Gadis Licik Milik Jenderal
"Semua bukti telah jelas. Permaisuri tidak ada lagi tempat untuk mu di istana ini," kaisar Wen Ming berdiri menatap Istrinya yang telah berakhir dalam ke terpurukan. Sutra panjang berwana putih di lemparkan. "Sudah waktunya kamu pergi," membalikan tubuhnya.
Permaisuri Li Yue An bangkit dari lantai yang dingin. "Kamu tahu aku tidak bersalah. Semua yang aku lakukan atas kehendak mu. Dan sekarang semua bukti di arahkan untuk ku. Yang Mulia, aku memang kejam tapi kamu lebih kejam. Enam ratus ribu jiwa rakyat biasa telah menjadi jembatan untuk kejayaan mu. Dan semua kesalahan kamu limpahkan kepada ku."
Kaisar Wen Ming menghentikan langkahnya. Dia melihat istrinya dengan ekor matanya. "Hari ini adalah hari pernikahan kita. Li Yue An, pernah kah kamu mencintai ku?"
Dada wanita itu seperti di hujami ribuan panah. "Pernah. Tapi hanya untuk sekilas."
Pria dengan jubah emas mengambang di tubuhnya tersenyum tipis. "Aku juga pernah mencintai mu. Bahkan hingga sekarang masih ada perasaan itu. Jika aku membiarkan semua kesalahan terarah pada ku. Semua yang aku miliki akan lenyap begitu saja. Kamu seharusnya tahu kesulitan yang aku hadapi."
"Hahahah..." tawa menggema. "Pada akhirnya aku hanya bidak catur yang sudah tidak bisa di mainkan. Wen Ming, jika ada kehidupan sebelanjutnya aku harap kita tidak akan pernah menikah. Aku harap kesalahan tidak akan terulang lagi," Permaisuri mengambil sutra putih di lantai.
Kaisar Wen Ming pergi meninggalkan ruangan kamar istrinya. "Tutup semua pintu dan jendela. Setelah Permaisuri pergi makamkan dia dengan layak. Bagiamana pun juga dia telah menemani ku selama sepuluh tahun terakhir," berjalan pergi.
"Baik," semua pengawal menunduk dan memberikan hormat.
Di dalam ruangan kamar, sutra putih di lemparkan ke atas balok kayu panjang yang telah di siapkan. Balok kayu di tempatkan pada ujung atas penyangga kamar. Dua kursi di satukan agar wanita itu dapat menggapai sutra yang telah di lemparkan kesisi lainya. Saat sutra di kaitkan dan di tali sangat kuat semua kenangan seperti mimpi buruk yang berdatangan. Air matanya menetes dadanya terasa sangat sesak. "Ayuan, ibunda akan datang menemani mu."
Sutra putih telah menggantung di lehernya. "Wanita kejam, licik seperti ku memang seharusnya berakhir seperti ini."
Braakk...
Kursi terjatuh. Kain sutra menjerat leher wanita itu sangat kuat.
Kemuliaan seumur hidup telah hilang meninggalkan nama hina untuk dirinya sendiri. Sejak saat itu dia telah menjadi wanita berdosa yang layak mati dan paling di benci semua orang di dunia. Kabut tebal di kedua matanya perlahan menghilang di ikuti perlawanan yang berhenti seketika.
Dua jam setelah meninggalnya Permaisuri Li Yue An. Jasadnya di semayamkan di hutan belantara pinggiran kota. Tidak ada batu nisan untuk sekedar memberikan nama pemilik makam.
Angin musim semi terasa hangat juga mematikan untuk orang-orang yang tersakiti. Semua rasa sakit telah di bawa pergi menuju ke tempat semula.
"....."
"Huh,"
"Nona kedua," suara itu terdengar sangat akrab.
Gadis di bawah pohon anggur terhentak kaget. Nafasnya tidak beraturan dengan keringat berjatuhan di keningnya. Celah di balik rambatan pohon anggur di atasnya membuat seberkas cahaya kecil menembus masuk. Dia menatap wajah gadis seusia dengannya menatap penuh ketakutan. "Kamu selamat?" Memikirkan perkataannya kembali. "Tapi aku ingat betul kamu telah terbunuh dalam hukuman enam puluh pukulan."
"Nona kedua. Apa yang anda katakan? Kenapa saya tidak mengerti? Tapi syukurlah Nona bangun. Saya sudah membangunkan anda lebih dari lima belas menit. Jika Nona tidak bangun saya pasti akan meminta tolong orang lain," gadis itu terlihat sangat khawatir.
"Cui mengapa kamu memanggil ku nona kedua?" Gadis muda itu bangkit dari kursi panjang miliknya. Dia duduk menatap kesegala arah. "Aku ada di mana?"
Pelayan Cui terlihat semakin khawatir. "Apa nona sakit? Saya akan memanggil tabib."
Gadis muda itu langsung memegang tangan pelayannya. "Tidak perlu aku tidak apa-apa. Cui saat ini tahun berapa?"
"Nona, saat ini tahun ke delapan belas pemerintahan Kaisar Wen Quan."
"Aku siapa?" Gadis itu masih ragu.
"Anda nona kedua Li Yue An. Nona apa anda sakit?"
'Aku kembali saat usai ku tujuh belas tahun?' Li Yue An bergumam di dalam hatinya. "Tidak."
Semua seperti kembali ke titik dimana dirinya masih menjadi gadis bodoh, tidak berpendidikan, sembrono, menyedihkan dan tidak berguna. Gadis muda itu bangkit berlari kesegala arah mencari kepastian. Semua orang di kediaman masih sama seperti sebelas tahun lalu.
"Nona kedua, saat ini di kediaman sedang ada pesta ulang tahun Nona pertama. Apa anda yakin ingin datang?" Pelayan Cui berusaha untuk menghentikan.
Li Yue An benar-benar menghentikan langkahnya. Dia sedikit berjalan beberapa langkah melihat keramaian dari kejauhan. Semua orang ada di sana, Ayahnya, tiga ibu tirinya juga semua saudaranya. Banyak pejabat datang hanya sekedar mengungkapkan perasaan mereka. Memberikan hadiah dan berbincang untuk mempererat hubungan mereka. Li Yue An menghela nafas dalam, "Sepertinya dewa ingin menghukum ku. Sehingga mengirim ku kembali ke masa lalu. Semua pertumpahan darah, pembantaian tiada habisnya seperti sebuah mimpi panjang yang mengerikan."
"Apa yang nona kedua gumamkan? Kenapa saya tidak mengerti," pelayan Cui menatap penuh kebingungan.
"Cui kamu tidak perlu mengambil pusing apa yang aku katakan. Kamu hanya harus ingat satu hal. Jika kamu memiliki seorang kekasih katakan saja. Aku pasti akan menyatukan kalian berdua," Li Yue An menatap lembut. Dia tidak ingin masa depan terulang kembali. Pelayannya Cui telah membantunya melewati semua rintangan selama hidupnya. Orang yang paling setia.
Wajah pelayannya itu terlihat memerah malu. "Tidak ada. Nona muda membuat ku malu."
Li Yue An tersenyum, gadis di depannya benar-benar sangat polos. "Kita kembali. Keramaian seperti itu tidak akan cocok untuk ku."
"Baik."
Gadis muda itu pergi di ikuti pelayannya menuju ke halaman kediamannya lagi. Saat masuk ke dalam kamar dia duduk sembari memandangi wajahnya di pantulan kaca. Tidak ada kerutan ataupun guratan halus di wajahnya. Meksipun ayahnya dan ibu tirinya tidak menyukainya tetap saja keperluan keluarga selalu di lengkapi. Kehidupan pengasingan yang ia jalani selalu membuat orang lain menganggap dirinya seorang gadis sombong. Terkadang kakak tertuanya putri pertama keluarga Li selalu membuat masalah di kediamannya. Ayahnya tidak terlalu menanggapi dan Nyonya pertama selalu membuat alasan untuk menghukum dirinya. Hingga di hari ulang tahunnya yang ketujuh belas tahun dia membuat rencana agar bisa menjadi selir Pangeran keempat. Karena parasnya dan kecerdikannya dalam membantu semua kebusukan dari Pangeran keempat Li Yue An di angkat menjadi Permaisuri.
Sebulan setelah pengangkatannya menjadi Permaisuri dia mendapatkan bukti kejahatan ayahnya yang telah menggelapkan dana pemerintah. Keluarga Li hancur di tangan anak kedua mereka. Seluruh keluarga di bunuh tanpa ada yang tersisa. Hanya Nona kedua yang telah menjadi Permaisuri dan mengungkap kebenaran yang tetap masih hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments