DINAMIKA ANGKASA

“Aska aku dengar kau akan pindah tugas?” Tanya seorang pria sembari menikmati kopi di hadapannya.

“Entahlah, aku belum mengurusnya,” jawab singkat pria itu.

“Kenapa?”

“Kenapa harus pindah? Di sini saja, kau sudah punya banyak penggemar di sini bukan?” sahut Zayn yang membuat semua temannya mengangguk.

“Sudahlah itu urusan nanti, jadi bagaimana apa nanti malam kau sudah mendapatkan izin dari pihak Caffe?” tanya Aska dengan mode seriusnya.

“Sudah…. Aku sudah mencoba menghubunginya tadi, mereka setuju agar mereka juga mendapatkan hasil dan semua sudah terkendali,” jelas seorang pria yang di angguki oleh Aksa.

“Aska kau tidak tertarik dengan anak baru itu?”

“Tidak,” jawabnya dengan santai dan menyantap makanan yang baru saja di sajikan di hadapan pria itu.

“Ck…. Buka sedikit matamu Aska, lihat dan pandangi dia…. Dia begitu cantik dan seksi….” Ucap sang teman sembari menatap bokong seorang gadis yang ikut belanja di sana.

“Itu dia bukan?” tanya Zayn yang di angguki dua temannya. Aska hanya sedikit melirik dan fokus dengan maknan di depannya.

“Aska lihatlah…. Dia benar benar sempurna….this perfectly” canda Zayn

“Bokongnya…. Dadanya….. ya tuhan….. jiwaku tidak bisa menahannya…” ucap pria itu yang membuat Aska mengerutkan dahinya.

“Makan….” Ucap Aska sembari mengisi penuh mulut sang teman.

“Aish…. Ada apa denganmu? Kau tidak tertarik lagi dengan wanita? Sudahlah Aska putus cinta sekali itu bukan sebua petaka, nikmati hidupmu dengan menggantinya…. Lihat…. Semua orang di sini terlihat begitu seksi indah dan menawan,” ucap pria itu yang sama sekali tidak di hiraukan oleh Aska.

“Ada apa? kau masih belum bisa melupkan gadis itu? Jika belum bisa melupakannya kembali lagi dengannya, lagi pula Aska dia juga cantik… cukup seksi daaan…. Menurutku kalian masih bisa kembali bukan?” tanya pria lain hingga berhasil membuat Aska menghentikan aktivitas makannya.

“Aku tidak menyalahkanmu karena membahas masalah bodoh di hadapanku, aku juga tidak mempermasalahkan jika kau bertingkah seperti hewan untuk membuat sebuah lelucon, tapi satu hal yang tidak aku suka, jangan pernah ikut campur dalam urusan pribadiku,” ucapnya dengan wajah yang datar.

“Ada atau tidaknya dia di fikiranku itu bukan urusanmu, satu hal yang harus kau ingat…. Ku perjelas sekali lagi! Apa yang sudah ku buang tidak akan pernah ku pungut lagi, sampah tetaplah sampah walaupun di daur ulang, dia tetap di kenal sebagai bekas sampah!” ucap Aska dengan penuh penekanan.

Seperti biasa, tidak ada yang berani bertingkah aneh dan membuat lelucon setelah mendengar ucapan pria itu jika sudah bicara dengan begitu serius.

“Sudahlah, Zayn jangan lupa bawa gitarku nanti,” ucap Aska yang mulai berdiri.

“Permisi bang….” Ucap seorang gadis yang berjalan ke arah meja mereka.

“Ya ada apa?” jawab pria lainnya sembari tersenyum manis, Aska hanya diam tanpa menghiraukan kedatangan gadis itu.

“Ini…. Aku beli kopi kesukaan bang Aska,” ucapnya sembari memberikan sebuah kopi hangat ke hadapan pria itu, tiga orang temannya saling melirik dan menahan senyum seolah olah tau apa yang di inginkan gadis itu.

“Untukku?” tanya Aska dengan bingung.

“Hm…. Sebagai tanda maaf karena aku sudah mengambil waktu istirahat abang tadi,” ucapnya yang kembali membuat temannya saling menoleh.

“Oooo kau tidak perlu melakukan ini, aku masih mampu membelinya sendiri,” jawab Aska yag membuat beberapa temannya menarik nafas kasar.

“Eh… bukan begitu maksudku bang…. Ini…. Maksudku…” dia terlihat begitu gugup untuk bicara dengan Aska kali ini.

“Katakan?” ucap Aska dengan sedikit bingung.

“Aku Dwi…. Anak baru di sini, hm…. Salam kenal,” ucapnya sembari menyodorkan tangan ke arah pria itu. Aska hanya diam menatap tangan yang ada di hadapannya, sembari menarik nafas dalam ia mulai memasukan tangannya ke saku celana dengan santai.

“Oooo Dwi…. Salam kenal…. Kau sudah mengenal namaku bukan?” tanya pria itu dengan santai hingga membuat gadis bernama Dwi itu berlahan mulai menurunkan tangannya.

“Ya…. hm….. apa abang punya waktu?” tanyanya dengan sangat gugup.

“Tidak… maaf banyak pekerjaan yang harus aku urus, permisi,” ucap Aska dengan sedikit menunduk sopan dan mulai berjalan santai, Dwi dan juga temannya hanya bisa diam menatap kepergian Aska.

“Kenapa tidak berkenalan denganku saja? Aku Randi,” ucap seorang pria yang langsung berdiri dan memasang wajah semanis mungkin.

“Dan aku Leo,” ucap pria lainnya yang ikut berdiri.

“Akuuu,”

“Dia Zayn,” potong Leo dengan senyuman yang masih terlihat begitu manis.

Dwi hanya memutar bola matanya dengan malas dan sedikit tersenyum tipis, ia langsung berjalan kesal mengingat perlakukan dan penolakan Aska yang di lakukan terang terangan di depan umum.

“Kenapa Aska terlalu sombong untuk wanita? Dia hanya ingin berkenalan,” ucap Randi dan kembali duduk.

“Ya kau benar… hanya bersalaman dan katakan, aku Aska….. ooo tentu saja nona manis…. Aku punya banyak waktu untuk bisa bersamamu,” sahut Leo yang juga kesal dengan tingkah sang teman.

“Itu kenapa dia di juluki dengan pria mahal, karena tidak semua wanita bisa banyak berkata dan membicarakan sebuah hal dengannya,” sambung Zayn yang membuat dua temannya menarik nafas dalam.

Sementara Aska masih berjalan masuk ke tempat dia bekerja, bukan kesal dengan pertanyaan sang teman hanya saja sedikit kalimat itu membuatnya kembali mengingat wanita yang seharusnya tidak dia ingat.

#Flashback#

“Kau yakin dengan ucapanmu?” tanya seorang pria yang duduk di samping seorang wanita.

“Hm…. Setelah aku menyelesaikan semua studyku, aku rasa kita bisa menikah, lagi pula ibu dan ayahku mulai mendesak,” ucapnya dengan sedikit senyuman malu.

“Katakan pada mereka, jika takdir mengatakan kita berjodoh aku akan menikahimu, lihat cincin yang melingkar ini cukup menjadi bukti kalau aku begitu mencintaimu,” ucpnya yang di angguki oleh wanita itu.

“Tapi hanya 3 bulan saja, ada perjalan luar kota yang harus aku urus, kau bisa menungguku?” tanya pria itu yang membuat gadis itu terdiam.

“3 bulan?”

“Hm… ini untuk karir ku, aku terpilih mewakili kantor… Mereka ingin aku yang menghadiri konverensi tersebut dan membuka route internasional yang baru, dan salah satu pesawat yang akan masuk ke beberapa bandara itu adalah maskapai yang aku handle saat ini.” jelasnya dengan lembut.

“Tapi Aska apa itu tidak terlalu lama?” rengek wanita itu yang membuat Aska tersenyum lembut.

“Tidak ada yang lama untuk kata cinta, jika kau rela menunggu aku tidak akan melakukan apapun di sana, katakan pada Ibumu aku akan kembali….” Ucapnya yang membuat wanita itu mengangguk sedih.

“Ah ya…. apa uang bulananmu sudah habis?” tanya Aska yang membuat gadis itu kembali tersenyum.