"Aku istrimu, Aditya! Bukan dia!" Aurelia menatap suaminya yang berdiri di ambang pintu, tangan masih menggenggam jemari Karina. Hatinya robek. Lima tahun pernikahan dihancurkan dalam sekejap.
Aditya mendesah. "Aku mencintainya, Aurel. Kau harus mengerti."
Mengerti? Bagaimana mungkin? Rumah tangga yang ia bangun dengan cinta kini menjadi puing. Karina tersenyum menang, seolah Aurelia hanya bayang-bayang masa lalu.
Tapi Aurelia bukan wanita lemah. Jika Aditya pikir ia akan meratap dan menerima, ia salah besar. Pengkhianatan ini harus dibayar—dengan cara yang tak akan pernah mereka duga.
Jangan lupa like, komentar, subscribe ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Rencana Aurelia
Di Ruang Kerja Aditya
"Jadi, kau ingin aku mempercayaimu begitu saja?"
Aditya menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya menatap tajam ke arah Aurelia yang berdiri anggun di depannya. Wanita itu tampak begitu percaya diri, seolah sudah menguasai permainan ini sejak awal.
Aurelia tersenyum tipis. "Aku tidak peduli apakah kau mempercayaiku atau tidak. Yang jelas, aku punya sesuatu yang bisa menghancurkan Karina lebih cepat daripada kau bisa membayangkannya."
Aditya mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. "Kenapa aku harus bekerja sama denganmu? Kau juga bukan orang yang bersih dalam permainan ini."
Aurelia tertawa kecil. "Oh, aku tidak pernah mengklaim diriku bersih. Tapi setidaknya, aku tidak sebodoh itu untuk dikhianati oleh orang yang kusebut pasangan."
Aditya terdiam. Kata-kata Aurelia menohoknya langsung.
"Jadi, kau mau bicara atau tidak?" Aurelia melipat tangan di dadanya. "Aku tidak punya waktu untuk pria yang masih terjebak dalam ilusi cintanya."
Aditya mengerutkan kening. "Apa rencanamu?"
Aurelia berjalan mendekat, lalu meletakkan sebuah amplop coklat di atas meja. "Ini, semua informasi tentang Karina dan Andrean. Suaminya."
Mata Aditya menyipit. "Dari mana kau mendapatkannya?"
Aurelia tersenyum penuh misteri. "Aku punya caraku sendiri. Kau lupa? Aku ini istri seorang CEO. Aku mungkin tidak sehebat ayahmu, tapi aku cukup pintar untuk menyimpan kartu as."
Aditya mengambil amplop itu dan membuka isinya. Foto-foto, transaksi rekening, bukti komunikasi. Semuanya ada di sana.
Wajahnya mengeras. "Jadi benar... dia hanya memanfaatkanku?"
Aurelia mengangkat alis. "Apa kau masih ragu setelah melihat semua ini?"
Aditya menghela napas kasar, lalu menatap Aurelia dengan intens. "Lalu, apa rencanamu?"
Aurelia duduk di tepi meja, menyilangkan kakinya dengan anggun. "Kita buat Karina percaya bahwa dia menang. Biarkan dia berpikir bahwa kau masih bodoh dan tergila-gila padanya."
Aditya menyipitkan mata. "Lalu?"
Aurelia tersenyum licik. "Saat dia merasa aman, kita tarik karpetnya."
Di Luar Kantor – Karina dan Andrean
Karina duduk di dalam mobil bersama Andrean. Tangannya menggenggam ponselnya erat. "Aku tidak suka ini, Andrean. Aku merasa Aurelia tidak akan tinggal diam."
Andrean meraih dagunya, memaksanya menatapnya. "Dengar, sayang. Kita sudah terlalu jauh untuk mundur. Kau sudah berhasil mendapatkan kepercayaan Aditya lagi, bukan?"
Karina mengangguk ragu. "Iya, tapi—"
"Jangan ada tapi. Kau harus tetap di posisimu. Kita hanya butuh sedikit waktu lagi sampai semua saham itu bisa kita ambil alih."
Karina menggigit bibirnya. "Aku takut Aurelia tahu sesuatu..."
Andrean menyeringai. "Kalau dia tahu, kita buat dia tak bisa berbuat apa-apa."
Karina menatap suaminya, hatinya diliputi ketakutan dan ambisi sekaligus.
Tanpa mereka sadari, seseorang sedang merekam percakapan mereka dari kejauhan.
Di Malam Hari – Apartemen Aurelia
Aurelia menatap ponselnya. Video baru masuk ke dalam pesan pribadinya.
Saat ia memutarnya, mata elangnya berkilat tajam.
Di layar, Karina dan Andrean sedang berbicara di dalam mobil. Suara mereka jelas terdengar, termasuk kalimat terakhir Andrean.
"Kalau dia tahu, kita buat dia tak bisa berbuat apa-apa."
Aurelia menyeringai dingin. "Oh, Karina... kau benar-benar membuat permainan ini semakin menarik."
Di Apartemen Aurelia
Aurelia memutar video itu sekali lagi. Matanya menelusuri setiap gerakan Karina dan Andrean, setiap ekspresi, setiap nada suara yang terucap. Ia tahu Karina licik, tapi tidak menyangka wanita itu akan seberani ini.
Siapa yang merekam ini? Siapa yang mengirimnya kepadanya?
Ponselnya tiba-tiba bergetar. Sebuah pesan anonim masuk.
"Bermainlah lebih pintar, Aurelia. Aku akan membantumu, tapi jangan bertanya siapa aku. Percayalah, kita punya musuh yang sama."
Aurelia menggigit bibirnya. Pesan ini semakin menarik. Ada orang lain yang ingin melihat Karina jatuh, dan dia jelas bukan orang sembarangan jika bisa merekam percakapan Karina dan Andrean dengan begitu jelas.
Tapi siapa?
Aurelia berpikir sejenak sebelum akhirnya membalas.
"Aku tidak percaya pada orang yang tidak menunjukkan wajahnya. Tapi aku akan mempertimbangkan tawaranmu."
Tidak ada balasan setelah itu. Hanya sunyi yang menggantung di udara.
Namun, Aurelia tahu satu hal—permainan baru saja naik ke level berikutnya.
Di Kantor Aditya – Esok Paginya
Aditya berjalan masuk ke ruangannya dengan ekspresi kusut. Ia tidak tidur semalaman setelah melihat bukti yang diberikan Aurelia.
Karina yang selama ini ia percayai ternyata hanya boneka yang dikendalikan oleh pria lain. Betapa bodohnya ia!
Ketika ia duduk di kursinya, pintu ruangannya terbuka dengan kasar. Karina masuk tanpa permisi, wajahnya penuh amarah.
"Apa maksudmu memindahkan aku ke bagian lain?" Karina membentak. "Aku sekretarismu, Aditya! Aku sudah bekerja untukmu selama bertahun-tahun!"
Aditya mengangkat alis. "Dan kau juga sudah menipuku selama bertahun-tahun."
Karina tertegun. "Apa maksudmu?"
Aditya berdiri, berjalan mendekatinya dengan tatapan tajam. "Aku tahu segalanya, Karina. Aku tahu tentang Andrean. Tentang semua rencana kotormu."
Wajah Karina memucat seketika.
"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan," katanya dengan suara bergetar.
Aditya tertawa dingin. "Oh, kau tahu persis apa yang aku bicarakan. Dan kau tahu? Aku tidak akan membiarkan ini berlanjut."
Karina menggertakkan giginya. "Jadi ini ulah Aurelia, ya?! Wanita itu yang mempengaruhimu! Kau tahu, Aditya, dia hanya ingin melihatmu jatuh! Dia—"
Pintu kembali terbuka. Kali ini, Aurelia masuk dengan anggun, senyumnya penuh kemenangan.
"Oh, silakan lanjutkan, Karina," kata Aurelia, melipat tangannya. "Aku ingin mendengar bagaimana kau akan memutarbalikkan keadaan."
Karina menatap Aurelia dengan tatapan membunuh.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Aurelia tersenyum. "Aku hanya ingin melihat ekspresi wajahmu ketika kau tahu bahwa permainanmu sudah selesai."
Karina mengepalkan tangan. "Kau pikir kau sudah menang?"
Aurelia mengangkat bahu. "Aku tidak perlu berpikir. Aku tahu."
Karina hendak membalas ketika ponselnya bergetar. Ia meraihnya dan membaca pesan yang baru masuk.
Matanya membelalak. Wajahnya berubah drastis.
Aurelia memperhatikan reaksi Karina dengan penuh rasa ingin tahu.
"Masalah, Karina?" tanya Aurelia dengan nada mengejek.
Karina menatapnya dengan penuh kebencian.
"Aku akan memastikan kau menyesal telah ikut campur dalam urusanku," desis Karina.
Aurelia tersenyum manis. "Aku menunggu, sayang."
Karina keluar dengan langkah cepat, wajahnya penuh ketegangan. Aurelia tahu sesuatu telah terjadi. Tapi apa? Dan siapa yang baru saja mengirim pesan kepada Karina?
(BERSAMBUNG KE BAB SELANJUTNYA…)
kadang dituliskan "Aurelnya pergi meninggalkan ruangan tsb dengan Anggun"
Namun.. berlanjut, kalau Aurel masih ada kembali diruangan tsb 😁😁🙏