CERITA INI MENGANDUNG 21++. DISARANKAN BIJAK MEMILIH BACAAN!
DISARANKAN JUGA UNTUK TIDAK AMBIL SERIUS CERITA INI. TUJUAN AUTHOR UNTUK MENGHIBUR NGANA SEMUANYA.
Miya Andara, seorang perempuan berkaca mata, berpenampilan sederhana yang bekerja di sebuah perusahaan property terbesar di Jakarta, tidak menyangka akan terjebak di dalam sebuah pernikahan dengan seorang lelaki yang ia temukan dalam kondisi mabuk pada suatu malam.
Bagas Gumilang, seorang CEO perusahaan property besar itu tidak bisa menolak permintaan ayah dan ibunya untuk menikahi Dara saat mereka kedapatan di dalam kamar yang sama.
Bagas yang sudah memiliki kekasih mau tidak mau harus menikahi Dara atas desakan kedua orangtuanya yang terlanjur salah paham.
Akankah keduanya bertahan dalam hubungan tanpa cinta yang akhirnya mengikat mereka dalam pernikahan dadakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Paparazi Gang Sempit
Kedatangan Bagas, si CEO ganteng jelmaan buaya gondrong rupanya bawa angin segar sekaligus angin ribut di kalangan emak-emak berdaster. Pernikahan Bagas juga Dara yang hanya diketahui segelintir orang ternyata membuat beberapa geng emak berdaster di sekitaran gang sempit rumah Bapak dan Ibuk jadi suka ghibah seenak jidat.
Hari ini saja gosipnya si Dara kawin karena udah DP duluan. Bapak sama Ibuk jadi sibuk ngurusin para paparazi gang sempit yang kebanyakan berasal dari kalangan emak berdaster di sana. Bapak sama Ibuk rencananya pengen gelar konferensi pers di atas podium lapangan bola didamping pak RT sama pak RW.
Karena pemberitaan mengenai putri mereka sudah menyebar dari kalangan nenek-nenek hingga anak balita. Bapak dan Ibuk jadi resah, paparazi berdaster sekarang jadi sering banget nangkring di teras tetangga depan rumah cuma buat ngeliput berita sekaligus motoin wajah ganteng buaya gondrong buat dibikin poster untuk dinding kamar anak gadis mereka. Nangkringnya terkadang bawa-bawa nasi sama piring lengkap beserta lauk pauknya. Sekilas mereka mirip emak-emak rempong yang kurang kasih sayang suami yang lagi kemping manja.
Bapak dan Ibuk sekarang udah di depan podium, dengan hikmat juga penuh penghayatan, Bapak yang setiap kali make baju batik langsung jadi berubah sosok penuh wibawa, membuat ibuk terpesona juga terpanah.
"Jadi, para warga gang huru hara yang saya cintai, menanggapi pemberitaan kurang mengenyangkan, eh mengenakkan tentang anak kami, kami akan klarifikasi sekarang, bahwa Dara dan Nak Bagas memang sudah melangsungkan pernikahan secara tertutup kurang lebih dua bulan yang lalu. Untuk itu saya mohon sekali, jangan ada lagi pemberitaan tidak benar mengenai anak saya, saya gak punya bukti karena foto pernikahan mereka belum selesai dicetak. Nanti kalau sudah selesai saya buat poster sekalian saya pasang banner di depan rumah biar ibu-ibu semua pada ngerti. Jadi, para penonton, bapak-bapak ibuk-ibuk semua yang ada disini, ada yang bilang dangdut tak goyang bagai sayur tanpa garam kurang enak kurang sedap...."
Semua yang tadinya mendengar penjelasan Bapak jadi bingung sendiri, sebab sekarang bapak malah sibuk nyanyiin lagunya goyang Inul sambil goyang ngebor. Kontan sekarang acara konferensi pers yang tadinya untuk klarifikasi sekarang sudah ramai dengan orang-orang yang bergoyang ngebor semua dengan bapak sebagai penyanyinya.
Sementara di rumah, Bagas sedang berbaring manja bersama Dara di dalam kamar dengan ranjang baru. Tadinya sepulang dari rumah sakit, Bagas langsung pesan ranjang ukuran sedang karena kamar Dara yang ukurannya tidak terlalu luas tapi tetap asik buat tempat ritual mulia.
Pinggang dan pantat Bagas sekarang sudah sembuh. Tidak lagi sakit kalo dibawa jalan apalagi untuk melakukan ritual mulia bersama Dara, rasa sakit juga hilang seketika jika Jeki sudah ketemu Nyai.
"Aku kesal Mas sama ibuk-ibuk di sini, masa aku digosipin hamil duluan, makanya kamu nikahin aku." Dara memukul bantal guling sambil membayangkan wajah para emak-emak berdaster lagi orasi di depan rumah sambil teriak, gak sadar ada satu cabe nyangkut di gigi.
"Ya abis kamu kemarin kan mintanya kita nikah tertutup banget. Jelas mereka curiga." sahut Bagas.
"Jadi kamu belain emak-emak berdaster itu?" Dara sudah berkacak pinggang.
"Enggak, bukan belain kok." Bagas segera minta ampun, takut Betty Lapea ngamuk lagi, ia tidak mau nanti Nyai sumpah pocong lagi. Hal yang akan selalu Dara lakukan jika sedang merajuk pada Bagas. Membungkus tubuhnya dengan selimut hingga ke kepala.
"Kenapa ya, gang sempit ini harus dihuni para emak-emak yang hobby banget gosipin anak orang. Aku kesel loh, Mas. Pengen rasanya aku ajak duel mereka satu-satu." ujar Dara dengan mata yang sudah membesar sangking kesalnya.
"Udah, gak usah dipikirin, nanti aku umumin di masjid, kalo kita memang beneran udah nikah, pake toa paling gede biar satu gang sempit ini tahu, atau bila perlu biar satu kota Malang ini tahu juga." balas Bagas sambil menarik Dara ke dalam pelukannya.
Mendengar guyonan suaminya, Dara jadi tertawa renyah. Ia memain-mainkan jarinya di atas dada Bagas yang terbuka. Bagas meraih ponsel, ia membuka banyak sekali pesan dari Doni yang mengabarkan bahwa Jordi tadi sempat pingsan karena dia lupa kasih makan.
"Gimana sih lo, kan gue udah minta lo kasih makan Jordi tepat waktu, Don. Gimana kalo dia mati beneran tadi? gue dapet Jordi itu susah payah, gue rawat dia dari baru belajar berak sampai udah bisa berak sendiri. Sekarang aja pas gede si Jordi jadi durhaka sama gue. Lo sama Kevin nih yang sering ngajarin dia ngomong gak bener." Bagas sudah marah-marah di telepon. Doni segera membuat panggilan video dan langsung menunjukkan kondisi Jordi yang ngenes setelah kekenyangan.
"Sialan lo, udah gue tolongin si Jordi. Kasih dia nafas buatan, kasih makan sekebon, lo malah marah-marah sama gue. Tuh siapa, Gas? ada rambut cewek. Wah... lo lagi ngamar ya? sialan gue kasih tau Dara dicerein lo sekarang!" maki Doni, padahal yang ia lihat adalah rambut Dara yang sedang bersandar di bahu Bagas.
"Eh cumi, lihat nih siapa? maen adu aja lo. Lo sama Jordi ini memang suka fitnah gue." Bagas langsung mengarahkan kamera ke wajah Dara yang sudah mulai tertidur dengan mata terpejam.
"Wah, iya, gue kirain kan siapa gitu, Gas." Doni tersipu tak tahu malu. Sementara Jordi yang sedang telentang hanya nyengir menatap Bagas.
"Mati aja lo Jor, dasar anak durhaka!" maki Bagas saat Jordi terlihat menertawainya diam-diam.
"Lo berdua kapan pulang? gue udah males ngurusin Jordi, dia bawel banget mirip pembantu gue si Onah."
"Sabar napa sih, gue mau puas-puasin dulu sama Dara. Kalau di sana susah, Jordi sering banget fitnah gue jadi gue sering puasa karena fitnah itu Beo. Lagian Dara percaya banget sama Jordi. Udah tahu mulutnya Jordi tuh racun semua." sahut Bagas masih dengan menatap kesal Jordi yang sekarang sedang mematuk-matuk sangkar.
"Eh, Don udahan dulu. Mertua gue udah pulang tuh." Bagas segera mematikan sambungan video call setelah mendengar suara sepatu kebesaran bapak memasuki rumah.
Terdengar bapak dan ibuk sumringah sekali, Bagas meletakkan Dara perlahan ke tempat tidur lalu pergi ke ruang tengah dimana Bapak dan ibuk terlihat sedang menghitung uang dengan berbagai jenis angka juga warna.
"Waaah banyak duit nih Pak, Buk." Bagas segera duduk di depan keduanya.
"Konferensi pers hari ini, berujung saweran, Nak Bagas. Para paparazi gang sempit terpukau melihat Bapak goyang ngebor." Ibuk menjelaskan sambil mengipas-ngipas uang dua ribuan yang cukup untuk beli nasi goreng pake telor ceplok.
"Alhamdulillah, boleh lah buk kasih ke masjid uangnya. Lumayan, dapat lima ratus ribu lebih lima ratus perak." Bapak melangkah riang meninggalkan Bagas juga Ibuk menuju mushola terdekat dan langsung memasukkan uangnya ke kotak amal.
"Dara mana, Nak?" tanya Ibuk setelah bapak menghilang.
"Udah tidur, Buk. Kecapean." sahut Bagas malu-malu meong.
Ibuk hanya mesem-mesem melihat menantunya yang sedang tersipu malu.
"Oalah Nak Bagas mengingatkan Ibuk pada kenang lalu waktu merajut indahnya surga bersama Bapak."
Giliran ibuk yang malu-malu meong.
Mana yg aku inget cuman nama peran laki lakinya aja pokoknya namanya Bagas, trus istrinya sekretaris dia.
Yahh pokoknyaa senenggg bgtttt akhirnya ketemu sama novel ini, udah pengen baca ulang dari tahun kemarin tapi ga ketemu mulu.