Cerita ini kelanjutan dari novel "Mencari kasih sayang"
Pernikahan adalah ibadah terpanjang karena dilakukan seumur hidup. Pernikahan juga disebut sebagai penyempurnaan separuh agama.
Dua insan yang telah di satukan dalam ikatan pernikahan, tapi kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Hari memiliki rahasia yang dapat menghancurkan kepercayaan Resa. Apakah dia dapat bertahan?
Resa menemukan kebenaran tentang Hari yang telah menyembunyikan kebenaran tentang status nya. Resa merasa dikhianati dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apakah dia harus memaafkan Hari atau meninggalkannya?
Apakah cinta Resa dan Hari dapat bertahan di tengah konflik dan kebohongan? Apakah Resa dapat memaafkan Hari dan melanjutkan pernikahan mereka?
Apakah mereka akan menemukan kebahagiaan atau akan terpisah oleh kebohongan dan konfliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24 Ngidam
Sepulang dari jalan-jalan, motor sport yang di kendarai pasangan halal itu berhenti di halaman rumah. Resa turun dengan wajah yang ceria, masih teringat senyum dan tawa yang mereka berdua bagikan selama perjalanan. Namun, keceriaan itu sirna dalam sekejap ketika sosok anak kecil berlari memanggil suaminya.
"Ayah.!" teriak anak itu dengan gembira, berlari ke arah Hari dengan langkah yang cepat.
Resa merasa hatinya terasa berat ketika melihat anak itu menghambur ke dalam pelukan suaminya. Hari tersenyum dan memeluk anak itu dengan hangat, membuat Resa merasa sakit hati. Entah kenapa, Resa merasa bahwa perhatian suaminya terbagi, dan itu membuatnya merasa tidak nyaman.
Dia tidak tahu mengapa dirinya merasa seperti itu. Mungkin karena dia sedang hamil dan memiliki perubahan emosi yang tidak terduga. Atau mungkin karena dia merasa bahwa perhatian suaminya terlalu banyak diberikan kepada anak itu. Apapun alasan itu, Resa hanya tahu bahwa dia merasa sakit hati dan tidak nyaman melihat pemandangan itu.
Resa berjalan masuk ke kamar dengan langkah cepat, tanpa menyapa Paman dan Ibu Mertuanya yang sedang duduk di ruang keluarga. Hari yang melihat hal ini segera menyusul Resa dengan menuntun umai dan menegurnya.
"Ai, kamu tidak menyapa Ibu dan Paman," kata Hari dengan nada lembut namun tegas.
Namun, sebelum Resa bisa menjawab, Ibu Tika menyela dan memahami sikap Resa. "Hari, jangan terlalu serius. Resa sedang hamil, dan perempuan hamil sering kali memiliki perubahan mood yang tidak terduga," kata Ibu Tika dengan senyum.
Hari memutuskan untuk tidak memaksakan Resa untuk berbicara dan membiarkannya memiliki waktu untuk sendiri. Dia berharap bahwa Resa akan segera pulih dan kembali menjadi dirinya yang ceria dan bahagia.
Ibu Tika memahami situasi ini dan segera mengalihkan topik pembicaraan. "Hari, bagaimana kabar pekerjaan kamu? Apakah ada kemajuan?" tanya Ibu Tika dengan senyum.
Hari tersenyum dan memandang Ibunya dengan rasa terima kasih. "Keadaan di konveksi lagi kurang baik mah.aki hanya bisa membantu sebisaku aja,sekarang lagi mengerjakan pesanan customer baru yang cukup rumit," kata Hari dengan raut wajah lesu.
Ibu Tika mengelus pundak anaknya, memberikan semangat. "Semoga keadaan kembali stabil lagi, bantulah kakak sepupu mu sebisanya. Mamah percaya kamu selalu memiliki semangat yang tinggi dalam pekerjaanmu," kata Ibu Tika dengan bangga, menatap anaknya dengan mata yang penuh harapan.
*****
Sekitar jam delapan malam Resa di kamar sendirian, bukannya istirahat dia malah mundur mandir di balik pintu menunggu suaminya.
"Kenapa A Hari lama sekali??
Apa istrinya yang sedang hamil ini tidak mau dia kasih makan." la mengeluh sendiri sambil duduk di tepi ranjang.
Setelah berbicara dengan ibunya, Hari menyusul istrinya yang berada di dalam kamar.
Ceklek!
Terdengar suara pintu rumah dibuka dari depan. Ketika dia membuka pintu, dia kagum dengan tampilan baru Resa. Potongan rambut yang berbeda dari biasanya, membuatnya terlihat lebih cantik dan segar.
"Ai, kamu makin cantik dengan gaya rambut ini," puji Hari dengan suara lembut, berjalan mendekati Resa dengan senyum.
Namun, Resa tidak menjawab. Dia hanya memandang Hari dengan tatapan yang sedikit marah, membuat Hari merasa sedikit kecewa. "Ai, apa yang salah?" tanya Hari dengan nada lembut, mencoba memahami apa yang terjadi dengan istrinya.
Resa merasa hatinya terasa berat dan tidak nyaman ketika melihat Umai berlari ke pelukan Hari. Dia tidak bisa menjelaskan mengapa dia merasa seperti itu, tapi entah mengapa kehadiran Umai selalu membuatnya merasa tidak nyaman dan kesal.
Sebelumnya, Resa bisa memaklumi dan mencoba untuk ikhlas berbagi kasih sayang suaminya dengan Umai. Tapi semenjak dia hamil, moodnya berantakan dan dia merasa tidak bisa menerima kehadiran Umai dengan baik.
Resa merasa sedikit marah dan kesal karena kehadiran Umai dianggap sering mencuri perhatian dan waktu suaminya. Dia merasa bahwa suaminya harus memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih banyak kepadanya, terutama karena dia sedang hamil.
Hari tersenyum memandang lekat Resa dan mencoba untuk memahami apa yang terjadi pada istrinya. Dia tahu bahwa Resa sedang hamil dan memiliki perubahan mood yang tidak terduga, tapi dia juga sering di buat bingung dengan perubahan mood istrinya tanpa sebab
Tapi, Resa juga tahu bahwa dia tidak bisa membiarkan perasaannya yang negatif ini menguasai dirinya. Dia harus mencoba untuk mengendalikan emosinya dan berusaha untuk menjadi lebih sabar dan ikhlas.Sedetik kemudian resa mengalihkan pikirannya dengan mengeluhkan suaminya yang tidak langsung menyusulnya.
Resa mengeluh kepada Hari yang baru datang menemuinya. "Kenapa lama? Aku udah lapar," katanya dengan nada kesal.
Hari tersenyum dan memikirkan apa yang terjadi. "Lah, marah karena lapar ternyata. Tadi aja di ajak makan di luar bilangnya gak napsu makan, makanya cuma pesen camilan doang," batin Hari menatap pada Resa yang masih manyun.
Resa datang mendekati suaminya dengan manja, minta dipeluk oleh Hari. "Mau makan apa? Kamu memang harus makan, meski rasanya tidak enak," kata Hari dengan lembut.
Resa berbicara dengan berceloteh. "Mau makan bakso dicampur Nanas. Eh, bolehkan makan Nanas? Katanya orang hamil tidak boleh makan Nanas. Tapi mungkin kalau sesekali sih tidak apa-apa kali yah."
Hari mengerutkan keningnya. "Bakso aja gimana? Kalau Nanas kayanya jangan dulu ya."
Resa tidak mau menerima penawaran Hari. "Ko nawar, kan mintanya di campur Nanas. Maunya Nanas yang harum. Kalau gak di campur Nanas nanti ke cium baunya bakso."
"Mang penjual buah dipinggir jalan sana udah tutup Ai. Adanya bakso doang. Nanti AA harus cari lebih jauh dong, bukanya kamu sudah lapar! Nanti semakin lama kalau cari yang lain." Hari menjelaskan kepada istrinya.
Resa menganggukkan kepalanya, Hari langsung berpamitan untuk membelikan apa yang diminta oleh istrinya pada saat itu juga. Banyak sekali apa yah dia minta.
"Apa sekarang dia sudah mulai ngidam. Apa ibu hamil yang sedang ngidam itu harus dituruti saja keinginan nya." gumam Hari berbicara sendiri saat dia akan keluar.
Hari sudah berada di tukang Bakso,tiba-tiba telpon genggamnya berbunyi. Resa menelpon dirinya beberapa kali dengan tidak sabaran.
"A, jangan beli bakso. Aku mau mie tektek aja," kata Resa dengan tiba-tiba.
Hari terkejut. "Loh, Nggak bisa diganti Ai. Sudah selesai dibuatkan."
Resa tetap kekeh. "Ya udah baksonya buat Aa saja. Aku beliin mie tektek aja."
Hari mencoba menjelaskan. "Baksonya udah dibuatkan dua Ai."
Resa tidak mau mendengarkan. "Satu lagi mie tektek A."
Hari mulai kelimpungan sendiri dengan permintaan istrinya yang sedang hamil. "Nanti gak kemakan bagaimana, jangan mubazir Ai."
Resa tiba-tiba berubah pikiran. "Ya udah, gak usah, aku udah gak pengen bakso atau mie tektek."
Hari bingung. "Mie tektek sudah jadi Ai. Gimana inih? Kamu sebenarnya mau makan apa, kenapa berubah-ubah terus Ai?"
Resa memutuskan. "Apel aja, sudah yakin maunya itu!"
Hari diam tanpa kata, terpaksa membeli pesanan Resa yang lain.
Setengah jam kemudian, Hari pulang ke rumahnya. Resa yang sejak tadi menunggu malah ketiduran. Hari mendekati istrinya, kemudian dia menepuk-nepuk pipinya pelan.
"Bangun Ai! Jangan tidur dulu, ayo makan." ucapnya membangunkan sang istri.Resa langsung membuka matanya karena ia tidur belum terlalu nyenyak.
"Aa lama sekali!" kata Resa dengan nada kesal.
"Iya kan pesenan kamu banyak Ai! Maaf yah! Kamu sampai ketiduran! Nungguin," jawab Hari dengan senyum.
Resa duduk, rambutnya berantakan. Hari langsung membereskan rambut istrinya yang acak-acakan. "Ayo makan dulu biar bisa makan vitamin. Baru nanti tidur," kata Hari sambil mengambilkan beberapa mangkuk untuk tempat mereka makan.
Gadis itu masih terlihat menahan ngantuk duduk di sofa. Hari membuka mie ayam, bakso, dan Apel yang dipesan Resa. Terserah istrinya mau pilih yang mana nantinya.
"Mau makan yang mana? Bangun, jangan tidur dulu Ai," kata Hari sambil mendekati Resa membangunkan kembali istrinya yang sudah tidak kuat menahan ngantuk.
Resa membuka mata, kemudian menutupnya kembali. "Aa makan saja yah. Resa mau tidur dikamar."
"Loh, ini semua makanan yang kamu pesan banyak loh. Kamu makan dulu?" tanya Hari dengan heran.
"Udah minum jus kacang ijo tadi. Udah cukup kenyang A," jawab Resa sambil berjalan ke arah pintu kamar tidur, meninggalkan suaminya begitu saja dengan semua makanan yang dipesan oleh istrinya.
dan hari JD suami harus peka
apalgi resa LG hamil
moodnya it sprti bunglon
g bs berpaling aq Thor😅