Qianlu adalah putri dari sebuah keluarga jenderal terpandang. Namun sayangnya hidupnya tidak bahagia, akibat dia sendiri, datangnya seorang selir dan juga anak nya membuat ibu nya tersingkir dan mengakibatkan sikapnya menjadi arogan.
"Jika seandainya aku bisa memutar waktu kembali, maka aku tidak mau menjadi seperti ini...." ujarnya ditengah ambang kematian.
"Dimana aku...."
"Qian! Lihatlah ayahmu sudah kembali!"
"Aku menjadi kecil?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Sembarang Sakit
Yeong yang bersiap memakai pakaian, terlihat kaget dengan pakaian yang diberikan oleh putrinya. Matanya menelisik pakaian itu dengan lekat. Itu tidak terlihat seperti pakaian yang biasanya ia gunakan. "Ini..... Ini seperti.... Astaga! Kenapa putriku bisa membelinya? Bagaimana bisa?" Yeong membolak-balikkan pakaian itu membuat pelayan pribadinya kebingungan.
"Ada masalah nyonya?" Tanya pelayan.
"Tidak, kau bisa pergi. Aku akan berganti pakaian sendiri." Ucap Yeong sembari mendekap pakaian itu.
"Baiklah nyonya. Saya undur diri." Yeong menatap ke sekitar sejenak. Dia kembali menatap pakaian itu kembali.
"Dipakai pun tidak apa kan? Sudah lama juga... Tidak seperti ini." Setelah dilihat-lihat pakaian berupa kain tipis bak dalaman itu bagus juga.
Yeong jadi tersenyum sendiri membayangkan nya. Sebelum suaminya datang, Yeong bergegas memakai nya.
******************
"Kenapa nenek tua itu lama sekali? Dimana jenderal Jun? Apa aku keluar saja? Tidak! Tidak.... Ini tidak boleh gagal lagi, sebaiknya aku tetap disini dan menunggu. Wanita tua itu tidak mungkin berbohong. Dia tidak menyukai menantunya, dan memilih ku, bahkan melakukan hal seperti ini. Bukankah itu bagus?" Fang Yin sudah tidak sabar dengan kedatangan sosok yang dinantikan nya. Dan benar saja, tak lama dia mendengar langkah kaki yang mendekat dan itu membuat senyum nya mengembang.
"Jenderal....." Ucapnya.
*********************
Yeong mendengar ketukan pintu, dan dia merapikan rambutnya. "Suamiku, masuk saja." Ucap Yeong. Tapi entah mengapa pintu itu tidak kunjung terbuka.
Tidak ingin penasaran, Yeong memakai jubah musim dingin untuk menutupi tubuhnya. Ketika dia membuka pintu........
"Nyonya, selamat malam! Maafkan saya, tuan jenderal...." Yeong melihat suaminya yang antara sadar dan tidak sadar itu sedang dipapah oleh kepercayaan suaminya.
"Bawa masuk!" Titah Yeong.
Dengan cukup sulit, Jun Hui dibaringkan di kasur nya. "Apa yang terjadi pada suamiku?
"Nyonya, sebaiknya kita bicarakan itu besok. Ini sudah larut, saya yakin nyonya bisa membuat Tuan jenderal lebih baik." Setelah mengatakan nya, dia langsung bergegas meninggalkan tempat itu.
"Yeong.... Kepalaku...." Ucap Jun Hui dengan mata yang mengadah menatap sekeliling tak beraturan. Yeong menutup pintu dan memeriksa keadaan suaminya.
"Suamiku, ada apa dengan mu?" Tanya Yeong, tapi Jun Hui membalas dengan linglung. Melihat sang istri di depannya. Tangan Jun Hui terulur mengelus lembut pipi Yeong.
"Apa tubuhmu panas?" Yeong memeriksa suhu tubuh suaminya.
"Tidak panas, aku akan....." Jun Hui menarik tangan istrinya membuat Yeong menabrak tubuh Jun Hui yang terbaring.
"Aku merasa sesak....." Ucap Jun Hui.
"Sesak?" Ulang Yeong.
Tangan besar Jun Hui menyapu rambut legam istrinya, dan tentunya jubah musim dingin itu tidak menutupi tubuh Yeong lagi, alhasil.... Baju tipis itu menampilkan tubuhnya.
"Kau merasa sesak suamiku? Biar aku....."
Yeong cukup kaget dengan ciuman manis dari Jun Hui. "Kau sangat wangi....." Ucap Jun.
Manik Yeong mengamati wajah suaminya, ada yang aneh.... Seolah ada sesuatu pada suaminya. "Yeong, peluk aku... Aku merasa dingin dan juga sesak di bawah." Langsung saja Yeong melihat ke bawah dan langsung mengerti.
"Apa ini perbuatan wanita itu?"
"Yeong....." Jun Hui bangkit dan membuat Yeong beringsut mundur. Mengerti dengan keadaan suaminya, dia mulai memberikan gerakan yang akan membantu suaminya dan tentunya disambut oleh Jun Hui dengan baik dan... Beringas.
************************
"Terimakasih paman Wang." Ucap Qian.
"Sama-sama Nona muda."
"Ayah akan baik-baik saja kan? Ayah tidak sakit kan? Apa sudah dipanggilkan tabib?" Tanya Qian bertubi-tubi dengan wajah manisnya.
Paman Wang tersenyum lembut dan mengangguk. "Tentu saja nona muda. Tuan jenderal akan segera baik. Setelah diobati oleh ibu Nona, Tuan jenderal akan sembuh."
'Syukurlah, Nona muda percaya saja. Tidak mungkin ku katakan bahwa tuan jenderal bukan sakit.... Tapi.... Ah, sudahlah!'
"Kalau begitu Nona muda tidur ya. Bibi pelayan nya sudah menunggu."
"Iya, paman Wang juga." Balas Qian.
"Mari Nona Qian, kita tidur....."
'Aku tidak sabar menunggu besok pagi!'
Bersambung........
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🙏🙏
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
suka bgt sama semua karyamu, sehari 5 bab jg bisa gk bosen. wkwkwk