NovelToon NovelToon
Dua Penjaga Hati

Dua Penjaga Hati

Status: tamat
Genre:Cinta Terlarang / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:428
Nilai: 5
Nama Author: Moonlightaura09

Kalian semua adalah keluarga yang paling berarti dalam hidupku. Bersama kalian, aku merasa lengkap, aman dan dicintai. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan tapi satu hal yang pasti, aku akan selalu menyayangi kalian. Kalian adalah rumahku dan aku akan selalu kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonlightaura09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Yang Salah

Aroma cat dan tiner menusuk hidung di studio yang berantakan namun artistik milik Gerson. Di tengah kanvas - kanvas yang bersandar dan palet warna yang mengering, Gerson berdiri berhadapan dengan Luna. Wajahnya tegang matanya memancarkan campuran antara tekad dan penyesalan. Luna dengan rambut hitamnya yang tergerai dan mata yang biasanya berbinar, kini tampak sendu dan terluka.

Gerson : ( suaranya berat ) Luna, aku harus mengatakan ini. Kita tidak bisa melanjutkan ini.

Luna : ( menatapnya tak percaya ) Apa maksudmu, Gerson? Setelah semua yang kita lalui?

Gerson : ( menghela napas ) Justru karena semua yang telah kita lalui. Aku tidak bisa mengkhianati Abang Alanz. Dan Rachel… aku mencintainya, Luna. Aku tidak bisa menyakitinya.

Luna : ( balas bertanya, suaranya bergetar ) Tapi bagaimana denganku, Gerson? Apa kau pikir aku tidak punya perasaan? Kau tahu aku mencintaimu. Aku rela melakukan apa saja untukmu.

Gerson : ( menggelengkan kepalanya ) Itulah masalahnya, Luna. Cinta ini… cinta ini salah. Ini akan menyakiti semua orang. Abang Alanz tahu tentang kita. Dia tahu aku dekat denganmu. Karena itulah dia pergi dari rumah, Luna. Dia memilih untuk tinggal sendiri di apartemennya.

Luna : ( air mata mulai menggenang di pelupuk mata ) Jadi, kau menyalahkanku? Kau menyalahkan cintaku padamu?

Gerson : Aku tidak menyalahkanmu, Luna. Aku hanya… aku hanya ingin kau mengerti. Aku sedang berada dalam dilema yang besar. Aku tidak bisa memilih antara kau, Abang Alanz dan Rachel. Aku harus mengakhiri ini demi kebaikan semua orang.

Luna : ( terisak ) Kau tidak bisa begitu saja memutuskan perasaanku, Gerson. Aku tidak bisa berhenti mencintaimu.

Gerson : ( mendekat, meraih tangan Luna ) Aku tahu ini sulit, Luna. Percayalah ini juga sulit bagiku. Tapi kumohon, jangan mencintaiku. Jangan mencintai seseorang yang akan menyakitimu dan orang - orang di sekitarmu. Carilah seseorang yang bisa memberimu kebahagiaan tanpa harus mengorbankan orang lain.

Luna : ( menarik tangannya ) Kau pikir semudah itu? Kau pikir aku bisa begitu saja melupakanmu?

Gerson : ( memalingkan wajahnya, tak sanggup menatap mata Luna yang penuh luka ) Aku tidak tahu, Luna. Aku hanya berharap… aku hanya berharap kau bisa mengerti. Aku harus pergi. Aku harap kau bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri, Luna. Jauh dariku.

Gerson berbalik dan berjalan keluar studio, meninggalkan Luna yang berdiri terpaku di tengah kekacauan cintanya. Aroma cat dan tiner kini bercampur dengan aroma air mata, menciptakan lukisan pedih di studio yang menjadi saksi bisu sebuah perpisahan.

Gerson baru saja melangkah keluar dari studio Luna menyusulnya.

Luna : ( teriaknya, suaranya serak karena tangisan ) Gerson! Tunggu!

Gerson berhenti dan berbalik. Luna berdiri di hadapannya, matanya merah dan bengkak.

Luna : Kumohon, Gerson… jangan lakukan ini. Jangan tinggalkan aku.

Gerson : ( suaranya lembut namun tegas ) Luna, aku sudah menjelaskannya, ini yang terbaik untuk kita semua.

Luna : ( menggelengkan kepalanya dengan keras ) Tidak! Ini tidak benar! Aku tidak bisa hidup tanpamu, Gerson. Kau adalah segalanya bagiku.

Gerson : ( menghela napas ) Luna, kau harus kuat. Kau bisa melewati ini. Akan ada orang lain yang mencintaimu dengan tulus, tanpa harus menyakiti siapa pun.

Luna : ( meraih tangan Gerson, menggenggamnya erat ) Tidak ada orang lain, Gerson! Hanya kau! Aku tidak mau orang lain! Kumohon, Gerson… jangan tinggalkan aku. Aku mohon…

Gerson : ( berusaha melepaskan tangannya, namun Luna semakin erat menggenggamnya ) Luna, lepaskan. Kau membuat ini semakin sulit.

Luna : Aku tidak akan melepaskanmu, Gerson! Aku tidak bisa! Jika kau meninggalkanku, aku… aku akan bunuh diri!

Gerson : ( terkejut ) Luna jangan bicara seperti itu! Itu bukan solusi!

Luna : Itu satu - satunya solusi! Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu, Gerson. Lebih baik aku mati daripada harus hidup tanpa cintamu.

Gerson menatap Luna dengan tatapan putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, ia tidak ingin menyakiti Luna. Di sisi lain, ia tahu bahwa hubungan mereka tidak akan pernah bisa berhasil.

Gerson : ( suaranya bergetar ) Luna, kumohon… jangan lakukan hal bodoh. Pikirkan tentang keluargamu, teman - temanmu… mereka semua menyayangimu.

Luna : ( air mata terus mengalir di pipinya ) Tidak ada yang menyayangiku seperti kau, Gerson. Kau adalah satu - satunya yang mengerti aku, yang membuatku merasa hidup.

Gerson terdiam. Ia merasa terjebak dalam situasi yang mustahil. Ia tidak bisa memberikan Luna apa yang ia inginkan, namun ia juga tidak bisa membiarkannya menyakiti dirinya sendiri.

Gerson : ( mencoba menenangkan ) Luna, dengarkan aku. Aku tidak bisa bersamamu tapi aku tidak ingin kau menyakiti dirimu sendiri. Aku akan membantumu mencari bantuan. Aku akan membantumu melewati ini.

Luna : Bantuan apa yang bisa kau berikan, Gerson? Hanya kau yang bisa membuatku bahagia. Jika kau tidak bisa bersamaku, maka tidak ada harapan lagi bagiku.

Gerson memejamkan matanya, merasakan sakit yang luar biasa di hatinya. Ia tahu bahwa apa pun yang ia katakan atau lakukan, tidak akan bisa mengubah perasaan Luna. Ia hanya bisa berharap bahwa Luna akan menemukan kekuatan untuk melewati masa sulit ini.

Gerson : ( meraih wajah Luna, menghapus air matanya dengan lembut ) Luna, kumohon… percayalah padaku. Ada harapan untukmu. Jangan menyerah pada dirimu sendiri. Aku akan selalu ada untukmu sebagai teman. Tapi aku tidak bisa lebih dari itu.

Luna menatap Gerson dengan tatapan kosong. Ia tidak mengatakan apa - apa, hanya terus menangis. Gerson tahu bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, meskipun itu adalah keputusan yang paling sulit dalam hidupnya.

Luna tiba - tiba berlari ke arah jalan raya, niatnya jelas untuk mengakhiri hidup, Gerson dengan sigap menariknya kembali. Ia mendekap Luna erat - erat, seolah takut kehilangan.

Gerson : ( panik ) Jangan, Luna! Jangan lakukan ini! Aku… aku akan menikahimu.

Mendengar ucapan itu, tangis Luna pecah. Ia menangis sejadi - jadinya, air matanya membasahi kemeja Gerson.

Luna : ( tanyanya di sela tangisnya ) Benarkah? Kau serius, Gerson?

Gerson : ( mengangguk, masih memeluk Luna erat ) Ya, aku serius. Aku akan menikahimu. Asalkan kau tidak melakukan hal bodoh lagi.

Luna : ( semakin mengeratkan pelukannya ) Terima kasih, Gerson. Terima kasih…

Namun di saat yang bersamaan, Rachel berjalan mendekat ke arah studio Gerson. Ia berniat memberikan kejutan pada kekasihnya itu. Namun, kejutan yang ia dapatkan justru menghancurkan hatinya berkeping - keping.

Dari kejauhan, Rachel melihat Gerson memeluk seorang wanita. Ia mencoba menepis pikiran buruk yang muncul di benaknya. Namun, saat ia semakin dekat ia mendengar dengan jelas ucapan Gerson yang akan menikahi wanita itu.

Air mata Rachel menetes tanpa bisa ia tahan. Ia merasa seperti ada pisau yang menusuk jantungnya berkali - kali. Dengan langkah gemetar, Rachel mendekati Gerson dan Luna.

Rachel : ( panggil lirih ) Gerson?

Gerson dan Luna menoleh. Gerson terkejut melihat Rachel berdiri di hadapan mereka, air mata membasahi pipinya.

Gerson : ( gugup, melepaskan pelukannya dari Luna ) Rachel… ini tidak seperti yang kau lihat.

Rachel : ( menggelengkan kepalanya, tak percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan dan dengar ) Jadi ini alasanmu berubah akhir - akhir ini? Ini alasanmu menjauhiku?

Gerson terdiam, tak tahu harus berkata apa.

Rachel : ( suaranya bergetar ) Kau… kau akan menikahinya?

Gerson : ( menunduk, tak berani menatap mata Rachel ) Aku… aku bisa menjelaskannya.

Rachel : ( air matanya semakin deras mengalir ) Tidak perlu ada yang dijelaskan lagi, Gerson. Semuanya sudah jelas. Kau memilih dia daripada aku.

Rachel : ( menatap Luna dengan tatapan terluka ) Selamat. Kau berhasil merebut Gerson dariku.

Luna hanya bisa terdiam, merasa bersalah atas apa yang telah terjadi.

Rachel : ( kembali menatap Gerson, air matanya bercampur dengan amarah ) Aku membencimu, Gerson. Aku sangat membencimu.

Setelah mengucapkan kata - kata itu, Rachel berbalik dan berlari menjauhi Gerson dan Luna, meninggalkan mereka dengan hati yang hancur.

Gerson hendak mengejar Rachel yang berlari menjauh, namun Luna dengan cepat meraih tangannya, menghentikannya.

Luna : ( suaranya bergetar ) Siapa dia, Gerson?

Gerson : ( menghela napas berat ) Dia… dia Rachel. Kekasihku.

Luna : ( matanya membulat ) Kekasihmu? Jadi selama ini kau punya kekasih?

Gerson : ( mengangguk lemah ) Ya, Luna. Aku minta maaf, aku seharusnya memberitahumu sejak awal.

Luna : ( teriaknya air matanya kembali membanjiri wajahnya ) Kau berbohong padaku, Gerson! Kau bilang kau mencintaiku! Kau bilang kau akan menikahiku! Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?

Gerson : ( mencoba menenangkan Luna ) Aku tahu aku salah, Luna. Tapi aku berjanji, aku akan bertanggung jawab. Aku akan memutuskan hubunganku dengan Rachel dan aku akan menikahimu.

Luna : ( menggelengkan kepalanya dengan keras ) Tidak! Aku tidak percaya padamu lagi! Kau sudah menyakitiku, Gerson. Kau sudah menghancurkan hatiku.

Gerson : ( meraih wajah Luna, mencoba menatap matanya ) Luna, kumohon percayalah padaku. Aku tahu ini sulit tapi aku akan melakukan apa pun untuk membuatmu bahagia.

Luna : ( mendorong tangan Gerson menjauh ) Bohong! Kau hanya mengatakan itu karena kau merasa bersalah! Sekarang pergilah! Kejar kekasihmu itu! Aku tidak mau melihatmu lagi!

Gerson : ( mencoba meraih tangan Luna kembali ) Luna, kumohon, dengarkan aku. Aku harus menjelaskan semuanya pada Rachel. Aku harus mengatakan yang sebenarnya.

Luna : ( semakin mengeratkan cengkeramannya pada lengan Gerson ) Tidak! Kau tidak boleh pergi! Kau sudah berjanji padaku! Kau bilang kau akan menikahiku!

Gerson terdiam, merasa terjebak dalam situasi yang semakin rumit. Ia tahu bahwa ia harus mengejar Rachel dan menjelaskan semuanya, namun ia juga tidak bisa meninggalkan Luna dalam keadaan seperti ini.

Gerson : ( suaranya memohon ) Luna, kumohon biarkan aku pergi. Aku janji, aku akan kembali setelah aku berbicara dengan Rachel.

Luna : ( menggelengkan kepalanya dengan keras ) Tidak! Aku tidak percaya padamu! Jika kau pergi, aku akan melakukan sesuatu yang bodoh!

Gerson menatap Luna dengan tatapan putus asa. Ia tahu bahwa Luna tidak akan membiarkannya pergi. Ia merasa tidak berdaya, tidak tahu harus berbuat apa.

Akhirnya, Gerson menghela napas panjang dan membiarkan Luna tetap berada dalam pelukannya. Ia tidak bisa mengejar Rachel. Ia tidak bisa menjelaskan apa pun. Ia hanya bisa diam, merasakan penyesalan yang mendalam di hatinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!