keira dan angga menikah selama dua tahun. Angga memboyohg seluruh keiiarganya untuk tinggal di rumah keira yang besar. karena keira adalah anak pengusaha.
Awalnya keluarga Angga sangat baik, tapi seiring berjalannya waktu mereka semua berubah kasih yang dulu keira rasakan seolah hilang begitu saja. Apalagi saat mengetahui Anggal sekingkuh.
Apakah yang akan keira lakukan kepada suami yang berselingkuh dan di dukung oleh keluarganya? Apakah karena cinta dia akan terima begitu saja? Ataukah dia akan membalas semua dengan elegan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Sedangkan di lain tempat bu Linda, Doni, Ayu dan pak Budi mencoba mobil baru mereka. Doni yang membawanya mereka sengaja pergi ke kampus Ita untuk menjemput Ita karena dia tak membawa motornya. Mereka sudah janjian akan menjemput Ita ke kampus, Ita mau pamer ke temen-temen ganknya kalau orang tuanya baru beli mobil.
"Ta lo balik naik apa? Kan tadi lo gak bawa motor?" Tanya Amel salah satu temen gank Ita.
"Apa lo mau nebeng bareng gue?" Tanya Vera.
"Gak usah Ver, gue mau di jemput Ortu gue bentar lagi juga nyampek." Jawab Ita.
"Ya udah kita tungguin lo sampe mereka datang." Jawab Rachel yang membonceng Noni, diantara mereka berlima cuman Noni yang belum punya motor. Gank mereka ada Rachel, Ita, Amel, Vera dan Noni.
"Itu Ortu gue jemput." Tunjuk Ita pada mobil yang baru saja berhenti di depannya.
"Gilaaaa.Keren banget lo Ta, Ortu lo beli mobil baru? Bisa dong nanti kita jalan-jalan pakek mobil lo." Ucap Rachel.
"Gampang itu mah, iya Ortu gue sengaja beli mobil biar gak rebutan sama kak Angga. Ya sudah gue duluan ya. Byee." Pamit Ita kepada temen-temennya.
"Wah seru dong nanti kita bisa pergi main ke puncak kan gak usah sewa mobil atau naik motor pegel tangan. Bisa pakek mobilnya Ita." Usul Noni.
"Betul juga tuh, udah ah balik yuk. Panas ini." Ajak Vera dan merekapun pergi dari halaman kampus menuju rumah mereka masing-masing.
"Gimana? Keren kan kita? Punya mobil bagus." Ucap bu Linda bangga. Padahal mobil harus di bayar tiap bulannya sampai lima tahun ke depan.
"Iya keren Ma, temen-temen aku tadi pada muji kita. Karena di antara mereka semua temen-temen aku cuman aku saja yang punya mobil, pasti mereka jadiin aku ketua gank bukan Rachel." Jawab Ita girang bukan main.
"Iya dong harus itu, semua orang harus iri pada kita. Nanti kita pulang kampung sekalian bawa mobil dan minta uang sama Angga buat benerin rumah kita yang di kampung, mereka pasti heboh lihat kita pulang bawa mobil." Ucap bu Linda. Bu Linda sudah membayangkan bagaimana orang di kampungnya memuji dan memuja dia yang sukses di kota.
"Iya bener tuh Ma, apalagi kan nanti Mama punya dua menantu. Mereka bisa memberikan banyak uang pada kita terutama Laura dia kan kerja di kantoran otomatis gajinya gede gak kayak Keira yang hanya pelayan di restoran." Jawab Ayu membuat mata bu Linda berbinar.
"Betul juga apa kata kamu Yu, Mama akan punya dua penghasilan asal Keira tidak tau aja kalau Angga menikah lagi. Bisa kacau semuanya kalau dia tahu apalagi Angga belum mengalihkan rumah atas nama Angga." Jawab Bu Linda.
"Tapi masalahnya kan Kak Angga masih ragu untuk menikah dengan mbk Laura Ma. Mama harus bisa yakinin kak Angga agar secepatnya menikah dengan mbk Laura." Timpal Ita.
"Kita mau kemana Ma? Ini bensinnya mau habis soalnya." Tanya Doni.
"Loh kok cepet abis sih Don, tadi kan sudah di isi lima puluh ribu." Kesal bu Linda.
"Iya mana cukup Ma mobil begini di isi lima puluh ribu mau jalan-jalan jauh. Ini bukan motor, minimal isi dua ratus ribu bensinnya Ma." Jawab Doni membuat bu Linda dan yang lainnya mendengus kesal.
"Ya sudah kita balik saja." Jawab bu Linda yang niatnya ingin keliling dulu tapi bensinnya sudah habis.
Sore mereka tiba di rumah dan Keira juga belum pulang, mereka malah bercengkrama sambil memakan cemilan yang selalu di stok oleh Keira. Tak ada satupun yang berniat untuk memasak makan malam, semuanya sibuk berceloteh membayangkan seluruh kampung menyanjung mereka. Begitupun dengan Doni yang senyum-senyum sendiri karena membayangkan bisa memamerkan mobilnya kepada keluarga besarnya.
Keira masuk ke dalam rumah semua orang hanya melirik saja, untungnya tadi sebelum pulang dari rumah Orang tuanya Keira berhenti untuk membeli makan malam untuk dirinya sendiri dan memasukannya ke dalam tas slempang miliknya. Keira sudah mulai terbiasa di abaikan, dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan mandi. Setelahnya dia duduk di balkon kamarnya untuk makan malam yang sengaja tadi dia beli, sengaja dia membeli untuk dirinya sendiri. Biarkan saja mereka memasak jika memang lapar, Keira malas jika harus ke dapur dan memasak karena mereka juga pasti akan menyuruh ini dan itu sedangkan mereka asik-asik mengobrol dan juga jalan-jalan dengan mobil yang baru datang.
Lama setelah Keira selesai makan Angga datang, wajahnya terlihat sangat kusut. Karena deri tadi Laura terus-terusan mengajaknya untuk pergi jalan-jalan dulu sehingga dia akhirnya mengalah dan pergi bersama Laura. Sampai Angga pulang larut malam lebih dari jam sembilan malam dan saat mendengar pintu di buka Keira pura-pura tidur. Dia malas sekali bertengkar dengan Angga apalagi dia tau apa saja yang mereka bicarakan. Ya setelah mendengar aduan sang adik Chandra langsung menyuruh anak buahnya menyelinap masuk ke ruangan Angga dia meminta anak buahnya untuk pasang CCTV di tempat tersembunyi dan sulit di jangkau oleh Angga.
"Picik sekali otak kamu Mas, serakah. Aku tak menyangka kamu bisa jadi pria seperti itu. Angga yang aku cintai dulu sudah hilang dan cintaku untuk Angga juga hilang, seiring hilangnya dirimu yang dulu. Jangan harap aku akan membuat kalian bahagia kedepannya, tunggulah apa yang akan aku lakukan kepada kalian semua." Batin Keira sambil pura-pura tidur.
Angga langsung masuk ke dalam kamar mandi dan melihat Keira sudah terlelap kemudian dia duduk di tepi ranjang sambil menyalakan ponselnya. Karena terdengar dengkuran halus dari Keira akhirnya Angga memutuskan untuk menerima telpon dari Laura di sana, Keira tidur seperti biasa saling membelakangi dengan Angga. Tak ada lagi kecupan Angga di kening sang istri sebelum tidur, tak ada lagi pelukan hangat saat mereka bersama, semua sudah hambar.
Tangan Keira terkepal karena sekarang Angga sudah mulai terang-terangan menerima telpon di samping dia padahal tadi dia menyuruh Laura untuk tidak menghubungi nya selama ada di rumah. Tapi ternyata itu hanya bualan Angga buktinya sekarang mereka malah asik telponan, padahal dia kemarin bilang mau berubah dan tak selingkuh. Ternyata selingkuh memang penyakit yang susah di sembuhkan, apalagi terus-terusan bertemu dan bertukar kabar di belakangnya.