Seorang Nara Pidana yang di pindahkan ke Penjara angker di Pulau terpencil.
Ternyata tak hanya angker, penjara ini di salah gunakan untuk tindakan ilegal yaitu menjual organ-organ Para Nara Pidana.
Setelah mengetahui kebenaran tersebut, Prapto pun bertekad untuk keluar dari penjara sadis ini.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33
"Syukurlah" gumam nya puas sambil rebahan di atas rumput dengan kedua tangan terlentang dan memejamkan kedua mata nya dengan ekspresi wajah bahagia.
"Oh ya, baru sadar aku. Ya ampun!" Gumam nya dengan mata terbuka kaget kepada dirinya sendiri, sambil mengangkat kepala nya dan memandangi tubuh nya yang sedang berbaring di atas rumput dari ujung kaki sampai dadanya.
"Ternyata badan ku telanjang sudah dua hari ini, ha ha ha ha ha ha !" Gumam nya sambil menertawakan dirinya sendiri dengan badan masih tiduran di atas rumput.
"Aku harus segera mencari sesuatu di hutan ini untuk menutupi badan ku" gumam nya
Badan nya yang penuh lumpur sudah kering itu, beranjak dari tidur nya. Ia segera melangkahkan kaki lagi untuk kembali menelusuri hutan, guna mencari tanaman yang bisa di jadikan pakaian untuk tubuh nya.
Akhirnya ia menemukan tanaman pandan laut, yang daun nya bisa di rangkai untuk di jadikan pakaian sementara nya. Prapto membawa beberapa ikat daun pandan untuk di jadikan atap, sebagai barak tempat istirahat sementara.
...☠️💀☠️...
Sementara itu, di dalam komplek penjara, kepala sipir bermuka galak itu memerintahkan anak buahnya untuk tetap mencari Prapto sampai ketemu.
"Kau, pimpin rombongan ke hutan itu! Pastikan kau temukan dia. Kalau dia sudah mati, penggal kepala nya! bawa ke hadapan ku! " perintah nya kepada sipir algojo sambil duduk di kursi high back warna coklat tua dengan tatapan mata penuh intimidasi dan kedua tangan nya berpangku di atas meja kerjanya.
"Siap pak!"Jawab nya lugas, tapi ekspresi wajah nya setengah ragu.
"Tapi pak, kita sudah tau sendiri bahwa hutan itu sarang nya ular piton dan cobra. Mungkin dia sudah mati menjadi santapan ular pak" sambung nya mencoba memberi penjelasan kepada atasan nya.
BRAKKKK !!!!
Tiba-tiba ia berdiri dan kedua telapak tangan nya menggebrak meja dengan kuat, di sertai tatapan penuh emosional.
"Tak usah kau bantah! Laksanakan! " perintah nya penuh amarah
Sepasang matanya melotot hampir keluar dan kumis lurus tebal nya menambah penampakan wajah nya lebih bengis.
"Si si siap pak" jawab nya gugup karena sedikit takut atas amarah pimpinan nya.
Sipir algojo yang berbadan kekar besar dan bermuka buruk rupa, nyali nya ciut di depan kepala sipir. Entah punya kharisma apa kepala sipir itu, hingga orang yang terbiasa membunuh dan memutilasi sampai ketakutan di depan nya.
"Tunggu! " perintah nya kepada sipir algojo yang baru saja menarik daun pintu untuk keluar dari ruangan itu. Ia pun langsung mematung sejenak dan kepala nya sedikit menoleh ke arah kepala sipir.
"Jangan kau kembali sebelum kau temukan dia!" perintah nya sambil duduk santai di kursi eksekutif. Kedua kaki menyilang di atas meja dan kedua tangan nya sibuk membersihkan pistol kesayangan nya.
Mendengar peringatan itu, sipir algojo hanya mengangguk dan berlalu tanpa sepatah kata pun.
Greb
Pintu itu kembali tertutup rapat di sertai berlalu nya sipir algojo yang di ikuti enam rekan di belakang nya, yang dari tadi setia menunggu di sisi kanan kiri depan pintu.
"Apa tadi kalian dengar perintah pak kepala?!" Tanya sipir algojo itu kepada rekan-rekannya yang ada di belakang nya sambil berjalan cepat.
"Kita harus temukan bajingan itu" sambung nya langsung tanpa menunggu jawaban dari rekan-rekannya
Dengan wajah penuh amarah, ia bertekad untuk menangkap Prapto dan tak sabar untuk memutilasi nya sampai mati.
