Kisah seorang anak laki-laki yang beruntung menemukan sebuah batu misterius yang menuntunnya menuju takdir tertinggi.
Takdir yang akan menjadikannya yang terkuat dan takdir yang akan membuatnya menundukkan semua jenius yang ada.
Ini adalah takdir yang telah menghilang dari dunia, ini adalah takdir tertinggi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lin Kay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Xiao Yuan
Beberapa ratus tahun setelah pertempuran besar di wilayah besar daratan langit, tampak bahwa alam disana telah banyak berubah. Entah bentuk tanah telah berubah karena tuntutan alam atau hal yang lainnya. Sehingga hampir tidak terlihat bahwa ada jejak pertarungan besar disana.
Ratusan tahun yang lalu, setelah pertarungan besar itu telah berakhir, kaisar Qin mengutus orang-orang dari kota kekaisaran untuk melihat jejak pertarungan tersebut.
Banyak kultivator yang akhirnya tertarik juga mulai berdatangan ke tempat tersebut tapi yang tersisa hanyalah jejak pertarungan dan kerusakannya yang dahsyat. Pada akhirnya, ratusan tahun berlalu dan semua orang mulai melupakan kejadian tersebut.
Wilayah barat yang semulanya kosong pun akhirnya mulai berdiri desa-desa dan beberapa kota kecil sebagai akibat menetapnya para kultivator untuk penelitian terdahulu.
Salah satu kota yang berdiri di sana adalah kota Naga Harimau yang dikuasai oleh penguasa kota dan beberapa kekuatan besar yang telah berdiri selama puluhan hingga ratusan tahun.
Lalu, di sebuah wilayah pepohonan di hutan pegunungan Jinyang, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun tampak sedang duduk bersila sambil bermeditasi diatas sebuah batu datar.
Pemuda dengan pakaian sederhana dan rambut hitamnya yang lumayan panjang ini bernama Xiao Yuan, dirinya adalah tuan muda dari klan Xiao dikota naga harimau.
Meskipun berstatus sebagai tuan muda, dirinya hanyalah anak dari seorang keturunan langsung yang terbuang. Karenanya, tidak sedikit dirinya menerima bulian dari beberapa anggota muda di klan Xiao.
Pada waktu ini, terlihat bahwa Xiao Yuan mulai menormalkan kembali nafasnya dan mulai menghembuskan nafasnya perlahan untuk menyudahi meditasinya saat ini.
Kemudian dirinya mulai membuka kedua matanya dan memperlihatkan sepasang mata merahnya yang menyala.
Ia kemudian sedikit mengangkat tangannya dan melihatnya dengan frustasi. "Ah, sudah tiga bulan sejak diriku berhasil menembus Alam Pondasi lapisan kedua. Tapi bahkan sampai sekarang aku belum menemukan kesempatan untuk menembus lapisan ketiga..." Ucapnya dengan lemas lalu menghela nafasnya.
Xiao Yuan kemudian mendongak untuk melihat langit cerah berawan, ia kemudian tersenyum pahit. "Andaikan aku mendapatkan sumber daya dari klan, perkembanganku takkan begitu menyedihkan..." Ucapnya.
Saat Xiao Yuan sedang meratapi nasibnya yang tak begitu beruntung, tampak bahwa beberapa anak muda sebaya dengannya tengah berjalan perlahan ke arahnya.
"Hahaha. Xiao Yuan, kau masih berharap untuk mendapatkan sumberdaya dari klan dengan bakatmu yang buruk itu?..." Seorang pemuda yang berdiri di depan kelompok itu mulai berkata dengan perkataan yang menusuk.
Saat kata kata ini terdengar di telinganya, Xiao Yuan segera memalingkan wajahnya dan melihat ke arah sumber suara tersebut.
Terlihat, ada empat anak laki-laki yang auranya lebih kuat dari Xiao Yuan terus berjalan ke arahnya. Itu adalah orang-orang familiar yang hampir setiap minggu mencari masalah dengannya.
Dari empat anak ini, tampak bahwa aura ketiga orang dibelakang tampak biasa saja. Sedangkan untuk yang di depan, bukan hanya berpakaian bangsawan dengan dominan warna biru, dirinya juga memiliki aura yang lebih kuat.
Anak berpakaian bangsawan ini secara alami adalah salah satu keturunan langsung klan Xiao, Xiao Dan. Dirinya adalah anak dari tetua pertama klan Xiao dan pemegang bakat terbaik di generasi ini.
Kekuatannya telah mencapai puncak Alam Pondasi lapisan kelima ketika dirinya saat ini baru berusia 15 tahun. Untuk ukuran wilayah terpencil, bakat semacam ini sudah dapat dikatakan luar biasa.
"Xiao Yuan, sampah sepertimu tak pantas mendapatkan dukungan apapun dari klan!..." Xiao Dan berkata lagi dengan dingin ketika dirinya dan bawahannya telah berhenti di dekat Xiao Yuan.
Mendengar ini, Xiao Yuan sedikit tersenyum. "Saudara Dan, tenanglah. Bukankah diriku memang tak pernah mendapatkan apapun?..." Ucapnya dengan santai.
Melihat Xiao Yuan yang membalas perkataannya dengan santai tanpa rasa takut, ini membuat Xiao Dan sangat kesal.
Dirinya selalu membully Xiao Yuan selama ini bukan hanya karena Xiao Yuan lemah, itu juga karena bahkan walau Xiao Yuan terus di tindas orang lain, Xiao Yuan sama sekali tidak menunjukkan penurunan mental ataupun kehilangan keberanian.
Ini menunjukkan bahwa Xiao Yuan hanya tak memiliki cukup bakat, bukan tak memiliki keberanian!
Pada saat ini, rahang Xiao Dan tampak mengeras dengan emosi memuncak yang terlihat pada sorot matanya. "Siapa yang kau panggil saudara?! Kau hanyalah anak dari orang terbuang!..." Ucapnya dengan keras.
Xiao Yuan yang mendengar ini tampak tersenyum lembut dengan kedua mata tertutup. "Ah, benar-benar. Kau adalah tuan mudanya sedangkan aku pelayannya..." Ucapnya.
Mendengar ini, Xiao Dan tampak semakin emosi, rahangnya tampak semakin mengeras. Tapi, Xiao Dan segera tersadar dan mengendalikan emosinya dengan cepat.
"Huh." Dirinya kemudian menghela nafasnya untuk menenangkan dirinya.
Setelah dirinya agak tenang, Xiao Dan kemudian tersenyum mengejek kearah Xiao Yuan. "Heh, benar juga..."
"Xiao Yuan, aku telah mempelajari seni beladiri baru baru-baru ini. Aku tidak tahu apakah kau dapat berbaik hati dengan membiarkan diriku 'berlatih' denganmu?..." Lanjut Xiao Dan.
Mendengar ini, wajah Xiao Yuan tampak berubah. Tatapannya menjadi dingin menatap tajam kearah empat orang di depannya.
Ia kemudian memejam dan menghela nafasnya dengan pasrah. "Ah, orang-orang ini... Pembully sialan!..." Gumamnya pelan.
"Kau bilang apa?!..." Salah seorang di belakang Xiao Dan tampak berteriak menyadari gumaman Xiao Yuan. Dia tampak maju selangkah tetapi itu segera di hentikan oleh tangan Xiao Dan.
"Bagaimana?..." Ucap Xiao Dan saat dirinya telah menghentikan langkah bawahannya.
Xiao Yuan kemudian tersenyum lebar. "Hehe, tentu saja. Bagaimana aku bisa menolak ajakanmu?..." Ucap Xiao Yuan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Heh, kau tahu diri juga ternyata..." Balas Xiao Dan dengan senyuman puas di wajahnya.