Bagaimana jika degup ku tak kunjung meredup, sedangkan rasamu tak kunjung selaras. Bagaimana jika rindupun tak kian padam namun rasanya terus meredam. Ternyata benar tidak ada yang mampu menggenggam hujan. karena hujan jatuhnya selalu menyakitkan bukan. (Lavanya)
Kisah gadis Bar-Bar yang mengalami broken home, bukan hanya broken home tapi juga broken heart, sebab teman masa kecilnya sekaligus tentangga depan rumahnya mendadak menjauh dan renggang karena di antara keduanya terjadi kesalahpahaman hingga membuat keduanya menjaga jarak, namun memang dasarnya jodoh sudah di pisahkan pun tetap kembali bersama walaupun harus melalui jalur perjodohan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon y.al_29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyaris Tertabrak
Hari ini Lavanya kembali resah, karena mendapatkan teror dari nomer yang sama, awalnya Lavanya berpikir untuk tidak perduli, tapi setelah orang tersebut mengancam akan mencelakai sang mommy seketika panik, sepertinya dia harus mencari pertolongan dan menceritakannya kepada Xabiru, tapi tidak masalah bukan jika dia harus bercerita pada Xabiru, sebab ini juga ada hubungannya dengan dia, dan sepertinya dia memang harus menceritakan ini pada Xabiru.
"Kayanya gue beneran harus ceritain ini ke Biru" Gumannya dengan khawatir. "Gue telpon aja apa ya" lanjutnya sambil mengotak-atik handphonenya.
Ketika akan memencet tombol call tiba-tiba ada yang menutup matanya dari arah belakang dari wangi parfumnya Lavanya sudah bisa menebak jika itu adalah Xabiru.
"Biru, Ko kamu ada disini" Celoteh Lavanya.
"Aih ga seru ih, ko kamu tau ini aku" Celoteh Xabiru sambil melepaskan tangannya dari mata Lavanya. "kenapa dari tadi aku perhatiin dari jauh kamu kaya lagi uring-uringan" Lanjutnya, saat ini keduanya sedang duduk di bangku taman rumah Lavanya.
"Ada yang mau aku ceritain" Terang Lavanya.
"Tumben-tumbenan, kenapa hm ada apa" Tanya Xabiru. Lavanya yang di tanya seperti itu seketika menghela nafasnya.
"Hufft, ada yang teror aku" Ucap Lavanya dengan lirih. Sedangkan Xabiru yang mendengarnya seketika mengubah mimik wajahnya menjadi datar.
"Ck, mau nya apasih, aku gaakan biarin dia, kamu jangan khawatir ya, semuanya akan baik-baik aja ko, percaya sama aku" Jelas Xabiru dengan lembut, sedangkan Lavanya yang mendengar itu seketika terkejut karena rupanya Xabiru seperti tau lebih dulu.
"Kamu tau" Balas Lavanya dengan cepat.
"Huft, aku ga tau dia teror kamu, tapi aku yakin yang teror kamu adalah orang yang sama" Terang Xabiru.
"Maksudnya?" Tanya Lavanya dengan penasaran.
"Ada orang yang sengaja mau jauhin kita, dan orang itu juga yang udah buat kesalahpahaman di antara kita waktu dulu" Ujar Xabiru dengan lirih.
"Hah, aku makin ga paham" Ujar Lavanya.
"Kamu tenang aja, nanti aku ceritain detail nya, kalo udah dapet banyak bukti, karena setelah aku selidiki ternyata kejahatan mereka bukan cuma itu aja, bahkan ada yang lebih parah, kamu jangan khawatir ya, aku udah kasih keamanan sama Tante Amara dari jauh, sekarang kamu percaya kan sama aku" Ucap Xabiru berusaha menyakinkan Lavanya.
"Kamu serius kan" Ucap Lavanya.
"Yes sure honey" Balas nya sambil memeluk Lavanya.
"Makasih Biru, aku gatau kalo gaada kamu" Celoteh Lavanya.
"Udah aku bilang jangan ngomong kaya gitu, ini udah jadi tanggung jawab aku ngelindungin calon istri aku" Terang Xabiru. "Dari pada kamu mikir yang engga-engga Mulu mending kita keluar yu, beli es krim kesukaan kamu" Lanjutnya.
"Mmm boleh," celetuk Lavanya.
"Yaudah yuk siap-siap dulu" Ajak Xabiru sambil menggandeng Lavanya.
Saat ini Lavanya dan Xabiru sedang berada di kedai es krim. Lavanya tengah asik memakan es krim kesukaannya.
"Biru, kamu pengen engga " Ucap Lavanya sambil mengarahkan sendok ke arah Xabiru.
"Suapin" Jawab Xabiru.
"Sini deketan" Balas Lavanya yang terlihat salah tingkah.
"Pipi kamu merah" Ucap Xabiru sambil terkekeh melihat ke arah Lavanya.
"Udah ah, makan sendiri gih" Ucap Lavanya.
"Yah kamu lucu, kamu yang suapin aku, kamu juga yang salting" celoteh Xabiru.
"Engga ya, aku biasa aja, ayo pulang" Balas Lavanya sambil beranjak bangun dari tempat duduknya.
"Dasar, yaudah ayo" Celoteh Xabiru sambil ikut bangkit dari tempat duduknya.
Lavanya dan Xabiru keluar kedai es krim dan berjalan ke area parkiran lalu langsung masuk kedalam mobil. Keduanya saat ini sudah berada di dalam mobil dan Xabiru langsung mencapkan gas nya untuk segera bergegas pergi meninggalkan tempat itu.
"Hmm, makasih udah balikin mood aku" Ucap Lavanya.
"It is nothing, jangan bilang makasih" Terang Xabiru.
"Tapi aku masih penasaran, sama orang yang kamu maksud, sebenarnya mereka siapa, kamu udah tau orangnya?" Tanya Lavanya.
"Nanti yah sabar" Ucap Xabiru sambil menggenggam tangan Lavanya.
"Penasaran akutu, terus kata kamu kita asing karena kesalahpahaman, maksudnya gimana aku tambah bingung Biru" Ucap Lavanya.
"Iyah besok malem aku kasih tau" Balas Xabiru.
"Emang kalo sekarang kenapa sih" Balas Lavanya dengan ketus.
"Sabar Karel lagi aku suruh cari bukti dulu" Ujar Xabiru dengan lembut.
Ketika mobil sedang berjalan, etensi Lavanya mengarah ke luar mobil tepatnya di sebrang jalan dia melihat tukang tahu bulat dan minta Xabiru menghentikan laju mobilnya.
"Biru berenti dong aku pengen beli tahu bulat" Celetuknya, Xabiru yang mendengar itu langsung menuruti permintaan Lavanya.
"Tahu bulat dimana" Tanya Xabiru.
"Noh di sebrang, aku turun ya" Ucap Lavanya yang sudah membuka pintu mobil dan bergegas menuju penjual tahu bulat tersebut. Xabiru hanya menggelengkan kepalanya dan ikut turun dari mobil. Sudah hampir 5 menit dia menunggu Lavanya namun tak lama kemudian dia melihat ke arah Lavanya yang sedang tersenyum kearahnya karena sudah mendapatkan tahu bulat nya.
Lavanya hendak menyebrang menghampiri Xabiru namun tiba-tiba ada sebuah mobil BMW hitam melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke arah Lavanya, Lavanya yang kaget seketika menjerit.
"Aaaaaaaaaa BIRUUUU...." Jerit Lavanya namun dari arah belakang seorang laki-laki segera berlari menarik tubuh Lavanya keduanya jatuh bersamaan di atas aspal. Xabiru yang melihat kejadian tersebut juga ikut linglung jantung nya hampir berhenti berdetak, dia tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi pada Lavanya, dia akan sangat merasa bersalah karena tak dapat menjaganya.
"Aihhhhh Lu kenapa sih Dek, nyaris aja tau ga, coba kalo nyebrang tuh hati-hati bisa kan" Kesal pria yang menyelamatkan nya.
"Bang Alvin, bentar bang, gue masih kaget ini" Ucap Lavanya dengan terus memegang dadanya. Yah yang menyelamatkan nya Alvin, tak lama seketika Xabiru datang menghampiri keduanya.
"Van kamu gapapa kan, aku takut banget kamu kenapa-kenapa, maafin aku, maaf, maaf" Ucap Xabiru sambil memeluk tubuh Lavanya dengan erat.
"Engga ini bukan salah kamu, salah aku yang ga hati-hati" Balas Lavanya.
"Lu bisa gasih jaga dia, tadi kalo dia beneran ke tabrak gimana? Untung jarak gue sama dia ga terlalu jauh" Ucap Alvin yang panik. Entah kenapa tapi sedari dulu Alvin paling tidak bisa melihat Lavanya terluka sedikitpun, atau bahkan menangis saja dia tak kuat melihatnya.
Xabiru yang di marahi seperti itu tiba-tiba etensinya berpindah ke arah Alvin.
"Makasih bang udah nolong cewek gue, tapi lu berlebihan marahnya, dia cewek gue asal lu inget" Celetuk Xabiru dengan Ketus.
"Ck dasar bocah-bocah, bukannya mikir malah balik marah, dan lu Dek masih hutang penjelasan sama Abang" Ucap Alvin.
"Iya Bang iya, ayo bangun dulu kita obatin luka lu sambil gue jelasin deh" Celoteh Lavanya pada Alvin.
"Vanya" Panggil Xabiru.
"Gapapa ya, dia kan Udah nolong aku" Ucap Lavanya dengan tatapan memohon.
"Ck iya-iya" Balas Xabiru.
Ketiganya pun berjalan ke arah minimarket di tepi jalan tersebut dengan pikiran masing-masing. Jika Xabiru memikirkan siapa dalang dari tabrak lari, sedangkan Lavanya berpikir bagaimana caranya berbicara jujur pada Alvin soalnya dia tidak bisa berbohong sama sekali pada Alvin.