NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Marah atau rindu?

Jantung Feby terus berdebar hebat setelah ia mendengar dari Kevin bahwa Arka sedang dalam perjalanan pulang. Awalnya gadis terus saja menolak untuk pulang ke rumah. Namun setelah ia mendengar Arka akan kembali ke Indonesia hari ini, nyalinya langsung menciut seketika. Ia pun akhirnya menurut untuk pulang.

Selama di perjalanan pulang, ia terus saja membayangkan apa yang akan terjadi nantinya di antara ia dan Arka. Bayangan wajah galak Arka terus saja membuat hati Feby merasa gusar. Apakah pria itu kembali begitu cepat karena ingin memarahinya?

"Ini semua salah kamu Feb! Harusnya kamu nggak ngomong kaya tadi di telepon! Dia pasti marah banget sama kamu Feb!" Gumam Feby tanpa sadar. Gadis itu tidak menyadari kalau Kevin mendengar apa yang ia katakan. Kevin terkekeh kecil saat melihat wajah Feby yang terlihat begitu cemas lewat kaca.

"Pak Arka kembali ke Indonesia bukan karena dia marah dengan Nona. Tapi dia justru mencemaskan keadaan Nona, jadi Nona Feby tidak perlu takut seperti itu" Saut Kevin.

Lamunan Feby langsung buyar seketika setelah mendengar itu. Ia melihat Kevin yang baru saja terkekeh pelan dari pantulan kaca. Kenapa ia tidak menyadari kalau saat ini ia sedang satu mobil dengan manusia yang paling setia dengan Arka?

"Ck! Asisten pribadi tentu saja akan selalu membela Bosnya..." Sindir Feby seraya berdecak pelan. Gadis itu sengaja mengatakan hal itu dengan begitu lirih agar Kevin tidak mendengarnya. Namun ternyata, dugaannya itu salah. Kevin samar-samar mendengar sindiran yang keluar dari mulut Feby.

"Saya tidak membela Pak Arka Nona. Saya hanya mengatakan apa yang sebenarnya.

Pak Arka sangat mencemaskan keadaan Nona. Dia bahkan sampai membatalkan kontraknya dengan salah satu investor di Australia hanya karena ia tidak bisa meninggalkan Nona lebih lama lagi" Jelas Kevin panjang lebar.

"A-apa?! Mas Arka rela ngebatalin kontraknya hanya karena aku?!" Saut Feby terbata-bata.

Kevin mengangguk pelan.

"Iya Nona"

"Tapi kenapa? Kenapa dia sampai rela membatalkan kontraknya hanya karena aku?" Tanya Feby setengah yang masih belum sepenuhnya percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kevin.

"Karena Pak Arka sangat mencintai Nona Feby"

Deg!

Tubuh Feby langsung mematung mendengar kalimat itu keluar dari mulut Kevin. Pria itu mengatakannya dengan begitu santai tanpa ada keraguan sedikitpun. Kevin tidak memikirkan bagaimana perasaan Feby setelah ia bicara seperti itu. Gadis itu langsung mematung, jantungnya pun berdebar hebat disertai gelenyar aneh yang tiba-tiba saja muncul di hatinya.

Ia merasa seperti tersengat aliran listrik hingga membuat seluruh bulu kuduknya berdiri seketika.

'Cinta? Tidak-tidak! Pak Kevin pasti berbohong! Kamu jangan terpengaruh Feb! Ingat kalau hubungan diantara kamu dan Mas Arka hanyalah sebuah kebohongan! Mas Arka nggak mungkin jatuh cinta sama kamu Feb!' Batin Feby berusaha menyadarkan dirinya.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Sepasang mata elang menatap tajam ke arah Feby. Tatapan tajam itu, membuat dunia Feby seakan berhenti seketika. Gadis itu terpaku di tempatnya dengan jantung yang berdebar kencang. Seorang pria tampan berjas hitam dengan tangan kiri yang menarik koper, dan tangan kanan yang berada di belakang tubuhnya seakan sedang menyembunyikan sesuatu perlahan berjalan mendekat ke arah Feby.

'H-HAH... MAS ARKA?! Ini aku lagi halusinasi atau nggak sih?!' Batin Feby.

Tubuh Feby bergetar hebat saat pria itu berdiri tepat di hadapannya, menatap kedua matanya dengan tatapan yang begitu tajam. Rasanya tatapan itu menusuk hingga ke hatinya.

Feby berusaha menyembunyikan perasaan gugupnya dengan sebuah senyuman.

"M-mas Arka? Mas kok nggak ngomong kalau mau pulang hari ini..?" Ucap gadis itu basa-basi seraya memaksakan senyum di wajahnya.

"Kenapa memangnya kalau saya pulang hari ini? Kamu tidak suka, hmm?" Tanya Arka diakhiri sebuah gumaman khasnya yang selalu membuat bulu kuduk Feby berdiri seketika.

Feby langsung menggeleng pelan mendengar itu. "Bukan begitu maksudku, aku hanya bertanya saja. Mas Arka pasti lelah kan? Sini kopernya biar aku bawain" ucap Feby seraya mengambil alih koper milik Arka.

"Aku masuk ke kamar dulu ya Mas buat naruh koper. Oh ya, sekalian aku juga mau nyiapin Mas Arka air panas buat mandi ya..." Tawar Feby.

Gadis itu berusaha bersikap manis agar Arka tidak memarahinya. Karena ia menebak, alasan kepulangan Arka pasti adalah pertengkaran yang terjadi diantara mereka siang tadi di telepon. Gadis itu secepatnya kilat langsung masuk ke dalam kamarnya seraya membawa koper milik Arka. Begitu masuk ke dalam kamar, Feby segera menutup pintu rapat-rapat. Ia memegangi dadanya dengan napas yang naik turun. Tatapan tajam dari Arka benar-benar membuat jantung Feby rasanya seperti akan meledak!

"Aduhhh gawat-gawat! Apa yang harus aku lakukan agar Mas Arka tidak marah? Dia kembali ke Indonesia begitu cepat pasti karena dia marah sama aku!

Aduh... Gimana ya... Dia kalo marah serem banget lagi kaya singa!" Cerocos Feby.

"Oh ya! Aku akan berpura-pura bersikap baik layaknya seorang istri yang menyambut suaminya pulang kerja supaya Mas Arka nggak marah. Ya! Itu Ide yang bagus!"

Feby menarik napasnya dalam-dalam lalu perlahan mengeluarkannya. Gadis itu berdiri di depan pintu kamarnya yang saat ini masih tertutup seraya mengumpulkan keberanian.

"Ayo Feb! Kamu pasti bisa menjinakkan singa galak itu!" ucap Feby berusaha memberikan semangat kepada dirinya sendiri.

Tangan kanan Feby perlahan memutar gagang pintu. Gadis itu perlahan membuka pintu kamarnya.

Ceklek...

Pintu kamar pun akhirnya terbuka. Begitu pintu itu benar-benar terbuka, netra Feby langsung dikejutkan dengan pemandangan yang membuat semangat di dalam dadanya langsung menciut seketika.    

Arka berdiri tepat di hadapannya seraya menatapnya dengan ekspresi datar. Wajah gadis itu langsung berubah menjadi pucat pasi saat Arka perlahan semakin mendekat ke arahnya. Feby berjalan mundur dengan kedua kaki yang bergetar. Namun semakin ia berjalan mundur, Arka justru semakin maju mendekat mengikis jarak diantara mereka.

"M-mas... A-apa yang Mas lakukan?" Tanya Feby dengan terbata-bata.

Tidak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Arka. Hal itu semakin membuat jantung Feby berdegup kencang. Jika Feby terus bersama Arka seperti ini, jantungnya pasti sebentar lagi akan meledak.

Tidak bisa! Ia harus segera mencari alasan agar bisa keluar dari kamar sekarang juga!

"O-oh iya! Mas mau mandi kan? Sebentar ya, aku siapin air panas dulu buat Mas Arka"

kata Feby dengan gelagapan lalu segera melenggang keluar dari kamar meninggalkan Arka.

Namun baru beberapa langkah, Arka tiba-tiba saja langsung menggenggam pergelangan tangannya. Lalu tanpa aba-aba, pria tampan itu menarik tubuh mungil Feby ke dalam dekapannya. Waktu seakan berhenti berputar saat Arka mendekap tubuhnya. Tubuh gadis itu langsung mematung bak sebuah prasasti. Aroma maskulin milik pria tampan itu tercium begitu jelas.

Feby bingung harus bereaksi bagaimana, namun hati kecilnya menuntunnya untuk membalas pelukan Arka. Meskipun awalnya ragu, gadis itu pada akhirnya membalas pelukan Arka. Menyadari bahwa pelukannya dibalas oleh Feby, sudut bibir Arka langsung terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman di wajah tampannya.

"Saya sangat merindukan kamu, Feb" Ucap Arka seraya membenamkan wajahnya di balik cekungan leher Feby seraya menghirup dalam-dalam aroma tubuh gadis itu.

Blus...

Kedua pipi gadis kecil itu langsung memerah bak tomat begitu mendengar ucapan Arka. Jutaan kupu-kupu seakan berterbangan di dalam perutnya.

'A-aku nggak salah denger kan?' Batin Feby yang masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Arka.

Ia diam beberapa saat untuk mencerna kalimat yang keluar dari mulut Arka. Karena tindakan dan perkataan dari pria itu benar-benar diluar ekspektasinya. Ia mengira Arka akan memarahinya habis-habisan karena pertengkaran mereka lewat telepon siang tadi. Namun ternyata, pria itu justru langsung memeluk erat tubuh Feby lalu mengatakan hal yang tidak pernah ia dengar sebelumnya.

"Kenapa kamu diam saja, hmm?" Tanya Arka.

"Aku... Bingung Mas..." Jawab Feby.

Mendengar jawaban itu Arka sontak langsung melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah Feby dalam-dalam. "Katakan apa yang membuat kamu bingung Feb?"

"Kenapa Mas Arka pulang tiba-tiba? Mas marah sama aku ya? gara-gara..."

"Saya nggak marah sama kamu Feb" sela Arka sebelum Feby menyelesaikan ucapannya. Karena pria itu tidak mau Feby sampai membahas lagi pertengkaran yang terjadi lewat telepon. Ia pulang bukan karena ia marah kepada gadis itu, namun karena ia sangat merindukan Feby.

"Maafin aku Mas..." Lirih gadis itu dengan kedua mata yang tiba-tiba berkaca-kaca.

Meskipun Arka mengatakan bahwa pria itu tidak marah kepadanya, namun Feby tetap saja merasa bersalah. Tidak seharusnya ia mengatakan hal demikian kepada Arka. Pria itu bertanya baik-baik kepadanya karena dia khawatir. Namun Feby justru menjawabnya dengan kasar.

Rasa bersalah di hati Feby semakin besar saat ia mengingat apa yang ia katakan kepada Arka. Hingga tanpa sadar perlahan air mata gadis itu jatuh membasahi kedua pipinya

Arka menangkup wajah Feby dengan kedua tangannya. Lalu pria itu menghapus air mata di pipi Feby dengan lembut. Hati Feby langsung berdesir hebat saat Arka melakukan hal itu semua. "Tatap wajah saya Feb dan katakan, apakah kamu melihat amarah di mata saya?" Kata Arka seraya mengangkat dagu gadis kecil itu.

Feby mengangkat wajahnya dan memberanikan diri untuk menatap sepasang mata tajam milik Arka. Jantung Feby berdebar kencang saat kedua matanya bertemu langsung dengan kedua mata Arka.

Sepasang mata tajam pria itu, seakan menjelaskan semuanya. Feby tidak menemukan amarah di dalam tatapan pria itu. Namun ia melihat sesuatu yang sangat sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Hingga membuat ia merasa bingung sendiri, sebenarnya perasaan seperti apa itu?

"Kamu masih belum mengerti juga?" Tanya Arka membuat gadis itu sontak langsung menggeleng pelan.

'Apakah perkataan dan perbuatan saya masih belum bisa menjelaskan bagaimana perasaan saya kepada kamu Feb?' Batin Arka.

"P-permisi Mas... Aku akan menyiapkan air panas dulu untuk Mas Arka mandi" Ucap Feby mengalihkan pembicaraan. Lalu setelahnya, gadis itu langsung melenggang keluar dari kamar meninggalkan Arka begitu saja. Tatapan tajam dari pria itu, benar-benar memporak-porandakan hatinya.

Jika saja ia tetap di sana lebih lama lagi bersama Arka, ia takut debaran di dalam hatinya tak lagi bisa dikendalikan. Meskipun sebenarnya ia begitu merindukan pria itu.

Ia ingin memeluk erat tubuh pria itu, menyandarkan kepalanya di dada bidang pria itu lalu menceritakan semua yang terjadi selama Arka pergi. Namun sayangnya, ia tidak memiliki keberanian untuk melakukan semua itu.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Bayangan wajah tampan Arka terus saja menghantui pikirannya. Semakin ia mengingat wajah Arka, semakin jantungnya berdebar kencang. Ia tidak mengerti perasaan macam apa ini.

Lamunan Feby langsung buyar seketika saat tiba-tiba saja kakinya terkena cipratan air panas dari bathtub yang saat ini sudah penuh. Feby sontak langsung mundur beberapa langkah karena air panas itu semakin mengalir deras.

"A-aw! Aduh-aduh... Gimana ini?!  Airnya panas banget lagi!" Feby memekik karena cipratan air panas itu membasahi roknya.

"Aku harus beresin ini semua sebelum Mas Arka dateng ke sini!" Ucap gadis itu.

Feby berusaha menahan rasa panas di kakinya agar ia bisa segera mematikan kran. Meskipun rasa panas itu semakin membuat kakinya terasa kram.

Tiba-tiba saja, terdengar suara derap langkah kaki masuk ke dalam kamar mandi. Feby masih tidak menyadari bahwa saat ini Arka tengah berdiri di belakangnya dengan kondisi yang telanjang dada.

Arka berdiri tepat di belakang Feby seraya terus memperhatikan gadis cantik itu yang tengah kesulitan mematikan kran air. Kondisi gadis itu terlihat begitu kacau. Tatapan Arka jatuh kepada rok selutut berwarna krem yang dikenakan gadis itu.

Rok itu sudah benar-benar basah kuyup hingga membuat paha gadis itu bisa terlihat begitu jelas dari balik kain. Arka menelan ludahnya dengan susah payah. Pria itu langsung membuang pandangannya saat ia tidak sengaja melihat rok Feby yang tersingkap ke atas.

"Apakah kamu mau membuat seluruh kamar mandi ini penuh dengan air panas?" Tanya Arka.

Feby menghentikan aktivitasnya begitu ia mendengar gumaman dari pria yang berdiri di belakangnya. Gadis membalikan tubuhnya ke belakang. Dan ternyata...

Deg!

Tubuh Feby langsung mematung saat ia melihat Arka yang berdiri tepat di belakangnya dengan kondisi tanpa pakaian. Pria itu hanya mengenakan handuk berwarna putih yang dililitkan di pinggangnya saja.

Feby sontak langsung menutup wajah dengan kedua tangannya saat tubuh kekar pria itu terekspos dengan begitu jelas di depan matanya.

"MAS ARKA APA YANG MAS LAKUKAN?! KENAPA MAS TIDAK PAKAI BAJU?!" Suara teriakan gadis itu terdengar begitu melengking hingga terdengar dari luar.

"Apa maksud kamu? Saya di sini karena saya ingin mandi!" Jawab Arka.

"Lalu kenapa Mas Arka harus membuka baju seperti ini?! Mas kan tau ada aku di dalem kamar mandi!" Sungut Feby.

Arka menaikan sebelah alis tebalnya.

"Apakah kamu pernah melihat orang mandi memakai baju, hah? Dan bukankah tadi kamu sendiri yang menawarkan diri untuk menyiapkan air panas?"

Skakmat! Gadis itu langsung bungkam mendengar jawaban menohok dari Arka. Sampai kapanpun, ia tidak akan pernah bisa menang saat berdebat dengan pria itu!

Tiba-tiba saja, Arka melangkah maju mendekatinya, lalu pria itu menurunkan kedua tangannya yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya. Begitu tangannya di turunkan oleh Arka, kedua mata Feby langsung di suguhkan pemandangan yang membuat jantungnya berdebar kencang.

"A-apa yang Mas Arka lakukan?!" Tanya gadis itu terbata-bata. Gadis itu langsung membuang pandangannya ke sembarang arah saat netranya menangkap tubuh kekar Arka.

"Saya suami kamu, jadi kamu tidak perlu malu seperti itu" Ucap Arka.

"Mas jangan menodai mata suci aku! Mas ini tidak malu apa? berdiri di depan anak kecil tanpa memakai baju!" Sungut Feby tanpa menatap wajah Arka.

"Anak kecil?" Arka terkekeh pelan.

"Iya! Aku kan masih sekolah! Jadi aku masih anak kecil!" Jawab Feby dengan wajah kesal.

"Tapi anak kecil ini kan juga istri saya, benar bukan?" Seluruh bulu kuduk Feby langsung berdiri seketika saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut Arka. Apalagi, pria itu mengatakannya dengan nada menggoda.

Sial! Feby rasanya ingin sekali menghilang dari bumi sekarang juga!

Arka berusaha sebisa mungkin untuk menahan tawanya. Di matanya, wajah Feby terlihat menggemaskan saat gadis itu tersipu malu. Apalagi saat pipi cabi gadis itu memerah, rasanya ia ingin sekali mencubit pipi itu. Bagaimana bisa gadis kecil ini bisa dengan mudah meluluhkan hatinya?

Feby tidak menjawab apapun, gadis itu hanya diam membisu seraya menundukkan wajahnya karena ia terlalu malu untuk menatap wajah tampan Arka. Padahal, pria di hadapannya ini adalah suaminya.

Jutaan gadis diluar sana berharap bisa bisa bertatapan langsung dengan pria tampan itu, namun Feby justru menyia-nyiakan pemandangan yang sungguh menakjubkan ini di depan matanya.

"Kamu mau terus berdiri di sini menemani saya mandi?" Tanya Arka karena Feby yang masih mematung.

"Nggak lah! Ngapain aku berdiri di sini?!" Saut Feby berusaha bersikap tenang meskipun sejujurnya saat ini jantungnya berdebar kencang.

"A-aku keluar dulu, mau ngerjain tugas sekolah..." Ucap Feby berbohong agar ia bisa cepat-cepat keluar dari situasi yang tidak aman ini.

Gadis itu pun segera melangkah keluar dari kamar mandi. Namun sialnya... Saat ia hendak berbalik, kaki kanannya tiba-tiba terkilir. Hingga pada akhirnya... Gadis itu kehilangan keseimbangannya dan hampir saja jatuh. Namun hal itu tidak sampai terjadi karena Arka dengan sigap langsung menangkap tubuh gadis itu.

Waktu seakan berhenti berputar sejenak saat Feby jatuh ke dalam pelukan Arka. Kedua mata mereka saling beradu satu sama lain. Apa yang terjadi kini, mengingatkan Feby kejadian beberapa bulan yang lalu saat ia pertama kali bertemu dengan Arka. Pertemuan pertama itu, merupakan awal dari hubungannya dengan Arka. Hubungan yang menghancurkan semua impian dalam hidupnya.

"Kenapa Mas Arka harus dateng ke dalam kehidupanku?" Pertanyaan itu tiba-tiba saja meluncur tanpa sadar dari mulut Feby. Arka yang mendengar itu, langsung menatap Feby dengan tatapan berbeda.

______________________________________

...Kalo kalian jadi Feby apa yang bakalan kalian lakuin? Kabur, Pingsan, atau diem aja?...

1
Reni Anjarwani
doubel up makin seruu
Briany Feby: Siappp/Bye-Bye/
total 1 replies
partini
siapa lagi kalau bukan Mak jembrit
partini: 😂😂😂😂 Clarissa terlalu bangus Thor jadi ganti Mak jembrit
Briany Feby: Mak jembrit Clarisa maksudnya?🤣
total 2 replies
Reni Anjarwani
penuh dg kejahatan dan intrik dari ular2 keket
partini
tipu muslihat biar mereka bertengkar sama obat perangsang Thor
dan satu lagi punya seribu cara satu gagal coba lagi sampai mereka salah faham,,jarang ada yg siaga paling banyak kena jebakan nyesel minta maaf
ada satu sih yg lagi aku baca sebelum bergerak dah katauhan duluan
Reni Anjarwani
acamannya banyak
Briany Feby: iya nih.. doa in aja semoga hubungan mereka langgeng
total 1 replies
partini
katemu dah ma ulet bulu,, gumussss aku ma mereka Selalu aja ada parahnya lagi punya seribu cara bikin masalah dan berhasil ihhhhhhh
Briany Feby: ulat bulu kegatelan gak tuh? 😂
total 1 replies
Adinda
pasti Arka minta haknya ya thor, manda sama kevin aja thor
Adinda
Manda sama kevin aja thor
Adinda
evandra satuin sama clarissa aja thor
Adinda
aku mau diboncengi mas Arka hehe, pindah sekolah saja feby
Briany Feby: Sini yuuu bonceng Mas Arka 😂
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
Briany Feby: siapp
total 1 replies
Opi Sofiyanti
untung itu sumpah serapah rindu yg tak terungkap... 🤭🤭🤭
Opi Sofiyanti: betuuulll
Briany Feby: Rindu tapi gengsi 🤣
total 2 replies
partini
ko aku jadi teringat komik dokter Chu jatuh cinta
Reni Anjarwani
makin seru lanjut thor doubel up thor
Briany Feby: Siapp update setiap hari yaa
total 1 replies
partini
behhh roti sobek ga nguatin Thor
Briany Feby: Waduh... tahan 😂
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
Opi Sofiyanti
akan aku tunggu mas... 😁😁😁
Briany Feby: Waduh-waduh 🤣
total 1 replies
Opi Sofiyanti
hrs nya evandra tuh di satu in ama Clarisa gera...
Briany Feby: Bener juga ya... 😂
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up
thor
Briany Feby: Siappp
total 1 replies
Opi Sofiyanti
iihh aku gemes sndr ama s evan....
Briany Feby: Gemes kan? /Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!