NovelToon NovelToon
Dear, Anak Presdir

Dear, Anak Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Ada cowok yang pikirannya masih di zaman batu, yang menganggap seks cuma sekedar kompetisi. Semakin banyak cewek yang ditiduri, maka semakin jantan dia.

Terus ada juga yang menganggap ini cuma sebagai salah satu ajang seleksi. Kalau goyangannya enak, maka mereka bakal jadian.

Ada lagi yang melihat ini cuma buat kesenangan, tanpa perlu ada keterikatan. Ya, melakukannya cuma karena suka. Sudah, begitu saja.

Dan ada juga cowok yang menganggap seks itu sesuatu yang sakral. Sesuatu yang cuma bisa mereka lakukan sama orang yang benar-benar mereka sayangi.

Nah, kalau gue sendiri?

Jujur, gue juga nggak mengerti. Gue bahkan nggak tahu apa arti seks buat gue.

Terus, sekarang gue ada di sini sama Carolline?

Gue baru kenal dia, jadi gue nggak ada niatan buat tidur sama dia. Tapi kalau soal bikin dia puas?

Itu cerita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cut Off

Melvin masuk dengan ekspresi keras, matanya langsung ke HP di tangan gue. Wajahnya merah padam, penuh amarah. Gue buru-buru nurunin HP dan matiin panggilan.

"Lo ngobrol sama siapa?" Dia jalan cepat ke arah gue, dan gue langsung taruh HP di belakang punggung, jauh dari jangkauannya.

"Bukannya lo lagi live?"

Dia nunduk, mencengkram lengan gue kencang banget. Gue meringis, tapi berhasil melepaskan diri.

"Melvin, santai!"

"Lo ngobrol sama siapa, hah?!" Dia bentak keras di depan muka gue, terus tiba-tiba tangannya narik rambut gue, maksa gue berdiri.

"Melvin, stop."

Gue berusaha melepaskan diri, tapi genggamannya makin kencang, dan rasa sakit di kulit kepala gue makin menjadi. Dengan tangan satunya, dia nyamber HP gue. Gue cuma bisa diam, napas berat, pas lihat dia natap layar. Ekspresinya berubah jadi sesuatu yang bahkan lebih gelap dari sebelumnya.

Di sana, di daftar panggilan terakhir, ada nama Asta.

"Gue tahu, gue gak bisa percaya sama lo!"

Melvin melepaskan gue, dan gue kebanting di dinding. Gue mengeluh kesakitan. Dia lempar HP gue dengan emosi.

"Kita baru aja bahas ini! Terus begitu gue lengah, lo malah nelepon dia? Lo kenapa, sih, Phyton?"

"Dia cuma pengin tahu gue sudah sampai rumah dengan selamat, itu doang."

"Lo benaran gak peduli sama gue, ya."

"Melvin..."

"Kita baru aja bahas ini! Sialan!"

"Gue gak ngelakuin hal yang salah, gue cuma ngobrol sama dia."

"Pas banget abis gue bilang gue gak mau lo ngelakuin itu? Lo gak sayang sama gue, Phyton. Kalau lo sayang, lo gak bakal kayak gini."

"Kayak bagaimana?"

"Ngobrol sama orang yang sudah jelas-jelas gue minta lo jauhin."

"Melvin..."

Dia berbalik sambil meremas kepalanya, trus melihat gue. Gue tahu ini bakal buruk.

"Makanya dulu gak ada yang nganggap lo serius sebelum gue dateng ke hidup lo, karena lo begini."

Itu sakit banget. Sebelum ketemu Melvin, gue memang pernah pacaran sama beberapa orang, bahkan jatuh cinta. Tapi sayangnya, gak ada yang serius. Ujung-ujungnya, gue selalu jadi pihak yang patah hati. Makanya kata-kata Melvin barusan terasa nusuk ke luka lama gue, dan gue gak tahu harus ngomong apa.

"Jadi, ini lo, Phyton? Cuma brengsek murahan?"

"Enggak! Gue cuma cinta lo, Melvin! Lo doang! Gak ada yang lain!"

"Kalau gitu, buktiin." Mata hitamnya langsung mengunci ke gue. "Kasih HP lo ke gue."

"Apa?"

"Kasih HP lo ke gue. Gue gak bakal bisa lanjut live dengan tenang kalau gue gak yakin lo gak diam-diam chattingan sama dia di sini."

"Melvin, lo keterlaluan. Gue gak bakal—"

"Kasih HP lo ke gue, anjing!"

Amarah yang keluar dari dia bikin gue takut. Akhirnya, gue menyerah. Gue gak mau ini makin parah. Gue gak mau dia nyakitin gue lagi. Tapi kayaknya semesta memang lagi bercanda sama gue, HP gue tiba-tiba bergetar, panggilan masuk dari Asta.

"Dia pasti khawatir karena tadi gue nutup telepon tiba-tiba, cuma itu doang."

"Angkat. Terus nyalain speaker. Lo bilang ke dia buat hapus nomor lo, atau gue bakal ngelakuin sesuatu."

Gue geleng-geleng kepala, dan rahang Melvin langsung menegang.

"Phyton."

"Melvin, tolong."

"Lakuin! atau gue harus ngelakuin sesuatu ke dia?"

Gue langsung kaku.

"Jangan."

"Kalau gitu, lakuin yang gue bilang."

Gue mengangguk, terus angkat teleponnya dan nyalain speaker.

...📞...

^^^"Phyton? Lo baik-baik aja?"^^^

Dengar suara Asta bikin gue pengin nangis. Karena gue takut. Karena beberapa menit lalu, ngobrol sama dia bikin gue merasa aman. Tapi gue tahan.

"Asta, kayaknya lo... mending hapus nomor gue. Gue gak punya waktu buat cari teman sekarang. Semoga sukses buat semuanya."

^^^"Apa? Lo ngomong apaan, Phyton?"^^^

"Tolong, jangan ganggu gue lagi. Jangan bikin hidup gue makin ribet. Jangan telepon gue lagi. Selamat tinggal."

Gue matikan teleponnya.

Melvin cuma natap gue. Terus, dia maju, pegang wajah gue.

"Tuh kan? Gak sesulit itu, Phyton. Telepon tadi bakal mengurangi drama buat kita. Lo mau ribut kayak gini lagi?"

"Enggak."

"Dan kita gak bakal ribut lagi, karena dia sudah gak ada. Kita bakal baik-baik aja. Cuma lo dan gue, melawan dunia. Lo yang paling penting buat gue, makanya gue begini."

Dia meluk gue. Dulu, badannya terasa hangat, bikin gue merasa aman.

Tapi sekarang?

Dingin. Kayak tembok atau kaca jendela yang menghadap ke kota.

Gue bersandar dagu di pundaknya, merasakan air mata mulai mengumpul di mata gue. Lampu-lampu kota berubah jadi titik-titik blur, dan ada kesedihan yang dalam banget, nyesek, kayak mau menelan gue hidup-hidup.

Gue keingat nyokap, bagaimana dia kerja keras, berjuang buat gue. Bagaimana dia sakit-sakitan tapi tetap bertahan. Dia kasih segalanya buat membesarkan gue.

Kira-kira dia bangga gak, ya, sama gue sekarang?

Atau malah sebaliknya?

Gue sudah gak tahu lagi gue siapa atau ke mana arah hidup gue. Yang gue punya cuma Melvin, dan dia makin berubah setiap hari. Cowok manis dan kalem yang dulu bikin gue jatuh cinta sama dia sudah hampir gak kelihatan. Sekarang, kalau gue dapat sedikit aja kasih sayang darinya, pasti ada harga yang harus gue bayar, kayak tadi, habis kita tidur bareng, pasti ada sakit yang menyusul. Kayak sekarang ini.

Gue selalu harus bayar buat dapatin sedikit rasa sayang, dan harganya adalah rasa sakit.

Melvin mengusap punggung gue pelan.

"Sudah, jangan nangis. Gak sebesar itu masalahnya. Jangan lebay, Phyton."

"Maaf."

"Gue bakal bikin lo lupa semua ini."

Dia masih meluk gue, terus mulai cium leher gue sambil meraba badan gue.

Hal terakhir yang gue pengen sekarang adalah tidur sama dia, tapi gue gak punya tenaga buat nolak atau lawan dia.

Jadi gue diam saja. Gue biarkan dia cium gue, lepasin baju gue. Gue biarkan dia muterin badan gue dan menyandarkan gue ke kasur.

Badan gue langsung bereaksi karena sudah kebiasaan. Tapi pikiran gue kosong. Jauh. Kayak gue bahkan gak ada di sini.

Gue ingat sama teman-teman lama gue. Gue kebayang aroma kopi fresh yang dulu sering diseduh nyokap. Gue dengar lagi di kepala gue kata-kata Selma. Gue keingat betapa ramah dan hangatnya senyum Asta.

Air mata jatuh dari mata gue, menetes ke sprei, membasahi kainnya.

Karena gue merasa sendirian. Gue terjebak. Gue cuma pengen punya teman.

1
Ummi Yatusholiha
udah deh phyton kamu harus berusaha tegas ke melvin dan tinggalin melvin. ibu kamu gak akan bangga dgn keadaan kamu sekarang,yg ada pasti beliau sangat kecewa sama kamu.
cobalah utk hidup normal phyton
Ummi Yatusholiha
tuh ketahuan kan sama si melvin.. deg degan deh
Ummi Yatusholiha
egois banget si malvin
Ummi Yatusholiha
vey juga kok gitu sih,deket sama vino dan ngaku kecewa karna vino blm bisa move on dari bessie, tapi malah godain asta juga.. gatel gak tuh
Ummi Yatusholiha
kirain asta gak bakal tergoda sama vey,secara asta kan udah kesemsem banget sama selma.
arif didu
oo baru ngeh, jd si uar piton ini gay?
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚊𝚕𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚒 𝚍𝚒𝚗𝚘.. 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚊𝚐𝚎𝚝 𝚋𝚊𝚛𝚎𝚗𝚐 𝚊𝚜𝚝𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚒 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚎 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚔𝚎 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.
𝚜𝚊𝚕𝚞𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊,𝚠𝚊𝚕𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚒𝚊 𝚝𝚍𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊,𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚗𝚐𝚎𝚍𝚞𝚔𝚞𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚖𝚎𝚐𝚘𝚝,𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚜𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚝𝚘𝚡𝚒𝚍 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚊𝚜𝚒𝚊𝚗 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗, 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚠𝚊𝚑 𝚊𝚗𝚌𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚍𝚎𝚑
Ummi Yatusholiha
𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚔𝚊𝚑
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚔𝚊𝚗 🤭
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚢𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚗𝚒𝚛𝚒𝚊,𝚐𝚎𝚐𝚊𝚛𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚐𝚘 𝚝𝚘 𝚙𝚊𝚛𝚝𝚢.
𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚍𝚘𝚗𝚐 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚞𝚑 𝚊𝚜𝚝𝚊,𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚙𝚘𝚛𝚝 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.. 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚍𝚘𝚗𝚐 𝚋𝚛𝚘𝚘𝚘
Ummi Yatusholiha
𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚙𝚢𝚞𝚗 𝚊𝚜𝚝𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚖𝚎𝚕𝚘𝚠 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚎𝚝 𝚍𝚎𝚑 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔.
𝚜𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚌𝚘𝚌𝚘𝚔 𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
anan zielle,kangen kalian deh 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
selma terima gak tuh ajakan asta 😊
Rainn
Kak sorry ini cerita asta? Anan belum ya kak? Aku lupa smpet kaget kirain asta itu aman, lah kok sma carolin bukan sma ze 🥹 trnyata asta ya si bungsu 🤭
Rainn: Yg anan zee season 2 kapan updte kak?
Nah ini nih ciri khas nya teka teki yg amazing 🤤
DityaR: Anan udah tenang sama Zee, kak.
Asta bukan juga sama carroline, tapi sama .....
total 2 replies
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚝𝚞𝚑 𝚙𝚜𝚒𝚔𝚘𝚕𝚘𝚐 𝚍𝚎𝚑..
𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚗𝚎𝚖𝚞𝚒𝚗 𝚓𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊𝚒𝚗 𝚟𝚎𝚢..𝚐𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚝𝚞𝚓𝚞 𝚔𝚕𝚘 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚟𝚎𝚢
Ummi Yatusholiha
𝚑𝚊𝚍𝚎𝚞𝚑 𝚊𝚜𝚝𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚊𝚖𝚋𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚌𝚊𝚠 𝚍𝚎𝚑 𝚔𝚕𝚘 𝚐𝚒𝚝𝚞
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!