NovelToon NovelToon
Jodohku Mas Duda Jutek

Jodohku Mas Duda Jutek

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Pernikahan Kilat
Popularitas:6.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Asri Faris

Setelah kepergian istrinya, Hanan Ramahendra menjadi pribadi yang tertutup dan dingin. Hidupnya hanya tentang dirinya dan putrinya. Hingga suatu ketika terusik dengan keberadaan seorang Naima Nahla, pribadi yang begitu sederhana, mampu menggetarkan hatinya hingga kembali terucap kata cinta.

"Berapa uang yang harus aku bayar untuk mengganti waktumu?" Hanan Ramahendra.

"Maaf, ini bukan soal uang, tapi bentuk tanggung jawab, saya tidak bisa." Naima Nahla

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Pria itu menyapa dengan sopan, mengulurkan tangan pada Ayah dan ibu Nahla.

"Owh ... wali murid dari siswinya Nahla? Terima kasih sudah mengantar anak saya. Mari silahkan masuk dulu, kebetulan Ibu baru saja menggoreng pisang teman ngopi!"

Pak Hanan yang disuruh masuk, tetapi kenapa Nahla yang grogi. Bahkan takut kedua orang tuanya salah arti.

"Sudah malam, Pak, Bu, Pak Hanan ini sudah harus pulang, kasihan Icha sudah menunggu di mobil," ucap Nahla mendahului pria itu. Menghentikan mulut Hanan yang hampir berkedut mengeluarkan suaranya.

Perempuan itu menatap ayah dari anak didiknya dengan senyum manis tertahan. Yang diajak senyum melirik dingin.

"Benar sekali, Pak, sudah malam, lain kesempatan saja saya cicipi. Berhubung Nahla sudah pulang dengan selamat sampai rumah, saya pamit, Bu, Pak," ujarnya mengangguk sopan.

"Terima kasih sekali lagi, hati-hati di jalan!" ucap Bapak mengangguk. Mengiringi kepulangan Hanan yang beranjak pamit.

Seketika Nahla bernapas lega melihat kepulangan pria yang terlihat dingin itu. Bahkan, mulai mode kaku lagi saat berhadapan dengannya.

"Jangan lupa besok pagi, kurang dari pukul enam sudah sampai," pesan Hanan sebelum beranjak.

Nahla hanya mengangguk dalam, sedikit kesal atas sikapnya teramat tidak jelas itu. Perempuan itu mengantarnya hingga mendekati mobilnya. Baru beranjak setelah mobil melaju.

"Acie ... dianterin Mas duda!" ledek Ayah begitu Nahla mendekati pintu masuk.

"Jangan mulai Pak, Nahla capek," tegur gadis itu masuk dengan wajah lelah.

"Akhirnya kamu laku juga Ndok, Ibu pikir kamu tidak tertarik dengan pria."

Nahla menatap wajah lelah, orang tuanya kenapa konyol sekali. Menganggap Nahla tidak suka laki-laki. Bukan anti, lebih kepada tidak ingin main hati.

Balada mempunyai orang tua sedikit somplak dan gaul, sering kepo akut dengan urusan anaknya. Terutama semua cowok yang masuk, mengenalnya, atau bahkan bertamu. Semua akan Ayah ospek sampai lulus.

"Kok bisa sampai malam begini, memangnya ada les tambahan?" tanya Ibu penuh selidik.

"Hmm ... iya Bu," jawab Nahla berdusta. Tidak mungkin juga harus berkata jujur tentang ajakan nikah dan perdebatan random antara dirinya dan Pak Hanan. Bisa-bisa langsung habis diinterogasi sebelum tidur.

Tuh kan jadi bohong aku, gegara Pak Hanan ini. Bikin orang kebat kebit saja. Meresahkan sekali.

"Kok wajah kamu merona, hayo ... kalian pacaran ya?" tuduh Ibu senyum-senyum menggoda.

"His ... Ibu ini apaan sih, mana mungkin Pak Hanan suka sama saya, la wong dia itu kaya, berpengaruh, tidak mungkin," sanggah Nahla cepat. Tidak ingin membahas tentang pria itu lagi membuat Nahla berlalu ke kamar.

"Nduk, ibu belum selesai ngomong, kok ditinggalin." Ibu mengekor ke kamar. Berasa disidang dihadapkan dengan ayah dan ibu juga belum percaya.

"Beneran Ibu, Bapak, Nahla nggak pacaran, sekarang izin menutup pintu mau tidur," ujarnya sopan.

"Tunggu!" Koor kedua orang tua itu bersamaan.

"Apalagi Bu, kamu yakin dia tidak ada perasaan?"

"Ya nggak tahu, Bu," jawab Nahla logis.

"Kalau kamu suka nggak sama Pak Hanan?" tanya Bapak ikut-ikutan.

"Nggak Bu, Pak, Nahla capek mau tidur."

"Dia itu sopan sekali, beda dengan teman kamu lainnya, Bapak suka."

Haduh ... Bapak nggak tahu sopannya di depan Bapak aja. Aslinya nyebelin, nyeremin,

sombong, dan bahkan tidak pernah tersenyum.

"Bapak, Ibu, Nahla belum mau mikirin itu, lagian umur Nahla juga belum expired, jadi jangan khawatir tidak laku."

"Eh ya, besok Nahla ada acara nemenin Icha ke Lembang Park and zoo. Jadi, pagi-pagi udah berangkat," pamit gadisnya ibu berharap tidak makin heboh.

"Owh ... boleh itu, sama Pak Hanan?" sahut Ibu langsung mengiyakan.

"Tidak Bu, beliau ada acara penting jadi tidak bisa menemani Icha. Pak Hanan memintaku untuk menemani putrinya."

"Owh ... begitu," jawab Ayah dan Ibu kompak.

Perempuan itu mengusap dada lega setelah pintu tertutup. Bahkan Nahla menguncinya dari dalam agar bisa tidur nyenyak tanpa gangguan.

Rasanya perempuan itu seperti baru tertidur begitu mendapati ponselnya berdering cukup nyaring. Itu bukan suara alarm yang Nahla stel sebelum subuh. Melainkan deringan panggilan dari Pak Hanan di jam tiga dini hari.

"Astaghfirullah ... ini orang apaan sih, jam segini telpon-telpon," gumam Nahla menatap layar ponsel dengan kesal. Menggangu waktu istirahatnya saja yang masih satu jam ke depan.

Sengaja mendiamkannya karena malas, eh, tetiba malah beralih ke vidio call. Orang itu ngadi-ngadi sekali sepertinya. Jam segini vidio call? Belum juga cuci muka, bagaimana ceritanya wajahnya yang manis itu bisa terlihat masih acak-acakan.

[Angkat telpon saya, itu Icha yang mau ngomong, dia udah bangun dan nggak mau tidur lagi gegara takut kamu nggak datang]~ Papa Icha.

Nahla membuka pesan dengan perasaan enggan. Selesai membaca langsung berubah pikiran begitu mengetahui bocah kecil itu yang menghubungi dirinya. Kilat menyambar hijab untuk menutupi rambutnya yang berantakan. Peduli apa dengan wajahnya yang baru bangun tidur, langsung menyapa dengan senyum ramah.

"Iya Icha sayang, kenapa bangun sepagi ini. Jangan khawatir Miss Nahla nanti akan datang setelah subuh, sekarang Icha bisa tidur lagi," ucap perempuan itu menyakinkan.

"Beneran Miss nemenin Icha, kan?"

"Iya, iya, nanti miss pasti datang. Sekarang tutup dulu teleponnya ya?"

"Siap Miss, Icha mau bobok lagi," pamit gadis kecil itu menurut. Namun, baru beberapa detik handphone itu kembali berdering. Membuatnya mau tidak mau mengangkatnya kembali.

"Iya Icha, kenapa lagi sayang?"

"Ghem!" Suara di sebrang sana nampak seorang pria.

Mati aku!

1
Nova Angel
🤣🤣🤣🤣
Nova Angel
🤣🤣🤣🤣🤣
scala sora
orang Jawa bilang mbangkak'i
scala sora
lidah berlibur? susah ngebayanginnya ...
Syra Aini
Luar biasa
scala sora
hemmmm...
scala sora
aamiin paling serius
scala sora
seminar?
scala sora
handuknya = jilbabnya (?)
Mawar🌹
izin mampir kk
rina Rismayanti
Luar biasa
Fitri Irmawati
please Thor q jg prnah di pcc kyk gini,nyesek😭😭😭tp endingx sama..berkhir prcraian😭
Zana Putri Zakhira
Lumayan
Dwi Firza
Luar biasa
Rasya Athaya Athaya
pantabg mundur mas duda
Lina Warlina
jadi sedih
Lina Warlina
pacaran setelah halal
Lina Warlina
suka bacanya
Rhenii RA
Jungkir balik ngomongnya
Rhenii RA
Silent
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!