NovelToon NovelToon
Kebangkitan Raja Dunia Bawah

Kebangkitan Raja Dunia Bawah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Dunia Masa Depan
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: asep sigma

Kael Draxon, penguasa dunia bawah yang ditakuti dan dihormati pada masa nya. Namun, di puncak kekuasaan nya, Kael Draxon di khianati oleh teman kepercayaan nya sendiri, Lucien.
Di ujung kematian nya, Kael bersumpah akan kembali untuk balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asep sigma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membangun Rencana

Malam telah larut, tetapi di ruang tamu mansion, Dante, Elira, Iris, Edgar, dan Kael masih berkumpul. Setelah makan malam, mereka kembali membahas strategi berikutnya. Peta besar terbentang di atas meja, memperlihatkan gambaran keseluruhan benua Novaterra.

Dante menunjuk bagian tengah peta. "Seperti yang kalian ketahui, kita tinggal di benua Novaterra dengan lima kota pendiri. Kota pusatnya adalah Lumina, yang berdiri di tengah-tengah benua. Lalu di bagian utara ada Lunaris, tempat dulu kalian tinggal dan bekerja."

Ia melirik ke arah Kael, Edgar, Elira, dan Iris sebelum melanjutkan. "Di bagian timur, tempat kita sekarang, ada Eldenvale. Di selatan, ada Noctis Haven, dan terakhir, di barat, ada Veyndell."

Semua orang menyimak dengan serius.

"Cobra Zone bukan hanya organisasi kriminal biasa," Dante melanjutkan. "Mereka sudah berdiri sejak lama dan telah menguasai Novaterra dengan berbagai cara—politik, ekonomi, bahkan militer bayangan."

Elira bersedekap. "Kalau mereka sekuat itu, bagaimana kita bisa mengalahkan mereka?"

"Kita bukan hanya membutuhkan kekuatan, tapi juga strategi," kata Dante. "Strategi yang bisa membuat mereka kewalahan."

Ia menatap semua orang di ruangan itu sebelum melanjutkan.

"Tadi pagi, kita sudah memberikan pukulan pertama yang cukup besar kepada mereka. Video yang Iris sebarkan telah mengguncang opini publik. Cobra Zone pasti sedang sibuk membersihkan citra mereka sekarang."

Edgar menyeringai. "Berarti mereka sedang dalam posisi bertahan."

"Tepat," Dante mengangguk. "Dan ini adalah kesempatan kita. Kita tidak boleh menyia-nyiakannya."

Iris menatapnya dengan penuh minat. "Lalu, bagaimana kita akan melanjutkan rencana kita?"

Dante melipat tangannya di atas meja. "Untuk sekarang, kita fokus memperbanyak sekutu agar bisa melawan Cobra Zone secara langsung."

Elira mengangkat alis. "Bukankah kita berlima saja sudah cukup?"

Kael, yang sejak tadi mendengarkan dengan serius, akhirnya berbicara. "Kualitas memang penting, tapi kuantitas juga tidak bisa diabaikan. Cobra Zone memiliki ribuan, bahkan mungkin jutaan pengikut di seluruh Novaterra."

Dante mengangguk setuju. "Itulah sebabnya, besok aku, Zayne, dan Edgar akan mencari sekutu di sekitar Eldenvale terlebih dahulu. Kita butuh orang-orang yang bisa diandalkan."

Ia lalu menoleh ke Iris. "Iris, aku butuh kau untuk tetap memantau media sosial dan forum-forum bawah tanah. Pastikan isu tentang Nexus Core tidak menghilang begitu cepat. Kita harus membuat Cobra Zone sibuk dengan pencitraan diri mereka."

Iris mengangguk. "Aku bisa mengatur itu. Aku akan menyebarkan ulang video tersebut dengan berbagai cara."

Dante tersenyum puas. "Bagus. Kalau begitu, rapat selesai. Mari kita istirahat."

Kael meregangkan tubuhnya dan menguap. "Haaah... Aku capek sekali setelah latihan seharian."

Edgar tertawa kecil. "Kau bukan satu-satunya. Ayo, kita istirahat sebelum besok berangkat."

Mereka pun beranjak dari meja, masing-masing menuju kamar untuk beristirahat, bersiap untuk pertempuran yang lebih besar di hari-hari mendatang.

...----------------...

Di dalam sebuah laboratorium bawah tanah yang tersembunyi di pabrik Lothar Industries, beberapa ilmuwan mengenakan jas putih sibuk bekerja di depan layar komputer dan meja eksperimen. Mereka sedang menguji sebuah chip kecil berwarna hitam keperakan dengan alur sirkuit mikro yang berpendar merah. Chip itu ditempatkan dalam sebuah tabung kaca kecil transparan yang terhubung dengan berbagai kabel dan alat pemindai.

Di salah satu sudut ruangan, Dr. Gregor berdiri di depan meja utama, mengamati hasil uji coba yang ditampilkan di layar holografis. Ia terlihat serius, sesekali mengusap dagunya, sementara Ronan Lucien berdiri di sampingnya dengan ekspresi tajam, matanya tidak lepas dari chip Nexus Core yang sedang diuji.

"Berapa persen tingkat keberhasilannya?" tanya Ronan dingin.

Dr. Gregor menekan beberapa tombol di tablet elektroniknya sebelum menjawab. "Saat ini, chip Nexus Core telah mencapai 92% stabilitas dalam sistem saraf buatan. Namun, masih ada sedikit masalah dengan kompatibilitas terhadap berbagai jenis perangkat."

Ronan menghela napas kasar. "Itu bukan jawaban yang ingin kudengar, Gregor."

Dr. Gregor menelan ludah, lalu mencoba menjelaskan lebih lanjut. "Tuan Ronan, proyek ini lebih kompleks dari yang kita perkirakan. Chip ini dirancang untuk mengambil kendali penuh atas sistem saraf manusia dan mengubahnya menjadi mesin tanpa kehendak bebas. Tetapi ada beberapa individu dengan kekuatan mental tinggi yang bisa melawan efeknya. Jika kita memaksakan peluncuran sekarang, risiko kegagalan akan lebih besar."

"Ini seharusnya menjadi proyek yang sangat hebat," kata Ronan, suaranya berat dengan nada frustrasi.

Tangannya mengepal, menahan amarah yang mendidih dalam dirinya. "Setelah semua yang kulalui... berani-beraninya mereka ingin melawanku."

Dr. Gregor menelan ludah, mencoba membaca ekspresi Ronan. Ia tahu betul bahwa pria di sampingnya bukan seseorang yang bisa dibuat main-main.

Ronan menatap pantulan dirinya di kapsul, mata tajamnya menyiratkan kebencian yang mendalam. "Awas saja kalian… Saat ketemu nanti, akan kuhabisi satu per satu."

Suasana di ruangan itu semakin mencekam. Ronan tidak akan tinggal diam. Kael dan kelompoknya baru saja menyatakan perang terhadap Cobra Zone, dan Ronan akan memastikan bahwa mereka menyesali keputusan itu.

 

Di sebuah atap gedung tinggi yang menghadap ke jalanan kota Lunaris, seorang pria berambut hitam pendek berdiri dalam kegelapan. Rokok yang terselip di bibirnya menyala merah samar, menyatu dengan bayangan malam. Lukas menatap layar ponselnya—di sana terpampang foto seseorang yang wajahnya kini mulai dikenal banyak orang. Zayne.

Ia menyeringai kecil, asap rokok mengepul dari mulutnya.

"Aku tidak sabar menunggu pergerakanmu selanjutnya, Kael Draxon."

Kael? Sebenarnya siapa Lukas? Mengapa dia tahu Zayne adalah Kael?

1
Mia Sagitarius
penghianatan!!
Song Min: makasih, udh mampir kak
total 1 replies
Gamaken
Semangat kak upnya!
Song Min: thank u lek
total 1 replies
Chị google là em
Keren banget sih!
Song Min: thanks kak, pantengin kelanjutannya ya/Smirk/
total 1 replies
y0urdr3amb0y
Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!