Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Kal Zen 19
Zenvia menoleh kembali ketika minuman mereka datang dan diletakkan di meja.
Wanita itu baru melihat ke arah Kal yang tampak menatapnya lekat.
Zenvia langsung menunduk dan mengambil minumannya lalu meminumnya.
Kal masih melihatnya dan sama sekali tak berpaling. Zenvia sedikit memiringkan tubuhnya melihat ke arah jendela agar Kal tak melihatnya lagi.
"Kau tak ingin ke apartemen Reena?" tanya Kal.
"T-tidak," jawab Zenvia terbata.
"Mengapa kau masih canggung padaku? Apakah kau takut padaku?" tanya Kal.
Zenvia menggeleng dan kemudian menaruh minumnya.
Setelah itu, makanan pun datang dan mereka makan siang bersama. Tanpa ada obrolan dan setengah jam kemudian mereka kembali ke penthouse.
*
Setibanya di penthouse, mereka langsung menuju unit penthouse teratas milik Kal-El.
"Aku sudah menyelidikinya," kata Kal dan membuat Zenvia berhenti melangkah ketika akan masuk ke dalam kamarnya.
Wanita itu melihat ke arah mata Kal.
"Apa maksudmu?" tanya Zenvia lirih.
"Tentangmu dan mengapa mereka mencarimu," jawab Kal.
"Seharusnya kau tak mencari tahu apa pun. Mereka bukan orang sembarangan," kata Zenvia dengan mada suara yang tertekan.
"Kau tak perlu takut. Mereka tak akan bisa menemukanmu," jawab Kal.
"Bagaimana jika terjadi sesuatu dan mereka tahu bahwa orangmu menyelidiki mereka? Bagaimana jika orangmu tertangkap dan mereka menyusulku ke New York?" Ucap Zenvia dengan raut wajah takut.
Kal hanya tersenyum miring.
"Aku bisa menghadapi mereka, Zi. Tenanglah," kata Kal.
Zenvia tampak diam dan seperti menahan amarahnya.
"Tenang? Kau pikir aku bisa tenang setelah semua keluarga angkatku mati? Mereka bahkan membakar pamanku dan keluarganya. Mereka membunuh semuanya yang berada di dekatku. Bagaimana jika mereka membunuhmu??" Bentak Zenvia.
Baru kali ini Kal melihat emosi Zenvia keluar. Dan wajahnya benar benar terlihat tertekan.
Kal menghadapinya dengan tenang dan tak terpancing dengan emosi Zenvia.
"Kau tak mengalami apa yang kurasakan, Kal. KAU TAK TAHU RASANYA MENJADI AKU!!!" teriak Zenvia yang kini mengeluarkan air mata.
"Jadi kau akan selalu lari dan lari? Sampai kapan?" tanya Kal dengan suara tenang.
"Sampai aku benar benar mati karena tujuan mereka sudah tercapai," jawab Zenvia yang masih emosi.
Zenvia tak pernah semarah ini sebelumnya dan dia benar benar melampiaskam semua emosi pada Kal saat ini. Emosi yang selama ini dipendamnya karena ketakutan yang selalu dirasakannya.
"Kau meremehkan keluarga Robert, Zi. Kau belum tahu kekuatan kami. Aku bahkan bisa membuat wanita tua itu mati sekarang juga kalau aku mau. Bagaimana? Kau mau aku membereskan wanita yang mengincarmu?" tanya Kal.
Zenvia mengerutkan keningnya.
"Aku tak mengerti maksudmu," jawab Zenvia.
"Kau ingin tahu siapa yang menginginkan kematianmu?" Ucap Kal.
Zenvia terdiam dan menatap lekat Kal.
"Siapa? Apakah keluargaku sendiri?" tanya Zenvia.
"Ya, adik nenekmu. Nenekmu mencarimu karena dia baru mengetahui bahwa dulu putri tunggalnya melahirkan bayi dengan selamat dan bayi itu adalah dirimu," kata Kal.
Zenvia mengepalkan tangannya mendengar cerita yang sangat mengejutlannya itu.
"Kau ingin mendengarkan kelanjutan ceritanya?" tanya Kal.
Zenvia tak menjawab dan masih terdiam karena pikirannya masih mencerna apa yang dikatakan oleh Kal.
"Aku tak ingin mendengarnya," kata Zenvia dan berbalik menuju kamar tapi Kal menahan tangannya.
"Kau harus mendengarkan hal ini. Jangan menjadi seorang pengecut yang hanya bisa bersembunyi saja," ucap Kal.
"Lepaskan aku," ucap Zenvia.
"Tidak," jawab Kal tersenyum miring.
"Kau berpikir ini sesuatu yang lucu bagimu, bukan?" sahut Zenvia.
"Sama sekali tidak," jawab Kal yang kini menarik tangan Zenvia hingga tubuh Zenvia tertarik ke depan Kal.