Theo mengkhianati sahabat serta anak dari keluarga yang sudah menjadikannya keluarga sejak ia usia 7 tahun. Ia berselingkuh dengan Zeva, istri dari Anthon, sahabat Theo. Terlalu sering menolong Zeva dari suaminya yang kasar dan penyiksa, membuat Theo memiliki perasaan pada wanita itu hingga terjadilah hubungan terlarang keduanya. "Aaaaaakh!!! Theooooo, aku mohon bawa aku kabur dan nikahi aku!" -Zeva Auliora "Maafkan aku, Zeva. Aku tidak bisa meninggalkan Anthon dan keluarganya, mereka sudah menjadikanku seperti ini" -Theo James "Zeva akan tetap menjadi istriku meskipun kamu sudah menikmati tubuhnya, aku tidak akan melepaskan wanita itu" -Anthon Stephen Bagaimana kelanjutan cinta segita dengan panasnya hubungan perselingkuhan antara Theo dan Zeva? Apakah Anthon akan menyerahkan istrinya untuk pria lain? Dukung novel ini untuk tetap berkarya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ANAK HARAM?
Keesokan harinya, sesuai kesepakatan Zeva dan Hali bertemu di restauran hotel jam 7 pagi.
Zeva datang lebih awal karena memang dirinya tidak bisa tidur karen terlalu gugup mengetahui kebenaran soal ibunya.
5 menit menunggu sambil minum kopi, akhirnya Zeva melihat Hali berjalan kearahnya dan duduk dihadapannya.
"Selamat pagi" sapa Hali.
"Pagi" sahut Zeva jadi dingin kepada pria itu.
Ia akan bersikap sama seperti Hali bersikap padanya.
Hali hanya tersenyum tipis mendengarnya.
"Kita akan pergi 30 menit lagi, silahkan menikmati sarapan terlebih dahulu" ujarnya lalu ia berdiri lagi dan mulai mengambil menu yang ia inginkan.
Zeva pun melakukan hal yang sama.
Tanpa ada pembicaraan lagi, mereka pun sarapan bersama.
Sampai saatnya mereka harus menuju suatu lokasi dimana Gia dan Pablo berada.
Didalam mobil, Hali mengeluarkan sesuatu dari tas yang ia bawa.
"Pakailah lensa mata dan kaca mata ini. Ini adalah penyamaranmu. Kamu tidak boleh dikenali oleh mereka" ucap Hali.
"Dan wig ini yang menjadikanmu orang lain" lanjutnya sambil menyerahkan wig rambut berwarna hitam.
Zeva keheranan dengan penyamaran ini. Namun ia menerima saja dan memakai semua antribut yang diberikan.
"Kamu tidak menanyakan sesuatu?" tanya Hali penasaran kenapa Zeva begitu menurut dan tidak protes sama sekali.
"Hmmm, tidak ada yang ingin aku tanyakan karena aku disini untuk menemukan kebenaran dari apa yang Ayah Herjunot katakan" jawabnya sambil membenarkan wignya.
"Bagus, pertahankan sikap menurutmu ini" sahut Hali.
Lalu mereka tidak berbicara lagi hingga sampai di suatu tempat lebih tepatnya sebuah kawasan elite apartemen dan tempat tinggal.
"Masuklah kedalam. Kamu akan menemui seorang wanita bernama Jane. Dia akan menuntunmu selanjutnya" ucap Hali dan Zeva mengangguk kan kepala.
Hali mengambil ponsel di sakunya dan menelepon seseorang.
"Jane, bersiaplah. Zeva akan masuk" ujarnya lalu panggilan langsung ditutup.
"Pergilah. Kamu akan mengetahui kebenarannya" lanjut Hali kepadq Zeva.
Wanita itu pun keluar mobil dan berjalan menuju sebuah bangunan kuno yang artistik dimana salah satu apartemen/rumah mewah London berada yaitu kawasan Kensington.
*ilustrasi bangunannya
Zeva masuk di pintu yang terbuka dan terlihat wanita dibalik pintu itu.
"Selamat pagi, Zeva. Perkenalkan aku Jane, yang akan membantumu hari ini" ujar wanita itu.
"Ah,...iya..selamat pagi..terima kasih" ucap Zeva terlihat gugup.
Jane membawa Zeva menuju ruangan kosong di dapur alias gudang.
Ia memberikan pakaian seperti art kepada wanita yang baru datang itu.
"Pakailah ini. Kamu akan menyamar sebagai rekan kerja asisten rumah tangga. Kita akan masuk ke apartemen Mr. Pablo dan Nyonya Gia" jelas Jane membuat Zeva mulai kebingungan.
"Ibu dan kakakku ada disini?" tanya Zeva.
"Iya, maka dari itu Tuan Herjunot menyewaku sebagai detektif untuk mengawasi mereka disini" jawab Jane.
Zeva terdiam dan otak nya mulai menahan panik.
"Apa benar ibu telah berbohong kepadaku selama ini?" batinnya.
Jane dapat melihat kebingungan, ketakutan dan keragu raguan di raut wajah Zeva.
"Tenang saja, dengan mengetahui kebenaran ini, kamu akan hidup menjadi lebih baik tanpa dimanfaatkan atau ditipu oleh keluargamu sendiri" ujar Jane.
Zeva jadi kembali semangat untuk menemukan apapun kebenarannya meskipun akan menyakitinya jika memang benar apa yang dikatakan ayah mertuanya tentang Gia Hermes.
Ia pun memakai pakaian pelayan setelah Jane keluar ruangan untuk memberikan kesempatan Zeva berganti baju.
Tak lama kemudian, Zeva keluar dengan tampilan baru.
"Oke. Begini sudah cukup berbeda" celetuk Jane.
"Setelah ini waktunya membersihkan tempat tinggal mereka. Tadi malam ada pesta disana dan sangat ramai" lanjutnya.
Zeva mendengarkan saja detektif sewaan itu.
Setelah siap peralatan bersih bersihnya, Jane membawa Zeva ke lantai atas dimana rumah/apartemen sewaan Pablo dan Gia berada.
Ting tong..
Ting tong...
Suara bel terdengar di dalam. Jane dan Zeva berdiri di depan pintu setelah menekan bel tadi.
Ceklek.
Pintu terbuka dan menampilan wanita cantik seperti model.
"Selamat pagi, nona. Kami datang untuk membersihkan rumah" ucap Jane.
"Pagi. Silahkan. Tapi maaf, sangat berantakan setelah pesta tadi malam" sahut wanita itu.
"Baik, Nona" ujar Jane.
2 wanita memakai pakaian pelayan ini akhirnya masuk ke rumah itu.
Benar benar terlihat berantakan dan bau alkohol semerbak diruangan serta bau bau asap terlarang (drugs).
Tiba tiba, wanita yang membuka kan pintu tadi meresa ada yang memeluknya dari belakang.
"Eh sayang...udah bangun?" celetuk pria yang hanya memakai boxer saja.
"Iyaa sayang..2 pelayan ini datang untuk membersihkan rumah" sahut wanita itu.
Pablo pun mengarahkan pandangannya kearah Jane dan Zeva. Wajahnya berubah tidak nyaman.
"Apa apaan kamu Fe? Aku belum menyuruhmu membiarkan 2 orang asing ini masuk ke rumah ini" sewot Pablo kemudian kepada wanita yang dipanggil Fe itu karena namanya Felisa.
"Maafkan aku...aku kira kamu ingin rumah ini bersih saat ibumu datang" ujar Felisa.
Pablo yang tadinya terlihat sangat marah kini menormalkan lagi ekspresi wajahnya.
"Benar juga" celetuknya kemudian.
"Ibu pasti datang bersama para brondong nya" lanjutnya dengan senyuman smirk.
"Biarin sayang..ibu Gia melakukan apa yang membuatnya bahagia, lagi pula sekarang dia memiliki saham perusahaan Hermes sebesar 20% dan kamu 30%. Kalian berdua sudah menguasai perusahaan" celetuk Felisa.
"Hahahhahaa..ya kamu benar juga. Saatnya kini aku dan ibu ku keluar dari kepura puraan keluarga Hermes. Sudah tidak ada lagi wanita haram itu. Zeva sudah dimiliki oleh keluarga Galio dan hidup menderita disana. Dia anak haram ayahku yang brengsek karena telah berani mengkhianati ibuku dan meninggalkan ku" sahut Pablo seperti mencurahkan hati.
Deg!
Zeva terkejut mendengar kata anak haram yang ditujukan kepadanya.
Ia menghentikan tanggannya mengambil sampah sampah yabg berceceran di lantai. Jane yang tau bahwa wanita itu sedang syok, memberikan kode untuk pura pura tidak mendengar.
"Lanjutkan, Ze. Jangan sampai ketauan. Dengarkan saja apa yang mereka katakan" bisik Jane.
Zeva pun kembali melakukan pekerjaannya.
"Hei kalian. Selesaikan dalam 30 menit karena ibuku akan datang" suruh Pablo.
"Siap tuan" sahut Jane.
Pablo dan Felisa kembali ke kamar dan membiarkan 2 pelayan membersihkan ruang tamu dan ruang keluarga.
"Anak haram? Apakah aku bukan anak ibu Gia?" batin Zeva.
"Apakah selama ini aku telah dibohongi?" lanjutnya dalam hati.
Jane lagi lagi mengeluarkan suara saat melihat Zeva melamun.
"Zeva, tugasmu disini adalah mencari kebenaran bukan menyalahkan diri sendiri. Aku bisa melihat wajahmu yang terkejut namun selesaikan misi ini hingga kamu tau statusmu di keluarga Hermes" lirih Jane seperti berbisik.
Zeva mengangguk kan kepala mencoba mengerti.
Lalu mereka kembali segera membersihkan ruangan dan membuka jendela dan menambah menyemprotkan aroma wewangian pengharum ruangan.
