Vanessa Althea Christy Walker atau kerap di sapa Vanessa adalah seorang dokter spesialis bedah termuda berusia 22 tahun,ia terkenal dengan parasnya yang begitu cantik dan sikapnya yang ramah.
namun tidak ada satu pun lelaki yang dekat dengan mampu memenangkan hatinya.entah mengapa Vanessa begitu tertutup tentang perasaannya.
suatu hari ia bertemu dengan seorang pasien kecil yang tersesat di taman.
ia menolong anak itu dan bertemu dengan sang ayah yang di sebutkan oleh anak itu.
parahnya pria yang di sebut ayah oleh anak itu adalah mantan kekasihnya.
langit bagaikan runtuh saat tau pria yang dulu meninggalkannya tanpa kabar kini muncul di depannya dan parahnya ia malah menolong anak pria itu.
tanpa ia ketahui akar permasalahannya bukan dari sudut pandangnya tetapi dari kebenaran di masa lalu yang membuat kesalahpahaman terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
"ivana,aku sial banget"ucap Vanessa yang menunjukkan raut wajah berkaca-kaca.
-
-
"eehhhh!!serius??!"ucap ivana setelah Vanessa menceritakan segala rangkaian kejadian yang ia alami.
Vanessa mengangguk kepalanya dengan lemah dan semakin mempererat pelukannya pada bantal sofa.
"tapi bibirnya enak kan??"ucap ivana mengoda Vanessa.
Buk
"sialan kau Ivana,aku lagi sengsara tapi kamu malah mengolok-olok ku"ucap Vanessa sambil melempar bantal sofa itu kepada Ivana.wajah Vanessa bagaikan kepiting rebus,di dalam hati dia mengakui bahwa bibir Alaric seakan-akan menjadi candu baginya.
"hahaha,wajah mu memerah van,hayo lohh"ucap ivana.
"ahh gak asik.sini aku mau ganti baju"ucap Vanessa sambil mengambil paperbag yang di pegang oleh Ivana.
Vanessa masuk ke bilik ganti dan setelah selesai ia keluar perlahan dengan raut wajah tegang.
"Napa muka mu kayak ketemu mayat hidup van??"ucap ivana yang duduk di sofa sambil memainkan hp nya.
"ka-kamu ada liat h-hp ku gak na??"ucap Vanessa.
Ivana menggelengkan kepalanya lalu kemudian menatap ke arah Vanessa dengan tatapan jahil.
"jangan bilang,hp mu tertinggal di kamar calon anak mu?ahh kalau gak salah,bukannya isi galeri mu masih banyak foto-foto mantan terindah yah"ucap ivana.
"aahhhh tidak!!"ucap Vanessa sambil mengacak-acak rambutnya.
Vanessa langsung keluar dan berpas-pasan dengan dokter Ezra.
"dokter Vanessa kenapa ke....."
"maaf dok saya buru-buru,nyawa saya di ujung tanduk"ucap Vanessa lalu pergi dari sana.
"hahaha,baru kali ini aku melihat Vanessa lari seperti orang gila haha"ucap ivana terkekeh sambil memvideokan aksi Vanessa.
"dokter Ivana"sapa dokter Ezra.
"ehh dokter Ezra"ucap Ivana.
"kalau boleh tau,dokter Vanessa kenapa yah??"ucap dokter Ezra.
"dia ada urusan penting,ah mumpung kita sedang berdua,aku ingin menanyakan sesuatu pada mu dokter Ezra"ucap ivana tersenyum ramah.
"tanyakan saja dok,saya akan menjawabnya dengan jujur"ucap dokter Ezra.
Ekspresi wajah Ivana yang tadi terlihat bahagia kini berubah datar.
"kamu mencintai Vanessa bukan??"ucap Ivana.
Dokter Ezra terdiam lalu kemudian tersenyum.
"huff ketahuan yah.hum aku jatuh cinta padanya saat pertama kali melihatnya waktu pertamakali aku di tugaskan di rumah sakit ini"ucap dokter Ezra.
"sudah ku duga.dokter Ezra sebaiknya kamu mundur"ucap ivana.
dokter Ezra terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh sahabat dari orang yang ia suka.
"apa maksud mu dokter ivana?"ucap dokter Ezra yang meminta penjelasan.
"ini hanya saran.percuma kamu mendekati Vanessa,kamu memang mendapat perlakuan yang ramah dan baik dari dia karena memang dia adalah wanita yang berkarakter ramah.tapi,kamu selamanya tidak bisa mendapatkan hatinya dokter Ezra"ucap Ivana.
"hatinya bersama seseorang,dia memang malau untuk mengatakannya tapi hatinya menolak apa yang dia pikirkan"ucap ivana.
Puk
Ivana menepuk bahu dokter Ezra.
"masih banyak wanita lain bro,jangan sampai kau sakit hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan"ucap ivana lalu berjalan pergi dari sana namun terhenti sebentar saat mendengar kata-kata yang di lontarkan oleh dokter Ezra.
"tidak!aku akan berusaha,usaha pasti membuahkan hasil"ucap dokter Ezra bertekad.
"huh,ini hanya Saran dokter Ezra.jangan sampai kau di bimbing menuju kegelapan dunia"ucap ivana.
"ahh satu lagi"ucap ivana lalu berbalik menatap dokter Ezra.
"berani kamu macam-macam dengan sahabat kami,maka kami orang pertama yang akan menghajar mu sampai bebak belur dokter Ezra"ucap ivana sambil tersenyum ramah kepada dokter Ezra.
"sampai jumpa,semoga hari mu menyenangkan dokter Ezra"ucap Ivana lalu pergi dari sana sambil melambaikan tangannya.
**********
Kini Vanessa mengatur napasnya di depan pintu ruang rawat inap milik Rafa.
Tok
Tok
"permisi"ucap Vanessa Lalau membuka pintu itu.
"hallo dokter Vanessa,mau sarapan bersama??"ucap Richard yang sedang makan roti yang di buatkan oleh mommy Gianna.
"terimakasih atas tawarannya,tapi saya datang ke sini untuk memeriksa perkembangan Rafa"ucap Vanessa tersenyum ramah.
"mommy,apakah Rafa sudah sembuh??"ucap Rafa berbinar.
"kita periksa dulu yah sayang"ucap Vanessa yang sambil memeriksa Rafa dengan menggunakan stetoskop yang ia bawa.
"gimana mom??"ucap Rafa.
"sore ini Rafa bisa pulang,tapi jangan banyak bergerak dulu,luka Rafa belum sembuh"ucap Vanessa.
"yey, terimakasih mommy.cup"ucap Rafa lalu mencium pipi Vanessa.
"sama-sama sayang,ingat kalau sudah pulang nanti jangan suka nyusahin Oma,opa, Daddy dan orang-orang yah,janji jangan jadi anak nakal"ucap Vanessa.
"Rafa bisa janji mom,tapi mommy kan pulang bareng Rafa kan nanti??"ucap Rafa.
"eehh??anu itu...."ucap Vanessa yang bingung menjawab apa.
"tentu saja mommy mu akan pulang bersama kita"ucap Alaric lalu memeluk pinggang Vanessa.
"benarkah??"ucap Rafa.
"hey bedebah,kau ingin ku amputasi tangan mu??"bisik Vanessa lirih.
"kau tidak akan berani,bukankah kamu menikmati bahkan meletakkan tangan ku agar juga memeluk mu tadi malam,ahh aku juga lupa, bagaimana rasanya ciuman kita berdua kemarin,apa kamu mau mencobanya lagi??"bisik Alaric.
"kau,aku semakin membenci mu"ucap Vanessa sambil mencubit lengan Alaric yang memeluknya.
Alaric mengaduh Lalau melepas pelukannya dan kembali duduk di sofa bersama Richard.
"mommy,kenapa mommy belum menjawab ku.mommy tidak mau pulang bersama dengan Rafa yah??"ucap Rafa dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"huff, mommy tidak bisa berjanji sayang"ucap Vanessa
"hiks mommy huhu"Rafa mulai menangis.
"mommy gak mau berjanji sama Rafa takut Rafa sakit hati kalau mommy tidak bisa menepatinya,udah dong jangan nangis yah sayang"ucap Vanessa sambil menghapus jejak air mata Rafa yang mengalir.
"baiklah,baiklah.nanti mommy usahakan yah.jangan Nasih okey"ucap Vanessa.
"janji??"ucap Rafa sambil menunjukkan jari kelingking kepada Vanessa
"janji kok"ucap Vanessa tersenyum lalu mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Rafa.
tok
Tok
"permisi"ucap seseorang.
Cklek
"dokter Vanessa,direktur memanggil anda"ucap wakil direktur rumah sakit.
Vanessa memandang ke arah Rafa seolah-olah berkata kira-kira aku salah apa yah,sampai di panggil direktur
Sedangkan Rafa hanya bisa mengangkat bahunya bertanda tidak tau.
"baik dok saya akan ke sana segera"ucap Vanessa.
"sayang, mommy pergi dulu yah.ingat nanti sore baru boleh pulang sampai suster lepasin infus Rafa .okey?"ucap Vanessa.
"okey mommy"ucap Rafa.
Lalu Vanessa pergi dari sana tak lupa ia membawa hp nya yang menjadi biang kesialannya sejak kemarin.
Setelah Vanessa pergi Alaric tersenyum kecil.
"hey hey,senyum licik mu tidak perlu di perlihatkan"ucap Richard.
TBC
ternyata komunikasi & mengerti itu
no 1 ya...
untuk menyelesaikan permasalahan...
mereka jadi bahagia
dan 2 " nya
jadi bucin
dong ke Vanesa
biar gak ada kegundahan hati lagi...
si vanessa keras kepala gak mau denger penjelasan alaric..