Menjalani Takdir Pernikahan yang Begitu Rumit Untuk Sania..
" Katakan Apa Salah Ku Sehingga Kau Memberikan Aku Ujian Seberat Ini! " Sania Terduduk Pilu Saat Menyadari Takdir Pernikahan Nya Tidak Sesuai Dengan Semua Nya....
Mampukah Sania Bertahan Atau Ia Akan Memilih Pergi....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal-32
( Ketika Semua itu Terjadi Kita Hanya Bisa Diam Dengan Takdir Yang Sudah Membawa Kita Entah Kemana?)
Sania Gama Saat Mobil Aditya Sudah Memasuki Jalan Perkonplekan, Sesekali Ia Melihat Wajah Aditya Yang Sedang Fokus Menyetir
" Ada-Apa? " Aditya yang Sadar Saat Sedang Di Tatap Oleh Sania Ia Pun Segera Bertanya
" Perasaan Ku Tidak Baik-Baik Saja " Sania memegangi Dada Nya Kencang.
Seharusnya Tidak Perlu Ia Gugup, Karena Mereka Sudah Kenal Dengan Keluarga Aditya Namun Perasaan Sania Kini Malah Kacau.
Ia Lebih Takut Jika Aditya Akan Membicarakan kebenaranya nanti.
Saat Mobil Sudah terparkir Di Depan Mobil Sania Cepat-Cepat Menahan Aditya.
" Pak tunggu Dulu. " Tanah Sania! Saat Aditya Akan membuka pintu Mobil.
" Iya Ada Apa? " Aditya Menoleh, kembali Menutup Pintu.
" Tolong Jagan Ingkar janji Mu Pak, Apa-pun yang terjadi Aku tidak ingin Kau bertengkar dengan Kak karina " Sania menatap Wajah Aditya Dalam.
Aditya menarik Nafas Kasar, entah di dengar Atau Tidak Aditya langsung Keluar Dari Mobil.
Sania Mengikuti Langkah Aditya. Jujur Saja Perasaan nya Masih Gugup, Di Tambah Saat Aditya Mulai mengetuk Pintu Rumah, Terlihat Bu Ratih Membuka Pintu Dengan Raut Tak Senang Seperti Sedang Jengkel Kepada Aditya.
" Ayo Masuk " Ucap Bu Ratih Ia Juga Mempersilahkan Sania Masuk.
ia Memang Kelurga Yang Selalu menyelesaikan Masalah Hanya Di Dalam Rumah, Jadi Saat Mereka Terlihat tidak Senang Pada Aditya Ia Langsung Meminta Aditya Masuk.
" Kak Sania " pekik Dua Anak Kecil yang Berlari Ke Arah Sania Saat Melihat Sania Datang.
Kak Bella Dan Kak Hanum Juga tersenyum Riang Kala Melihat Aditya Membawa Sania kembali. " Wah Aditya Apa Kamu menjemput Sania Di Desa Nya? " timpal Kak Bella terlihat Senang Kala Sania Datang.
" Tidak Kak..." Jawab Sania Cepat Ia Tidak ingin Karina Sampai mendengar Nya.
" Sania...lihatlah Mereka Sudah Sangat Rindu Dengan Mu " Kak Hanum Memeluk Sania Di Susul Kembali Dengan Semua Anggota Kelurga Kecuali Bu Ratih Ia Nampak Kesal Melihat Aditya.
" Kau Darimana Saja? Semenjak Kau pergi Kemarin Kau tidak Memberikan Karina Kabar Di Kami Juga Kau tidak Menelfon " Ucap Bu Ratih Berapi-Api.
Tentu Saja Sania Menoleh Ke Arah Aditya Saat Melihat Bu Ratih Sedang Mengomeli Anak nya.
Aditya mengisyaratkan Agar Sania Tetap Diam Tidak ikut Campur.
" Kau Tahu Aditya kemarin Malam karina Pergi kerumah Orang Tua Nya. Apa Kau tidak memikirkan Perasaan Nya Dan Juga Hati ibu mu ini " Ucap bu Ratih.
Namun Sukses Membuat Jantung Sania Berdegup Sania Menarik Nafas Dalam Ia Tidak percaya Karina Pergi Meninggalkan Rumah Ini.
Berbeda Dengan Ekspresi Wajah Aditya Yang Nampak Tenang Dan Biasa Saja.
" Lalu Aku Harus Bagiman Bu? " Aditya Mengecap Ia Kembali Menarik Nafas Dalam.
" Ibu Minta Kau Susul Dia segera " Bu Ratih Mendelik Suara Nya Lantang, Baru Kali ini Ia Semarah Itu pada Putra Nya.
Hanum Dan Bella Saja Sampai Kaget Ia Segera Membawa Naura Dan Diffa Masuk Kedalam Kamar,
Sementara Disana Sania Masih Mematung Mendekap Tas Yang Ia Bawa, bu Ratih Menatap Sania Kembali Dengan Tatapan Biasa Saja, perlahan Dengan Langkah Nya Bu Ratih Mendekati Sania.
" Nak' kau Temani Aditya Menjemput Kak Karina Yah, Ibu Yakin Pasti Kak Karina Juga Senang Melihat Mu Kembali " Bu Ratih Berbicara Lembut Pada Sania Ia Membingkai Wajah Sania.
Padahal Sania Sudah Menepis Jarak, ia Malah Takut Jika Bu Ratih Juga Marah Pada Nya.
Sania Langsung keluar mengikuti langkah Aditya, Aditya nampak Menghembuskan Nafas Kasar Langkahnya saja Seolah sedang Bermain Bola Tergesa Dan Terdengar Deru Nafas Yang Berat.
Sania Hendak Duduk Di kursi Belakang Namun Aditya Menahan Dirinya. " Kenapa Kau duduk Di Belakang Nia? " Ucap Aditya Datar
" Eh-Aku menghargai Kak Karina Pak " Sania Nampak Menarik Pintu.
" Jika Kau Tidak Mau Duduk Di Depan Bersama Ku, Aku Tidak Akan Mau menjemput Karina " Ancam Aditya.
" Pak Tapi Nanti Bagimana Dengan Kak Karina, Pasti. Nanti Ia Akan Curiga " Sania menasehati Aditya Nampak Keras Kepala.
" Aku tidak Mau Tahu Sania, Kau adalah Istri Ku, Dan Kau Harus Tahu Kalau Aku sedang Tidak Bercanda " Aditya Melipat Tangan.
" Pak Dengarkan Dulu, Kita Tidak Bisa Seperti itu Pak, pikirkan Orang-Orang Terdekat mu, Percayalah Pada Ku Pak Kalau Perasaan Mu Pada Ku itu Bukan Cinta Tapi Rasa Kasihan " Ucap Sania Datar ia kesal Aditya Engan Mengerti Juga.
Sania Tidak Menghiraukannya ia Langsung Duduk Di Bangku penumpang, Terlihat Di kaca Aditya Masih sesekali Menghembuskan nafas kasar Dan Mau Tidak Mau ia Juga Harus Segera Menjemput Karina Di Rumah Nyonya Sonya.
Aditya Terdiam Disepanjang perjalanan menuju Rumah Nyonya Sonya. Fikiran Nya Kacau Hatinya Berdesir Sesekali Ia mencoba Menerima Ucapan Sania Namun Terasa Panas Di Hati Entah Kenapa Ia Tidak Bisa memendam Semua itu lagi.
Mobil Berhenti Di Halaman Rumah Yang Cukup Luas, dengar pagar Besar yang Menjuntai Nampak Dua orang Satpam Membukakan gerbang untuk Aditya.
Sang Satpam Yang Sudah Faham Dengan Mobil Milik Menantu Nyonya Nya itu Langsung Bergegas Membukakan nya.
" Terimakasih Pak " Sapa Aditya membuka Kaca Mobil.
Pak Satpam Tersenyum Sembari memberi Rasa Hormat. Selepas itu Aditya Turun Dari Mobil Sania Juga Turut Serta.
Mereka Berdua Memasuki Rungan Yang Cukup Megah Asisten Rumah Tangga Meminta Sania Dan Aditya Duduk Sembari Dirinya Memanggil Nyonya Sonya Dan Noni Karina.
Namun Saat Karina Dan Bu Sonya Datang ia Kaget saat Melihat Sania ikut menjemput Kerumah. " Untuk apa pembantu itu datang kemari " gumam Bu Sonya Sambil Melihat Sania Sinis.
Berbeda Dengan Karina Dan Pak Shada ia Sangat Sumringah, Apa lagi Karina Itu Adalah Salah-Satu Harapan Nya Di Jemput Oleh Aditya Kembali.
" Bagaiman Kabar Mu Nak? " Sapa Pak Shada Memeluk Sang Menantu.
" Baik Pak " Aditya Memeluk Mertua Nya Kembali
berbanding dengan Bu Sonya Nampak Sekali Memandang Aditya Tidak Senang Apalagi Pada Sania Ia Sangat tidak Suka Dengan Gadis itu.
" Karina Ayo Kita Pulang " Aditya tidak membentak Namun Nada Suara Nya Tampak sungkan.
Karina Menghambur ke pelukan Aditya, karina Memeluk Aditya Di depan Kedua Orang Tua Nya Dan Di Depan Sania.
Sania Menunduk Saat Karina Berbicara Dalam Kalau ia Sangat Merindukan Aditya, Ada Rasa Bersalah Di Diri Sania, karena Selama Dua Hari ini Aditya tinggal Bersama nya Di Kampung Bukan Untuk Tugas Kepentingan Kerjaanya.
" Jagan Tinggalkan Aku Lagi Adi... Aku Tidak Bisa Tanpa Mu " Tangan Karina Masih Merangkul Aditya.
Aditya Terdiam, ia sedikit Mengangkat tangan Mengusap Punggung Karina yang Terisak,
.
.
.
" Bersambung "