NovelToon NovelToon
Kalian Adalah Suamiku

Kalian Adalah Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romantis / Office Romance / Cinta Seiring Waktu / TimeTravel / Berondong
Popularitas:768
Nilai: 5
Nama Author: Arc Maulana

Cinta sejati seharusnya hanya terjadi sekali dalam hidup. Tapi bagi Alia, cinta itu datang berkali-kali, di dunia yang berbeda, dengan waktu dan takdir yang terus berganti.

Sejak kematian suaminya, Arya, hidup Alia telah kehilangan warna. Hingga suatu malam, alam semesta seolah mendengar jerit hatinya, Alia pun bertransmigrasi ke dunia paralel di mana Arya masih hidup.

Yang ajaib, Alia tidak hanya bertransmigrasi ke satu dunia paralel, melainkan dia terus berpindah-pindah ke berbagai dunia yang berbeda.

Di satu dunia paralel, Alia adalah sekretaris dan Arya adalah seorang CEO. Di dunia lainnya, dia remaja SMA sementara Arya adalah kakak kelas yang populer. Bahkan, ada dunia di mana ia menjadi seorang tante-tante sedangkan Arya masih seorang berondong muda. Dan masih banyak lagi situasi paralel yang lainnya.

Ini adalah perjalanan seorang wanita yang tak pernah bosan membuat pria yang sama jatuh cinta.

Jadi mari kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arc Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pagi Yang Menegangkan

Setelah pulang dari restoran, sesudah kembali dari restoran membeli beberapa keperluan, juga seusai mereka berdua mandi. Alia dan Arya kini berduaan lagi di atas ranjang.

Seperti kemarin pula, Arya tidur sambil dipeluk oleh Arya. Bahkan, ciuman di pipi juga sekali lagi Arya terima. Tapi layaknya malam yang lalu, mereka tak sampai melakukan hal yang lebih dari itu. Alhasil, Arya masihlah menyandang status perjaka.

...****************...

Keesokan paginya.

"Hmm, Kamu kelihatan cakep banget saat pakai apron seperti ini." Alia mengangguk-angguk puas.

"...." Arya yang sedang masak sarapan di dapur tangannya terhenti sejenak.

Di kesempatan kali ini Arya menawarkan diri untuk membuat sarapan sendiri tanpa bantuan. Alia jadi tak ada kegiatan lain selain memperhatikan sosok tampan Arya di dapur.

"Aku jadi membayangkan, kalau kamu cuma pakai apron doang, tanpa sehelai pun pakaian lainnya, pasti bakal tambah cakep deh," tambah Alia seraya mengingat kehidupan masa lalunya di dunia pertama.

Sebab saat itu, saat Arya masih hidup, dia memang sempat beberapa kali mengikuti kemauan Alia dengan hanya mengenakan apron.

"... Yang pantes melalukan itu adalah wanita. Pria kayak aku mana cocok," balas Arya. Kini giliran dia yang membayangkan akan jadi seperti apa jika Alia lah yang cuma memakai apron. Pasti akan sangat bombastis mengingat betapa luar biasanya lekukan tubuh Alia.

Anehnya, Alia malah tak mengatakan apa-apa. Dia justru pergi ke kamarnya meninggalkan Arya yang kebingungan.

Apa aku salah ngomong?

Arya kira Alia marah akan sesuatu.

Pertanyaan Arya pun terjawab beberapa menit kemudian, di mana Alia keluar dari kamar dan satu buah apron menempel di tubuhnya.

"!?"

Arya sampai menjatuhkan spatula. Tapi benda yang jatuh itu tak di pedulikan karena ada hal yang lebih luar biasa sampai matanya tak bisa berpaling.

Alia yang muncul dari kamar, kini hanya berbalut apron putih yang polos. Celana dan baju yang sebelumnya dia kenakan tak lagi terlihat, sehingga banyak area kulitnya yang jadi kelihatan.

"A-A-A-Apa yang T-T-T-Tante lakukan!?"

Apa yang Arya lihat adalah sebuah pemandangan yang tak pernah dia lihat sebelumnya. Pemandangan yang hanya bisa para pria di luar sana impikan itu, kini ada di hadapannya. Bagaimana mungkin Arya tidak terkejut!?

"Aku cuma memenuhi apa yang kamu mau." Alia berjalan pelan. Namun karena hanya ditutupi apron, kaki putihnya itu jadi kelihatan lebih jelas saat melangkah.

"A-Apa yang saya mau?" Arya tak mengerti maksud Alia. Dan saat Alia mendekat, mata Arya tetap tak bisa lepas dari sosok tersebut.

"Bukannya tadi kamu bilang mau ngelihat wanita cuma pakai apron doang? Ini aku udah lakukan permintaan kamu!"

"Eh!? Bukan itu maksud saya!"

"... Hm? Memangnya kamu gak suka ngeliat aku seperti ini?"

Jarak antara Alia dan Arya kini hanya sekitar dua meter saja. Tubuh indah Alia makin jelas terlihat sampai menyilaukan mental.

Arya pun tak bisa menjawab pertanyaan Alia. Sebab bilang kalau dirinya tak suka adalah sebuah kebohongan yang siapa pun tidak akan percaya.

"Gimana kalau aku bantu kamu masak?" tawar Alia. Dia sedikit menundukkan tubuh membuat Arya jadi bisa melihat keindahan yang sehari-harinya Alia tutupi.

"G-G-Gak usah! Saya bisa sendiri kok! Mending Tante balik aja ke kamar dan ganti baju!"

Kalau harus berdekatan dengan Alia di kondisi seperti ini, Arya mana bisa konsentrasi?

Dan untungnya Alia tak terus memaksa. Dia tersenyum lalu mengikuti apa yang Arya minta, yaitu kembali ke kamarnya.

Tapi perlu diingatkan kalau secara harfiah Alia benar-benar hanya mengenakan apron. Sehingga saat ia berbalik, bagian tubuh belakang tubuhnya jadi bahan tontonan bagi Arya.

"!?"

Mata Arya terbelalak. Mata dia tak bisa lepas dari keindahan yang tersaji. Kompor yang menyala dia hiraukan karena pandangannya terpaku ke satu arah.

Alia pun seakan sengaja berjalan pelan. Arya jadi punya waktu yang lebih banyak untuk menikmati pemandangan itu.

Lalu sesaat Alia hendak masuk kamar, dia malah menoleh ke belakang. Mata mereka pun bertemu kemudian seakan berkomunikasi.

Kalau kamu mau, ayo ikut aku ke kamar!

Ajakan menggoda itu bisa Arya pahami dari tatapan Alia padanya. Untuk kesekian kalinya Arya harus menelan ludah. Arya paham bahwa jika dia mengindahkan ajakan itu, kemungkinan besar keperjakaan dia kali ini akan benar-benar hilang.

Akan tetapi, karena masih ada banyak hal yang dia takutkan, dia pun tak berani maju. Sambil terus bertarung dengan mental dan nafsu di dalam diri, Arya kembali melanjutkan memasak.

"...."

Alia yang melihat itu sedikit kecewa. Tapi dia tak ingin juga terlalu memaksa. Toh Alia percaya pada akhirnya Arya tetap akan jatuh ke pelukannya.

...****************...

Setelah melewati waktu sarapan yang lumayan agak canggung, Alia mengantar Arya ke kampus layaknya hari yang lalu. L

Di dunia ini Arya sebenarnya bisa mengendarai mobil, tapi Alia ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama Arya, makanya dia tak berniat meminjamkan mobilnya.

Setibanya di kampus, Alia kembali mengantar kepergian Arya dengan melandaskan ciuman di pipi.

Yang tak biasa, Arya tak bereaksi berlebih setelahnya. Mungkin, setelah melihat bagian tubuh belakang Alia yang putih mulus itu, kekuatan mental Arya jadi lebih kuat dari sebelumnya.

"Nanti pulangnya aku jemput lagi ya!" Alia dadah ke Arya.

Setelah mobil Alia melaju pergi, Arya sekali lagi didatangi dua temannya seperti kemarin.

"Dapat ciuman di pipi setiap pagi. Hidup kau sudah sempurna sekali sekarang."

"Terus aku juga baru sadar, pacarmu itu pastinya adalah wanita kaya. Hidup kau tidak akan susah lagi mulai sekarang."

Menghadapi kecemburuan dua temannya, Arya cuma bisa tersenyum pahit. Dia bisa memahami kenapa dua doang ini bereaksi demikian.

Jika situasinya dibalik, di mana salah satu temannya lah yang jadi pacar Alia, Arya pun bisa dilahap rasa iri yang membludak.

"Oh ya. Apa pacarmu itu punya teman wanita yang lain? Kalau iya, bisa tolong kenalkan pada kami?"

"Ya! Itu ide yang bagus. Bantu kami juga mendapatkan pacar yang selevel dengan pacarmu itu!"

"...."

Alia memang punya banyak teman yang cantik, tapi kebanyakan dari mereka adalah tante-tante girang. Dua temannya ini perlu jadi gigolo dulu jika ingin bertemu wanita-wanita itu.

Tentu, Arya tak berniat mengajak mereka masuk ke lembah hitam tersebut. Makanya dia hanya bisa memberi jawaban yang tak jelas.

"Dari pada mikirin hal seperti itu, mending kalian pikiran bagaimana caranya menghadapi kuis di kelas pertama kita nanti." Arya berjalan memasuki area kampus, diikuti dua temannya yang tak mau menyerah. Kedua teman Arya ini baru berhenti saat ada sosok wanita yang menghalangi jalan mereka.

""Lena?""

Dua orang itu kaget melihat wanita ini.

Lena, si wanita yang menyukai Arya dari lama, kelihatan sekali moodnya sedang sangat jelek.

"Arya, bisa kita bicara sebentar?" Lena menyilangkan kedua tangan. Dia malah seperti preman sekolah yang mau malak orang culun.

"Bicara apa? Aku harus segera masuk kelas."

Lena ini selalu membuat Arya pusing. Arya sih tersanjung saat ada wanita yang menyukai dia seperti ini. Cuma untuk suatu alasan yang tidak dimengerti, Arya tak pernah bisa menumbuhkan cintanya pada Lena. Arya jadi berharap agar Alia segera melupakannya.

".. Soal wanita yang dari kemarin mengantar kamu," kata Lena. Dia masih tak mau membiarkan Arya lewat.

"Ada apa yang dengan dia?" tanya Arya. Dia tak punya pilihan selain meladeni Lena.

"Apa benar wanita itu adalah pacarmu!?"

"Iya. Kemarin kan aku sudah bilang begitu."

Lena memicingkan mata. "... Aku gak percaya. Wanita itu mungkin cuma pacar sewaan atau semacamnya. Kamu sengaja melakukan ini biar aku menyerah!"

"...."

Imajinasi Lena sangat liar. Arya sampai tak tahu cara meresponnya.

".. Kalau dia memang pacar kamu, bawa dia ke acara ulang tahun aku besok lusa. Aku ingin memastikan sendiri secara langsung apakah kalian memang berpacaran atau tidak."

Lena tak memberi kesempatan Arya menjawab. Dia sudah keburu pergi meninggalkan Arya yang keheranan.

"Haaaaaah ..." Arya menghela nafas panjang.

Di belakang dia, dua temannya itu saling bisik-bisik.

"Diperebutkan dua wanita cantik malah membuat dia kecapean. Arya beneran gak tahu caranya bersyukur."

"Bener. Kalau bukan teman lama, Arya sudah akan aku pukuli."

"...."

Arya jelas mendengar ucapan-ucapan di belakang dia. Arya pun menatap langit biru di atas kepalanya.

Siapa sangka hidupku bakal jadi sedrama ini?

1
zhouzhou_zz
Gak sabar nunggu lanjutannya!
✨Wyn한✨
Tidak hanya cerita, tetapi juga pengalaman hidup. 🤗
Abadon007
Gue ga bisa berhenti baca!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!