Cinta Di Atas Menara (Pencuri Hati Pria Lumpuh)

Pagi pagi sekali, Nara pulang ke rumah Mahendra dengan diantar Teo.

" Tuan Teo, terimakasih " Ucap Nara lirih.

Teo mengangguk tanpa bersuara, kemudian menghentikan mobilnya tepat di depan pintu gerbang dan Nara segera turun kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.

Teo menatap sejenak wanita itu kemudian kembali melajukan mobilnya.

Ceklek Nara berjalan menuju kamarnya dan bertemu dengan Della yang sedang menata sarapan di atas meja makan.

" Bu Nara, pagi pagi dari mana bu. Ehm semalam habis lembur ya, berisik tahu suaranya keras banget "Goda Della yang membuat Nara bingung.

Tapi Nara tidak ambil pusing dan hanya tersenyum tipis kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Begitu masuk ke dalam kamarnya terlihat Dimas masih berada di bawah selimut dengan sprei berantakan.

" Mas, kamu belum bangun. Lho kamu kok gak pakai baju udara dingin lo nanti masuk angin "

kemudian Nara menyibak selimut yang menutupi tubuh suaminya yang masih terlelap, matanya terbelalak melihat benda pusaka suaminya tanpa pembungkus dan itu membuatnya curiga.

" Mas, jujur sama aku. Semalam kamu bermain sama siapa! "

Dimas pun mulai membuka matanya.

"Apa sih sayang? Mas gak ngapa ngapain nih karena udara panas banget tadi malam. Ehm bagaimana sudah dapat tanda tangannya? "

Nara melemparkan surat kontrak itu ke depan Dimas " Ambil ini mas! ".

Dimas tersenyum sambil membuka surat kontrak itu " Wah bagus sekali sayang, kamu memang luar biasa".

" Mas, apa kamu tidak mikir bagaimana kalau istrimu ini diperkosa sama klien kamu itu! ".

" Hh jangan begitu sensitif Nara, mas tahu

klien kita itu orang baik ".

" Baik, dia memang baik dan tidak melecehkanku. Karena dia juga, aku menjadi sadar kalau kamu hanya menjadikanku budak nafsumu dan tidak melihatku sebagai manusia tapi binatang peliharaan" Batin Nara.

Dimas yang tidak tahu perasaan Nara pun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum berangkat ke kantor.

Nara yang saat ini berada di teras rumahnya, menjadi lebih pendiam hanya duduk dan melamun. Bahkan setelah Dimas berangkat ke kantor, Nara belum beranjak dari tempatnya. Entah apa yang saat ini dia pikirkan, yang pasti hatinya merasa sangat kecewa dengan Dimas. Di saat dia sendirian sedang berjuang untuk kontrak perusahaan, dia bersenang-senang dengan wanita lain.

" Bu Nara, anda harus makan agar tidak sakit" Ucap Della yang dijawab gelengan kepala perlahan oleh Nara.

Dan tak lama kemudian oma datang sambil membawa semangkok bubur dan menaruhnya di depan Nara "Makanlah, nanti kamu sakit kita semua yang repot".

Nara semakin terisis hatinya mendengar ucapan kasar dari mertuanya itu, tapi dia mencoba untuk menghargai dan meraihnya kemudian memakannya satu sendok suapan dengan air mata yang mulai mengalir.

Oma menatap lekat menantunya itu

" Sebenarnya oma tidak membencimu Nara, tapi oma tidak suka disaat kamu memilih Dimas dari pada Devan. Kamu tahu hati Devan sangat hancur waktu itu. Dia menangis, bersedih mengadu kepada oma melihat kenyataan pahit dan memalukan. Hingga motor yang dikendarainya menabrak pembatas jalan dan membuat kedua kakinya lumpuh".

Nara semakin menunduk dengan buliran air mata yang terus menetes membasahi pipinya.

" Maafkan Nara ma".

" Tapi saat ini oma merasa lega karena Devan sudah menemukan gadis baik hati yang akan selalu menjaganya ".

Nara menarik nafasnya dalam dalam di tengah tengah sesenggukannya " Iya ma, Devan sudah menemukan wanita yang tepat yang lebih baik ".

" Sedangkan aku, aku sudah memilih orang yang salah. Dulu aku kira orang yang lebih dewasa akan bisa membimbingku dan mengayomi seluruh keluargaku, nyatanya dia hanya memperalatku " Batin Nara dalam keterpurukan.

...🐬🐬🐬...

"Devano Mahendra, putra tunggal Dimas Mahendra dengan istrinya Nadia Mahendra. Alex, jadi keluarga Mahendra memiliki putra lagi selain Dimas Mahendra? " Tanya Teo sambil melotot tajam setelah membaca berita topik trending mengenai peluncuran produk baru Mahendra group.

Alex yang merupakan asisten dari Teo Millanno, menghela nafasnya kemudian mengangguk " Tuan muda Teo, bukannya aku sudah memberitahu kepadamu tempo hari ya?kalau Dimas Mahendra memiliki putra bernama Devan, bisa jadi nona muda adalah istrinya Devano Mahendra".

Teo mengusap kasar wajahnya dan tersenyum tipis karena harapan untuk menemukan adiknya semakin menemui titik terang.

" Tapi tuan muda, saya berpesan untuk berhati hati dan jangan gegabah. Salah melangkah bisa bisa anda sendiri yang terjebak karena untuk menemukan nona muda anda menggunakan cara tradisional ".

Teo melotot tajam " Alex, apa maksudmu! " Tanya Teo geram.

Alex menunduk sejenak kemudian menatap tuannya dengan ragu ragu " Karena anda selalu meminta setiap gadis yang anda curigai membuka bajunya".

" Hahhh terus dengan cara apa lagi Alex? karena hanya dengan cara itu ".

" Kan bisa melalui tes DNA ".

" Apa setiap gadis yang aku temui harus melakukan tes DNA! ".

" Hhh terserah tuan muda, yang penting semua aman dan terkendali. Karena itu semua butuh perjuangan tuan, kalau aku jadi tuan muda aku pasti sudah tidak kuat dan berakhir dengan desahan dan berkeringat bersama sama".

" Sudah bicaranya? ".

Alex menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal kemudian pamit pergi manasin mesin mobil.

Teo merebahkan tubuhnya di sandaran sofa dan tiba tiba terlintas bayangan Nara dengan tubuh indahnya.

" Hahh wanita itu, kenapa selalu melintas di dalam ingatanku" Gumamnya.

Padahal sudah banyak wanita yang membuka bajunya untuknya tapi hanya Nara yang selalu diingatnya.

...🐝🐝🐝...

Sementara itu, Devan yang berada di apartemen bersama sangat istri mulai melakukan terapi sesuai anjuran tabib alternatif di tempatnya berobat.

" Andara, aku harus membuat perhitungan dengan papa"

" Dev, jangan pikirkan itu dulu yang penting kaki kamu sembuh baru kita pikirkan cara untuk membalasnya.

" Jadi kamu setuju dengan ku? Kita buat papa mengakuinya ".

" Hemm " Andara terpaksa mengiyakan kemauan Devan untuk mendukungnya meskipun di lubuk hatinya yang paling dalam belum yakin kalau Dimas pelaku utamanya yang membuat Devan lumpuh. Karena belum cukup bukti untuk menuduhnya, bisa jadi ada orang lain yang sengaja ingin memecah keluarga Mahendra.

Devan merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan Andara mulai mengoleskan minyak ramuan dari pengobatan alternatif.

Andara mengoleskan dari ujung kedua kaki dan naik ke atas.

Devan memejamkan matanya merasakan nyaman dan rilex.

Andara terus mengoleskannya dan terus naik ke atas.

Devan memejamkan matanya disertai suara desahan membuat Andara mengeryitkan keningnya " Dev, kamu kenapa? ".

" Kok enak ya Ra, tanganmu begitu lembut dan hangat".

" Aihhh apaan sih Dev! "

Devan terkekeh kemudian meraih tangan Andara dan menariknya hingga tubuhnya jatuh di atas tubuh Devan membuat keduanya saling menatap dengan lekat.

Devan mengusap pipi Andara namun anehnya seperti terhipnotis Andara sama sekali tidak keberatan bahkan merasakan sangat senang dan dadanya berdetak hebat.

" Andara, bolehkah aku menciummu? ".

Andara pun mengangguk kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah suaminya.

Cup

Devan meraih tengkuk kepala Andara dan menciumnya dengan lembut dan semakin dalam.

Mereka pun memperdalam pagutannya hingga berguling guling di kasur.

Karena kaki Devan sudah mulai bisa digerakkan meskipun belum sembuh sepenuhnya, membuatnya lebih mudah mengendalikan tubuh Andara.

Devan mulai meraba tubuh Andara dan membuka kancing bajunya namun dihentikan oleh Andara " Tunggu Dev ".

" Maafkan aku Ra, aku khilaf"

Devan melepaskan pelukannya dan merebahkan tubuhnya di samping Andara.Keduanya saling menatap.