Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi indah
"Aaaaaaaa, Kakkkkkkkk!!!"
Terkejut Shafa saat membuka selimutnya, lupa dengan apa yang telah dia lalui semalam, yah bagaimana dia dan suaminya semalam lakukan Shafa seperti hanya mimpi namun saat bangun dan mendapati pelukan tubuh suaminya di tubuh polosnya membuat dirinya luar biasa terkejut.
"Kakkkkkk." Shafa melepas tangan suaminya yang setia memeluk tubuhnya, bahkan wajah tampan suaminya sudah mesra memeluk buah segar di dirinya.
"Aaaa, Kakak bangunnnn." Shafa benar-benar merasa malu luar biasa dengan keadaannya saat ini.
"Apa sih? masih dini subuh juga berisik banget." Alpha membuka mata lelah, karena semalam benar-benar berpeluh dan indah, puasanya selama ini terobati dengan apa yang dia gapai semalam.
"Kak, kenapa...." Kata Shafa terhenti saat memori di Otak Shafa mulai kembali bagaimana semua ini bermula, dan seperti putaran film dewasa dengan dirinya dan suaminya sebagai tokoh dalam film itu terputar satu persatu di ingatnya.
Shafa memerah merona setelah berhasil mengingat semuanya, wajahnya sudah seperti terpapar panas matahari, belum lagi saat tubuh polos pelaku prianya duduk setelah tersadar di sisinya yang sama polosnya.
"Sudah ingat??? Hmmm???"
Alpha menatap Shafa yang bersembunyi di balik selimut itu, bibirnya tersenyum melihat kelakuan istri kecilnya yang lucu di subuh hari ini.
Shafa semakin menenggelamkan wajahnya di bawah selimut, sungguh malu yang luar biasa, jika bisa Shafa ingin berlari dari hadapan Alpha sekarang juga, takut jika yang semalam bakal terulang kembali.
"Lucu banget sih istri kecil aku."
"Semalam aja gaya-gaya, sok mau jadi wanitaku seorang."
"Sekarang udah jadi wanitakan?? "
"Gimana rasanya enak gak?? "
"Mau lagi??"
Alpha berkata sembari membuka selimut Shafa yang di genggam kuat oleh Shafa, Ahhhh kenapa aku semalam bisa berkata begitu sihhhh, ini juga gara-gara ide konyol baju kurang bahan itu batin Shafa menutupi diri sendiri.
"Mandi bareng yuk." Kata Alpha yang makin membuat otak kotor Shafa yang tercemar oleh aktivitas semalam melalang buana ke mana-mana.
"Iiih, udah Kak Alpha duluan." Akhirnya Shafa berkata sembari membuka selimut sedikit, Alpha tergelak dengan sikap malu-malu istri kecilnya itu.
Alpha pun bangkit tanpa apapun, melenggang pergi dari hadapan Shafa yang merona melihat penampakan suaminya itu, "Iiiih kok gak punya malu sih." Kata Shafa dalam hati namun sembari memukuli kepalanya sendiri bagaimana bisa semalam akhirnya dirinya pasrah dan menerima semuanya bahkan menikmati hal baru yang Alpha berikan pada dirinya.
"Astaghfirullah, otak suciku ternoda oleh Om-om Halalku." Batin Shafa mengacak rambutnya sendiri.
Tak lama kemudian Alpha keluar dengan rambut basah dan handuk melilit tubuh bagian bawahnya, senyumnya masih terbit kala melihat istri kecilnya masih berbentuk kepompong dengan selimut yang melilit seluruh tubuhnya.
"Ishhh, masih malu padahal semalam juga semua udah aku lihat tanpa terkecuali, bahkan tahi lalat di atas gunung indah itu pun tak terlewatkan." Ucap Alpha yang sukses membuat bantal dari ranjang melayang kearahnya.
"Kakkkkk, gak usah di jelaskan lebih rinci jugaaaa, iiiiihhhhh, nyebelinnnn." Teriak Shafa keras hingga Alpha tergelak, rasanya pagi ini sungguh berbeda dari pagi biasanya, namun Alpha merasa luar biasa bahagia.
"Perlu bantuan gak??"
"Biasanya saat pertama pemain wanita tak bisa jalan."
Alpha melangkah sembari mengeringkan rambut kearah Shafa yang sudah seperti kepiting rebus, sementara suami tua Shafa justru cengar cengir setia menjadikan dirinya bahan ledekan atas hasil ulahnya semalaman.
"Kak, please jangan jadi nyebelin begitu bisa kan??"
"Kak Alpha kaya biasanya aja udah nyebelin, apa lagi begini makin nyebelin nya.
Shafa berkata dengan wajahnya yang sudah semakin merah ingin rasanya menangis karena malu di tempatnya, namun wajah malu dirinya ini justru kebahagiaan tersendiri bagi sang suami taunya.
"Aku baik loh"
"Perhatian, Aku gak mau nanti kamu menangis saat buang air kecil."
"Aku takut perih juga nanti kamu saat jalan ke kamar mandi.
Alpha sungguh khawatir namun cara bicaranya membuat Shafa kesal, karena wajah perhatian dari muka tampan yang datar itu masih sempat melempar senyum usilnya dengan mencuri pandang pada dirinya.
"Kak Alpha pakai baju aja sana deh." Kata Shafa pada akhirnya, itu terlalu indah untuk terus dia tatap Shafa pun membuang pandangan karena malu.
"Semalam aja di raba, sekarang sok malu, dasar perempuan kecil!" Kata Alpha bergumam sembari masuk ke ruang gantinya dan Shafa pun bangkit setelah Alpha pergi.
"Ashhhh, parah sampai kaya gini sakitnya." Kata Shafa bangkit pelan dan merayap berpegangan tembok menuju kamar mandi.
"Tau gini rasanya tadi minta gendong beneran." Kata Shafa pelan dan masuk ke kamar mandi, di sana air hangat sudah Alpha siapkan membuat Shafa tersenyum atas inisiatif sang suaminya.
Shafa merintih dan benar saja kata Alpha tadi perih sekali saat air kecing melewati asetnya yang berharga, bahakan sudut matanya sampai berair.
Dari luar nampak ketukan pintu dan suara sang pembuat onar, "Butuh bantuan gak??" Tanya Alpha yang sejujurnya khawatir karena sunyi nya kamar mandi, takut jika istri kecilnya kenapa-napa di dalam kamar mandi.
"Enggak." Jawab Shafa namun terlambat, salah dirinya yang tak mengunci pintu, Alpha kadung khawatir dan masuk tanpa permisi dengan wajah tak malunya.
"Iiih kok masuk sih???"
"Malu tauuuu"
"Keluar Kak."
Shafa berteriak-teriak meminta Alpha keluar namun sang Bos sekaligus suami itu tak peduli justru menghampiri dirinya yang kesulitan saat ingin masuk ke bak mandi, di raihnya tubuh itu agar bisa berendam dengan air yang telah dia sediakan sebelum keluar tadi.
Shafa semakin malu karena itu, namun Alpha tak peduli yang dia tau jika berendam rasa perih itu akan berangsur membaik.
"Maaf, aku kelewatan semalam."
"Aku lupa, jika kamu masih kecil."
"Aku terbawa suasana."
Alpha berkata pelan dan tulus kemudian di jawab dengan anggukan kepala Shafa dan senyuman tipisnya, ternyata di perhatikan meski malu begini berdebarnya dadanya. "
"Aku keluar dulu."
"Baju kamu udah aku siapin."
"Emm aku subuh duluan ya."
"Kamu tunggu saja rasa perih itu membaik."
Alpha bangkit lalu keluar sejujurnya sedari tadipun dirinya menahan diri atas godaan dari tubuh polos sang istri namun untuk mengulangi kembali yang semalam Alpha rasa tak akan tega, melihat bagaimana tubuh kecil tadi merintih dan tertatih-tatih saat berjalan.
Sementara di dalam Shafa merendam tubuhnya sembari tersenyum sendiri, sakit namun indah rasa yang dia rasakan pagi ini, sempat merasa begitu malu namun melihat tatapan sayang yang tulus dari sang suami pada dirinya membuat Shafa benar-benar menjadi seorang wanita seutuhnya.
"Aaaa, Jadi begini rasanya jadi seorang wanita." Ucap Shafa sambil menutup wajahnya malu apalagi saat bayangan semua adegan dirinya dan Alpha kembali terulang.
***
Up lagi Kak masih setia dan sabar kan??
Masih di tunggu ya Vote juga dukungannya
Terimakasih yang masih selalu setia menanti juga mendukung karya receh author amatir ini🙏🙏🙏
Semoga Kakak semua yang udah selalu setia mendukung karya-karya author sehat-sehat selalu dan di mudahkan segala urusan.
❤❤❤❤
Aq blm tav vaf nih 🤭