NovelToon NovelToon
Bukan Penentu Takdirmu

Bukan Penentu Takdirmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:527
Nilai: 5
Nama Author: Efelin

Kayla selalu gagal dalam membina hubungan dengan pria. Ia selalu saja di tinggal menikah.

Sebenarnya Kayla menerima takdir jika ia di tinggalkan kekasihnya menikah dengan orang lain, tapi ia tidak terima jika di tuduhkan menjadi penghalang mantan kekasihnya memiliki keturunan dengan istrinya.

Mampukah Kayla melawan tudingan itu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Alex menarik nafasnya, ia nampaknya harus sabar menghadapi Kayla kali ini.

" Aku hanya ingin berteman denganmu, bukankah dulu kita memang temanan. " jawab Alex.

Kayla hanya diam saja. Ia bingung mau menjawab apa. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Kayla berkata,

" Baiklah, kamu boleh berteman denganku tapi jangan hubungi aku setiap hari, itu membuatku kurang nyaman. "

" Ok, ku terima syarat darimu. Terima kasih karna mau berteman denganku. " ucap Alex.

Hari terus berjalan. Alex menepati janjinya untuk tidak setiap hari menghubungi Kayla, baik melalui pesan atau telpon.

Kayla mau menerima Alex sebagai teman karna ia pikir cukup hanya berteman. Jika nanti Alex menginginkan lebih, ia akan mundur.

Kini sudah 3 bulan pertemanan mereka. Selama ini mereka hanya berkomunikasi lewat ponsel. Akhirnya Alex memberanikan diri mengajak Kayla untuk makan malam.

Awalnya Kayla menolak ajakan Alex tapi akhirnya ia luluh juga karna Alex mengatakan hanya makan malam dan itu pun cukup di kafe dekat kantor Kayla.

Malam minggu tiba, Alex bertemu dengan Kayla di kafe yang di janjikan.

" Terima kasih ya sudah mau ku ajak makan malam. " ucap Alex membuka percakapan.

" Sama-sama. " hanya itu jawaban Kayla.

Mereka makan malam bersama dalam suasana saling diam, hanya musik dalam kafe yang terdengar.

Setelah makan malam selesai, tak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka.

" Terima kasih atas makan malamnya. Kalau begitu aku permisi dulu. " akhirnya Kayla bersuara, pamit pada Alex.

Alex sebenarnya masih ingin berlama-lama dengan Kayla bahkan mereka belum ada bercerita apapun. Tapi ia harus melakukan pendekatan secara perlahan agar Kayla semakin sungkan jika menolak permintaannya.

" Baiklah, hati-hati di jalan. " jawab Alex dan membiarkan Kayla berlalu.

Bukannya Alex tidak mau mengantar Kayla tapi permintaan Kayla agar Alex tidak mengantar jemputnya. Kayla tidak mau Alex mengetahui di mana ia tinggal.

Kini aja saja alasan Alex agar ia dapat bertemu dengan Kayla. Hampir setiap Sabtu malam mereka bertemu. Segala perhatian dan tindakan Alex perlahan mulai menggoyahkan pertahanannya yang berniat menolak Alex.

Malam itu mereka berada di taman kota. Sudah 2 bulan ini Alex semakin gencar mendekati Kayla.

" La, apakah boleh aku meminta sesuatu darimu? " tanya Alex.

" Aku tidak punya apa-apa Lex, apa yang kau pinta dariku? " tanya Kayla kembali.

" Aku ingin meneruskan hubungan kita yang terputus saat kita SMA dulu. Maaf jika dulu aku pergi tanpa kata dan sekarang aku merasa bahwa kita berjodoh karna setelah sekian lama berpisah, kini kita di pertemukan kembali. " ungkap Alex.

Kayla terkejut. Apa yang ia takuti ternyata terjadi. Ia jadi bingung.

Di satu sisi, ia sudah merasa nyaman akan kebersamaannya bersama Alex akhir-akhir ini. Tapi di sisi lain, ia harus mematuhi pesan orang tua yang disampaikan dulu.

Melihat kebingungan Kayla, Alex menghela nafas. Ia tahu ini akan sulit.

" Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, kapan saja jika sudah siap. Aku hanya mengutarakan apa yang ku rasa di hatiku. Aku akan menunggu jawabanmu " ucap Alex.

" Beri aku waktu. " akhirnya Kayla membuka suaranya.

Kini Kayla merasa canggung setelah mengetahui perasaan Alex padanya.

Hari semakin malam, Kayla pamit pada Alex dan ia tetap tidak mengizinkan Alex mengantarnya.

Sesampainya di kost, Kayla menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Ia bingung menjawab permintaan Alex.

Kayla sibuk dalam lamunannya sambil menatap langit-langit kamarnya sehingga tidak menyadari Vita yang berkali-kali memanggilnya.

" Eh, kamu kapan munculnya, Vit? " tanya Kayla setelah sadar dari lamunannya.

" Sebulan yang lalu, sampai keriting nungguin kamu melamun. " jawab Vita sambil memegang rambutnya yang memang keriting.

Kayla bangkit dari tidurnya dan duduk di sebelah Vita di pinggir tempat tidur.

" Kamu lagi mikirin apa sih, La? Serius banget sampe mukamu kusut kayak setrikaan lecek. " tanya Vita.

Kayla diam, ia bingung apa harus cerita atau tidak pada Vita.

" Baiklah kalau tidak mau cerita. Tapi dari dahimu yang ku baca, terlihat kamu sedang memikirkan Alex. " tebak Vita.

" Sok tahu kamu, kayak peramal saja. " ucap Kayla.

" Lho, aku kan cuma menebak, benar atau salah, kunci jawabannya ada di kamu. "

Kayla ragu tapi ia butuh tempat bertukar pendapat.

" Alex menembakku tadi, Vit. " ucap Kayla.

Vita tidak terlalu kaget mendengarnya karna ia tahu bahwa hampir tiap malam minggu, Kayla pergi bertemu dengan Alex.

" Tapi kamu kok masih baik-baik saja, tidak ada bekas peluru tembakan di tubuhmu. " ucap Vita sambil memeriksa Kayla. Ia ingin merilekskan suasana.

" Kamu ngawur, kalo aku di tembak pakai peluru, aku tidak di sini tapi di rumah sakit. " ujar Kayla.

" He..he..he..becanda, La, kok jadi sewot gitu. "

" Aku lagi bingung, Vit. "

" Kelihatannya Alex masih suka sama kamu dan sepertinya kamu juga sama, terus kenapa jadi bingung. "

" Aku di lema. "

Akhirnya Kayla menceritakan kembali persoalan dalam keluarga Alex, tentang papa dan abangnya.

" Oh iya, kamu sudah pernah cerita. " ucap Vita.

" Maka dari itu, Vit. Aku bingung. Kedekatan kita belakangan ini sebenarnya membuatku nyaman, aku ada yang perhatiin tapi .... " ucapan Kayla terpotong.

" Sekarang coba kamu tanya hatimu, apa kamu benar cinta sama Alex. Jika benar, coba ceritakan alasan keraguanmu dan kalian akan menemukan jalan keluarnya. " saran Vita sambil menepuk bahu Kayla.

" Terima kasih ya Vit atas masukannya. "

Kini Kayla coba mendalami kepribadian Alex. Apa Alex akan seperti papa dan abangnya.

Sudah 2 minggu Alex tidak menghubungi Kayla. Ia ingin memberi kesempatan pada Kayla untuk memikirkan jawabannya.

Akhirnya Kayla memutuskan akan menerima permintaan Alex. Mungkin saja Alex tidak seperti papa dan abangnya.

Saat ini, Alex dan Kayla berada di kafe dekat kantor Kayla. Kemarin Alex menghubungi Kayla untuk bertemu.

Setelah mereka selesai menyantap hidangan yang di pesan, Alex membuka suara.

" Apa kabarmu selama ini? "

" Aku baik-baik saja. "

Hening sesaat. Kemudian Alex bertanya,

" Maaf, apa aku boleh menanyakan jawaban atas pertanyaanku tempo hari? "

" Sebelum aku jawab, ada yang ingin aku tanyakan masalah pribadi padamu. Maaf jika menyinggung perasaanmu. "

" Ok, apa yang ingin kamu tanyakan? "

" Jika nanti kita bersama, bisakah kamu berjanji untuk setia, tidak seperti papa dan abangmu? "

Alex kaget mendengar pertanyaan Kayla. Masalah papanya itu sudah cukup lama, ketika ia masih kuliah. Masalah abangnya juga tidak banyak yang tahu karna sejak kejadian itu, abangnya sudah tidak tinggal di kota Belitang lagi. Dari mana Kayla mengetahui masalah keluarganya.

" Aku tidak berjanji tapi aku akan berusaha untuk tidak seperti mereka karna aku merasakan bagaimana sakitnya mama setelah ditinggalkan oleh papa dan abangku yang dijauhi oleh keluarga besar. " jawab Alex.

Setelah mendengar jawaban Alex, Kayla pun berkata,

" Jika kamu berjanji tidak akan seperti mereka, aku bersedia menerima permintaanmu. "

Alex sangat senang mendengar perkataan Kayla. Ia merasa usahanya berhasil merebut hati Kayla.

1
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat🙏
LISA
Kesannya Kayla sombong bgt sih g mau nerima tlpn dr Alex
LISA
Aq mampir Kak
santhylidia: terima kasih selalu support atas karyaku.
sukses selalu untukmu /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!