NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Dibalik Skrip

Kisah Cinta Dibalik Skrip

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anak Balita

Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.

Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sehari Sebelum Pernikahan (2)

3 April 2025, pagi hari di rumah pribadi Gelio Allegra.

Sesaat setelah bertemu denganku, kini Mon Dain kembali menjalankan rutinitas nya menjadi tangan kanan sekaligus pengawal Gelio Allegra.

Di kamarnya yang luas, dua orang pelayan datang membawakan pakaian Gelio yang baru saja selesai mereka laundry. Dengan badan yang masih basah, buliran-buliran air menetes di tubuhnya yang kekar dan memiliki kulit yang eksotis, Gelio keluar dari dalam kamar mandi.

"Selamat pagi Tuan Muda Gelio, semoga hari anda menyenangkan. Untuk jadwal anda hari ini tidak terlalu padat, beberapa pertemuan yang sudah dijadwalkan hari ini juga tidak terlalu penting anda datangi, jadi anda bisa memilih untuk mendatangi beberapa pertemuan sesuai dengan agenda atau bersantai sesuai yang anda inginkan," kata Mon Dain menyambut pagi Gelio dengan sopan.

"Apa aku masih bisa bersantai? Besok adalah hari pernikahan ku," tanya Gelio.

"Anda benar, besok adalah hari yang paling membahagiakan! Tapi, semua persiapan pernikahan sudah selesai, dan sisanya sudah dihandle oleh para ahlinya. Jika anda ingin memantau kerja mereka, anda bisa melihatnya melalui CCTV di rumah utama keluarga Priyanka,"

Gelio menatap Mon Dain yang sibuk mempersiapkan laptop untuk menyambungkan tangkapan CCTV melalui sambungan jarak jauh.

"Kemana kau pergi tadi pagi?" tanya Gelio yang sontak membuat Mon Dain menghentikan pergerakan nya. Pria itu menoleh ke Tuannya.

"Tumben anda bertanya, tentu saja saya baru saja habis mengantarkan Lilia ke sekolah," kata Mon Dain sambil tersenyum ke arah Gelio yang duduk di atas kursi goyang. (Lilia adalah nama putri kecil Mon Dain yang kini baru berumur sekitar 4-5 tahun).

"Benarkah?" tanya Gelio menekankan suaranya.

"Tentu saja! Saya selalu mendampingi Tuan selama hampir 16 jam lebih setiap harinya, saya sangat jarang berkumpul bersama keluarga. Jadi saya hanya bisa menunjukkan perhatian saya ketika saya mengantar Lilia ke sekolah setiap paginya," jelas Mon Dain sembari memberikan laptop yang sudah ia setting untuk memantau rumah utama keluarga Priyanka saat tim dekorasi sedang bekerja di pagi itu.

Gelio langsung menutup layar laptopnya, lalu menatap tajam ke arah Mon Dain yang masih berlagak biasa saja.

"Kau... Kau masih bisa bersikap tidak mengerti, padahal aku sampai menanyakan hal yang sama sampai dua kali? Apa kau bercanda?!" Gelio tampak marah.

Mon Dain terdiam, "Anda sudah mengetahui semuanya," kata Mon Dain tersenyum.

BUKK! Laptop yang awalnya berada di atas paha nya Gelio, kini telah terbang lalu mendarat di atas kasur. Mon Dain tampak pasrah dengan kemarahan yang akan Gelio luapkan kepadanya.

"Kau tersenyum? Seorang bawahan pergi menemui calon istri Tuannya yang akan dia nikahi dikeesokan harinya. Di sebuah kafe terkenal dan sudah melakukan reservasi beberapa hari sebelumnya, beraninya kau?! Apa kau mengajaknya sarapan bersama? Percakapan kalian menyenangkan?" Gelio menarik kerah baju kemeja Mon Dain hingga kusut.

"Itu tidak seperti yang anda pikirkan, anda tahu jika saya sudah berkeluarga. Untuk apa saya berusaha merebut calon istri anda yang berada di level berbeda dengan saya?" kata Mon Dain menenangkan Gelio yang murka.

DUAK! Sebuah pukulan melayang mengenai wajah papa muda itu. Gelio tampak sangat marah, marah karena Mon Dain bertemu denganku tanpa sepengetahuan nya, marah karena Mon Dain mengelak namun tidak menjelaskannya dengan jelas dan marah karena sudah lama ia ingin memukul wajah anak buahnya yang sering membuatnya kesal itu.

"Tuan melakukan nya lagi, aku kasihan kepada Pak Mon," para pelayan berbisik-bisik.

"Makanya jangan membuat Tuan kesal, lihat! Apa tuan pernah memukul kita seperti itu? Atau memberikan kata-kata kasar kepada kita?" sahut salah satu pelayan yang mendukung Gelio.

"Tetap cari aman!"

"Dia hanya kasar kepada sesama pria saja, Tuan kita memiliki sisi yang baik juga,"

Pelayan-pelayan di rumah Gelio tampak sibuk menyiapkan hiasan untuk merias mobil Gelio yang akan dia pakai untuk acara pernikahan kami besok.

...----------------...

Kembali ke beberapa saat setelah Mon Dain pergi meninggalkan ku sendirian di kafe. Dengan perasaan geram aku meremas lembaran-lembaran foto Edward hingga beberapa dari mereka sudah hampir sobek.

Saat ku hendak pergi dengan perasaan tidak puas, seseorang datang menghampiri ku. Seorang wanita cantik, sangat cantik duduk di meja yang sama denganku. Dia terlihat seperti seorang selebriti, tidak, dia memang seorang model sekaligus artis terkenal. Kacamatanya yang berwarna biru itu terlihat sangat mencolok. Aku mengenalnya di suatu tempat, mungkin di sebuah iklan di media sosial.

Aku tertegun melihat wanita itu duduk begitu saja di depan ku. Dia tersenyum, dengan canggung aku mengangguk pelan sebagai tanda sapaan. Aku menunggu wanita itu berbicara duluan, tapi dia hanya diam menatapku dengan lekat, membuatku merasa tidak nyaman.

"Anu permisi, anda siapa ya? Ini meja saja, teman saya sudah melakukan reservasi meja dan dia baru saja pergi-"

"Oh, apa anda Nona Regina Priyanka?" tanya wanita itu memotong kalimat yang belum selesai aku katakan.

"Iya benar," jawabku. Aku masih merasa ragu, heran, sekaligus takut dengan wanita mencolok di depanku ini.

"Wah! Anda bahkan terlihat lebih cantik tanpa make up dibandingkan dengan yang di foto! Senang bertemu dengan anda! Perkenalkan saya Chandra Feriska, apa anda pernah mengenal saya setidaknya sekali?" tanya wanita itu heboh sendiri.

"Ya... Sepertinya saya pernah melihat anda disebuah iklan produk kecantikan di media sosial, apa anda seorang selebriti?" tanyaku.

"Ah astaga, saya senang sekali anda mengenali saya!" katanya.

"Oh iya iya. Ngomong-ngomong, kenapa anda duduk di meja yang sama dengan saya?" tanyaku.

"Hmm ini meja saya. Saya sudah melakukan reservasi beberapa hari yang lalu, sangat sulit untuk mendapatkan meja di kafe ini, karena pengunjung nya membludak setiap harinya! Saya ada janji pertemuan dengan teman saya yang merupakan tangan kanan Tuan Muda Gelio. Tapi sepertinya dia sudah pergi duluan, dan sekarang saya bertemu dengan anda!" katanya.

Aku terkejut, ternyata meja ini dipesan oleh wanita selebriti yang ada di hadapanku saat ini. Dia mengaku mengenal Mon Dain, dan dengan nada yang dilebih besarkan dia menyebutkan nama 'Tuan Muda Gelio'. Aku mencoba menebak apa yang sebenarnya wanita ini ingin katakan kepadaku.

"Ah jadi begitu ya, maaf karena sepertinya saya lah yang bertindak sebagai tamu yang tak diundang. Kalau begitu saya pamit duluan ya," aku berdiri dan hendak cepat-cepat pergi. Namun wanita itu menghentikan ku,

"Apa besok anda akan menikah?" tanya nya.

Aku menoleh, lagi-lagi dia tersenyum, aku tidak mengerti apa maksudnya menanyakan hal itu. "Benar, bagaimana anda bisa tahu?" tanyaku, aku kembali duduk untuk menunggu jawaban.

"Saya melihatnya di berita, tiba-tiba Tuan Muda Gelio menikah dengan cucu perempuan keluarga Priyanka. Padahal setahu saya, Tuan Muda Gelio sudah memiliki pasangan sebelumnya, tapi kini dia malah menikah dengan perempuan yang berbeda," katanya.

Sontak aku menjadi mengerti. Wanita di depanku ini sepertinya menyukai Gelio, atau mungkin dialah pacar Gelio itu sendiri. Ku melepaskan topi yang menutupi, menggerai rambut ku, lalu tersenyum kepada wanita yang bernama Feriska itu.

"Benarkah? Saya tidak pernah melihat berita yang menyebutkan putra sulung keluarga Allegra sudah memiliki pasangan sebelum melamar saya. Anda berbicara seperti itu untuk menunjukkan kalau anda lah pasangan yang dimaksud, benar? Anda sengaja mengatakan hal itu di depan calon istrinya yang akan dia nikahi esok hari, apa anda sudah menyerah dan menyatakan kalau anda sudah kalah?" tanyaku memprovokasi.

"Kau! Kau hanya berstatus istri di atas kertas! Dia menikahimu hanya untuk hubungan bisnis antar keluarga bukan? Jadi jangan merasa bangga kau bisa menikah dengannya, karena yang dia cintai tetaplah aku. Tolong jangan berharap lebih, atau bahkan menaruh perasaan kepadanya oke?" katanya. Dia benar-benar terprovokasi oleh kata-kata ku, dari awalnya berbicara lembut dan elegan, kini berubah menjadi kasar dan blak-blakan.

"Anda dengan bangga mengatakan kalau anda adalah seorang pelakor, hahaha apa anda tidak memiliki harga diri? Apalah, tidak ada artinya kepopularitasan anda jika anda memilih untuk menyukai pria yang sudah beristri. Anda terlihat sangat murahan!" kataku.

Bola mata wanita itu terbelalak lebar, dia sangat kesal dengan kata-kata yang kulontarkan kepada nya. Sebenarnya aku tidak perduli Gelio memiliki wanita lain di hatinya, tapi entah kenapa aku ingin mengatakan hal itu saat melihat wanita yang terang-terangan ingin merebut Gelio dariku.

Ku melangkah pergi dengan perasaan puas yang tak tertandingi, perasaan kecewa yang tadi ku dapatkan dari Mon Dain, kini telah terbalaskan oleh kelakuan Feriska yang membuatku sedikit merasa lega.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!