"Kakek gudang nya cukup besar, ini dua kali lebih besar dari gudang di rumah "kata Aceng yang merasa heran ,kok gudang harus di bangun sebesar ini.
Adinda tidak berkata apa-apa, tapi ibu mertua yang menyebutkan,"Akan ada makanan, kita malah harus lebih khawatir tidak cukup gudang"
Aan sudah di beri tahu,dia melompat dengan gembira untuk mengabari sepupu nya ."ibu dan kakak tertua membeli makanan kemaren,dia akan membeli lagi hari ini bersama paman dan sepupu"
Adinda cukup malu dengan sebutan membeli padahal ini gratis.Tapi dia tidak mau membuat hati anak anak menjadi kotor jadi sebut saja dengan membeli.
"Wah benar kah?apa kita masih punya uang?"
"Berapa banyak bahan makanan,kan tidak perlu gudang sebesar ini Hem?"
Aceng mengeluh tidak tau, mereka bertiga berbicara tentang gudang selagi berkerja.Mereka berkerja lagi dengan menata lebih banyak rak di dinding.
Setelah gudang siap,Adinda langsung menata bahan makanan dari gerobak yang di bawa pulang sebelum terang.
Tidak banyak memang tapi ini adalah bahan makanan terbaik yang pernah dia miliki oleh keluarga Ding di masa lalu.
Anak anak suka mencium aroma beras putih.Katanya aroma saja sudah membuat kenyang, lucu sekali.
"Ibu mertua,dalam beberapa hari ini, kita sudah makan sagu dan ubi jalar sebagai makanan pokok.Sekarang ada nasi, bagaimana jika kita makan nasi putih dengan bacon dan sup kelinci dengan jamur?" kata Adinda yang merasa pantas untuk memakan nasi sekarang.
Anak anak menatap nenek mereka dengan penuh harap.
Karena mereka makan dengan panci besar, jadi kekuatan gudang makanan ada di tangan ibu mertua.Jadi Adinda sendiri harus bertanya lebih dulu.
"Ok mari makan nasi,anak anak tidak pernah makan nasi putih"kata ibu mertua lagi.
"Hah benar kah?"
"Yey makan nasi, Nenek baik!"
Semua orang senang termasuk dengan Aqing dan Alian.Bahkan nyonya Zhang hampir menangis karena nya.
Akhirnya kami makan nasi kan.
Keluarga Ding tidak pernah makan nasi putih kecuali nasi hitam yang berjamur.Mereka pikir hidup akan menderita di gunung tapi siapa sangka ,di gunung inilah mereka bisa makan nasi putih yang lembut.
Ibu mertua menarik sekilo beras, jika dulu,dia akan enggan melakukan nya tapi sekarang,dia malah merasa satu kg saja tidak cukup.
Tambah satu kg lagi.
Dia juga memiliki seember jamur dan seekor kelinci yang di kering kan di langit langit gua.
Semuanya di serahkan pada nyonya Zhang untuk di masak.
Nyonya Zhang tahu ada beras yang di bawa oleh Kakak ipar pertama kemarin tapi dia masih terkejut mendengar ibu mertua meminta untuk nasi putih sebanyak ini.
Dalam pikiran nya ibu mertua sangat irit makanan.
"Bu benar kah nasi bukan bubur?"tanya nya.
Ibu mertua senang,"jangan bubur, nasi saja, anak-anak sudah bekerja keras lagi pula jarang ada beras di rumah kita "
Nyonya Zhang tidak ragu lagi.
Nasi adalah yang terbaik tapi jumlah nya tidak banyak.Ada baik nya berhemat karena kita tidak tau sampai kapan kita tinggal di gua.Tapi dia juga serakah dengan nasi.
Selagi nyonya Zhang memikirkan tentang nasi putih,di depan gua, dua gerobak pertama sudah datang.Ini di bawa oleh Along dan Ahong.
Karena berat, perjalanan agak lambat.Meskipun ada jejak letih, kedua nya masih bisa berteriak,"Kakek,bantu aku,ada beras di sini"
"Yo,beras jagung dan banyak lagi, Ayo bantu"
Kakek di mulut kedua nya adalah pastor Ding.Dia mendengar seruan dan berlari di ikuti oleh tiga cucu laki-laki kecil.
Ada juga Adinda dan nyonya Zhang yang tiba-tiba meninggal kan dapur dengan beras nya.
Dua gerobak masih di pinggir jurang, mereka tidak bisa masuk .Jalan satu satunya adalah menarik satu persatu beban secara manual.
Kecuali Ibu mertua, semuanya bergerak menarik barang dari jurang ke gua.
Agak merepotkan memang tapi tidak satupun yang mengeluh . Mereka malah tertawa dengan gigi rapih.
Along berkata,"Paman ketiga dan yang lain menurunkan barang di hutan bambu.Kami yang akan menarik nya dari hutan bambu ke sini.Kakek barang nya masih banyak tapi Paman berkata,kami harus mengutamakan bahan makanan baru yang lain"
Kakek setuju apalagi Adinda.
Perjalanan semacam ini rentan dengan perampokan oleh pengungsi.Ada juga hewan buas di tengah.
Ide nya adalah menyelesaikan makanan dulu.Baru setelah itu , bahan lain seperti sabun ,kain dan sejenisnya.
Bahan ini tidak begitu di lirik pengungsi, jadi akan aman.
Sementara Along dan Ahong istirahat, semua barang di tangani oleh wanita dan anak anak.
Setelah itu Along dan Ahong pergi lagi dengan menarik gerobak yang kosong.Nanti mereka akan meninggalkan gerobak kosong di hutan bambu sementara yang ada isinya di tarik lagi ke gua.
Sementara itu ada Arui dan Paman ketiga yang terus menerus menempa bahaya untuk menarik makanan dari gudang ke hutan bambu.
Mereka lah yang paling rentan resiko.Tapi anak anak miskin sudah mandiri sejak awal.Meski ada sedikit hambatan di tengah, mereka berhasil mengambil semua bahan makanan ke hutan bambu dengan cara bolak balik.
Yang tertinggal di gudang rahasia hanya lah kain dan semacam nya.Tapi Arui tidak berniat untuk meninggalkan bahan bahan ini di sana.
Dia akan mengambil nya .
Pekerjaan semacam ini mendebarkan sekaligus membahagiakan.Sampai tengah malam, Arui menggantikan tugas dan berinisiatif melakukan nya lagi besok.
terus lanjut update nya thorr
terus lanjut update nya thorr