Adam Xavier, memiliki seorang anak bernama Malvin Xavier. Anak ini baru berusia empat tahun, namun pemikiran nya melebihi orang dewasa.
Malvin Xavier selalu memerintahkan ayah nya untuk mencarikan seorang ibu untuk nya. Namun, Adam selalu menolak permintaan Malvin, dengan alasan, dia masih bisa membesarkan Malvin tanpa kehadiran seorang ibu di hidup mereka.
Pertemuan tak sengaja Malvin, dengan seorang wanita cadar, membuat Malvin memiliki keinginan untuk dekat dengan wanita itu, Malvin berharap jika wanita cadar itu bisa menjadi ibu pengganti untuk nya.
Siapa kah, wanita cadar yang membuat Malvin terus mendesak sang ayah untuk menikahi wanita cadar itu?
Yuk simak di, Wanita Cadar Destiny with Mas Duda !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NAJWA
Najwa membuat janji dengan Dilla, sekitar jam empat sore, untuk bertemu di sebuah kafe, yang pasti bukan kafe shop milik Romi, karena Najwa tidak ingin sang Kakak mengetahui kalau dia akan mencari pekerjaan lain, dan kali ini berbeda dengan profesi Najwa yang pada hakikat hanya seorang guru.
Baru saja keluar dari rumah, ponsel Najwa berdering, dan itu dari nomer tidak di kenal nya.
"Assalamualaikum" ucap Najwa begitu lembut, tentu saja orang di seberang saja tersenyum, dan lupa akan menjawab salam.
"Assalamualaikum" ulang Najwa, baru lah salam Najwa di jawab oleh orang tersebut.
[Waalaikumsalam, maaf jika saya menganggu nak Najwa]
"Loh, ibu tahu nama saya ?" Najwa kaget, wanita yang menelpon nya mengetahui nama nya, dan tentu saja Najwa penasaran, dari mana wanita itu mendapatkan nomer ponsel Najwa.
[Tentu, saja tahu. Maaf saya Melda Oma dari Malvin. Anak kecil yang kemarin malam anda temui di rumah sakit] Melda melirik sang cucu yang saat ini ada di samping nya.
"Oh, iya saya ingat. Ada apa ya Bu, apakah ada sesuatu?"
[ Malvin ingin bertemu dengan Nak Najwa, bisa kah anda datang ke rumah sakit, Anda enggak usah khawatir, biaya transportasi saya yang bayar] pungkas Melda, Najwa malah tersenyum mendengar ucapan Melda, enggak jauh beda dari Malvin.
"Hari ini saya sibuk, karena saya ingin bertemu seorang teman" ujar Najwa, panggil itu di speaker oleh Melda tentu saja Malvin dapat mendengar nya.
[Teman cowok atau cewek Mommy?] tanya Malvin tiba - tiba, membuat Melda terkejut, apalagi Najwa.
"Teman cewek, saya tidak memiliki teman cowok, He..He..He.." Najwa malah tertawa geli, berbeda dengan Malvin yang senyum -senyum di seberang sana.
[ Mommy, Malvin ingin bertemu dengan mu, kalau Mommy tidak mau datang, Malvin akan lompat dari lantai dua rumah sakit !]
[Eh, mana bisa begitu, Mommy Najwa sibuk, jangan memaksa orang ya Malvin, enggak baik, ayo turun !] terdengar suara Melda, yang sedang berbicara dengan Malvin, panggilan belum di putuskan oleh mereka berdua, sehingga terdengar jelas suara Malvin yang tidak mau mendengar ucapan Melda.
[Aku mau Mommy, tadi Oma sudah janji bukan? kalian sudah dewasa jangan membohongi anak kecil terus menerus, kalian enggak tahu, Tuhan akan marah!] teriak Malvin, Melda malah semakin panik, takut Malvin pingsan lagi seperti sebelum nya.
Akhirnya Melda membujuk Najwa, agar mau datang ke rumah sakit.
[Maaf, Nak Najwa. Apa boleh saya meminta Nak Najwa untuk datang kesini, saya janji tidak akan menyusahkan anda, saya mohon, tolongin saya kali ini saja]
"Baiklah Bu, saya akan datang ke sana!"
Tanpa mengucap salam, Melda sudah memutuskan panggilan itu. Najwa pun menghubungi teman nya, membatalkan janji dengan Dilla, karena menurut Najwa, Malvin lebih penting saat ini, apalagi saat ini Malvin sedang berada di rumah sakit, Najwa takut, sesuatu terjadi dengan Malvin.
Melda membujuk cucu nya yang bertingkah semakin di luar batas, kali ini Malvin, benar - benar mengancam Melda, sehingga membuat Melda tidak bisa berbuat apa - apa.
"Malvin sayang, Oma mohon, ayo turun yukk!"
Malvin, sengaja manjat tembok balkon rumah sakit, untuk mengancam Melda, karena Malvin tahu, Melda sangat menyayangi cucu nya itu.
"Tidak mau, Oma selalu membohongi ku!" teriak Malvin, Melda pun mendekat, berusaha membujuk Malvin.
"Tidak sayang, Oma tidak membohongi mu, Mommy Najwa akan datang kesini"
"Tidak mau, Oma jangan mendekat!" tegas Malvin.
Hampir tiga puluh menit, saling bujuk membujuk, namun tidak berhasil, akhirnya tiba Najwa di rumah sakit, langsung menuju ke ruangan Malvin.
Ceklek !
Pintu ruangan terbuka, Melda menoleh, dah melihat Najwa yang sudah tiba.
"Nak Najwa tolong saya, Malvin tidak mau turun" Melda takut dan begitu panik.
"Ibu tenang dulu ya, biar Najwa yang bicara sama Malvin"
Melda mengangguk, Najwa meletakkan tas di atas ranjang pasien, lalu berjalan ke arah balkon.
"Malvin, sayang, ayo turun yuk, itu berbahaya, ayo sini sama Ibu yuk!" bujuk Najwa,Malvin langsung mengulurkan tangan nya ke arah Najwa, namun kaki nya terpeleset membuat Malvin hampir terjatuh, untuk saja Najwa cepat memegang tangan Malvin, dan menurunkan nya dari tembok tersebut.
"Mommy..."
"Malvin mau Mommy.."
Malvin memeluk Najwa dengan erat, dia tidak ingin melepas pelukan nya, terlihat Najwa yang terjatuh ke lantai dan tidak bisa bangun, karena Malvin tidak mau bergerak dari dalam pelukan Najwa.
Melda membantu Najwa untuk berdiri.
"Malvin turun dulu ya, Mommy Najwa pinggang nya pasti sakit" bujuk Melda.
"Enggak mau, kita enggak kawan lagi, Oma sudah bohongin Malvin!"
Najwa hanya tersenyum melihat tingkah Malvin, yang tidak mau melepaskan dirinya. Sebelum Najwa datang, Melda sudah menghubungi Adam, karena takut anak nya kenapa- napa, Adam langsung meluncur ke rumah sakit.
Ceklek!
"Ma...Mama!" teriak Adam, mencari Melda di dalam ruangan Malvin.
"Kenapa berteriak?" tanya Melda, yang menghampiri Adam.
"Dimana anak ku, apa dia baik - baik saja?"
"Ada disana!"
Melda menunjuk ke arah balkon, dimana Malvin masih dalam gendongan Najwa, dan tidak mau lepas walau hanya satu detik.
"Kamu lihat, Malvin sangat dekat dengan wanita itu, dan kamu malah meminta dia di berhentikan dari sekolah Malvin, kamu jahat Adam!" tukas Melda. Adam langsung berjalan ke arah Najwa dan Malvin.
"Malvin!" panggil Adam, Najwa menoleh ke arah Adam, yang baru saja tiba.
"Sini...!" Adam merebut Malvin dari gendongan Najwa, meskipun Malvin menolak, Adam terus memaksa nya.
"Malvin enggak mau Daddy, Malvin enggak mau!" teriak Malvin, memberontak saat Adam menarik tubuh Malvin, dari gendongan Najwa.
"Mommy, Malvin enggak mau!" Malvin mencoba menarik tangan Najwa, namun Adam berulang kali mencoba melepaskan genggaman tangan mereka, dan akhirnya terlepas juga.
Adam meletakkan Malvin di atas ranjang, dan memarahi anak nya itu.
"Malvin, kamu tahu, apa yang kamu lakukan itu sangat berbahaya, apa kamu tidak bisa berpikir, tindakan mu itu bisa membahayakan orang lain juga?" teriak Adam memarahi Malvin, dan Melda langsung mencoba membela cucu nya.
"Adam..."
"Cukup ma!" perkataan Melda di potong oleh Adam, dan membuat Melda terdiam.
"Kali ini, biar Adam yang mengajari nya, mungkin Malvin sudah lupa sikap sopan santun, dan juga sikap yang pernah Adam ajari.
"Apa yang pernah Daddy ajari sama kamu ?"
"Dad- Daddy bilang, jangan berbicara dengan orang asing, tidak boleh hidup bergantungan dengan orang lain, tidak boleh menyusahkan Daddy dan Oma. Harus patuh sama peraturan Daddy, tidak boleh membantah!" ucap Malvin, sembari menunduk, dan Najwa yang melihat itu pun merasa kasian.