Dia tidak menyangka, kematiannya di sebuah pulau sangat membuat keluarga kandungnya merasa senang.
Saat ini, mereka sedang mengadakan pesta atas kematiannya.
Daniella Wang, yang saat ini telah menjadi arwah gentayangan melihat semua apa yang terjadi di kediaman Wang.
Tawa kedua orang tuanya, ke empat kakak laki-lakinya. Dan juga Ovellia Wang, putri palsu yang di sayangi mereka.
Ketika mereka mendengar tentang kematiannya, mereka hanya berkata;
"Itu akibat ulahnya sendiri, dia yang mencari kematiannya sendiri. Biarkan dia mati jauh-jauh."
Tiba-tiba ada kekuatan dahsyat yang menarik arwah Daniella. Kembali ke masa dia muda. Di mana ketika orang tua kandungnya ingin menjemputnya dari ayah angkatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23
"Maaf, aku tidak bermaksud begitu." Pria itu terkejut dengan ucapannya sendiri.
'Ini suatu keajaiban, sampai bos bisa berucap kata maaf.' Gumam bawahannya yang sedari tadi ada di sampingnya.
Jangankan asistennya ini, dia sendiri terkejut bisa mengucapkan kata "maaf" barusan.
"Hei Nick, apa yang kau lakukan disini?" Tiba-tiba Rey Robert mendekati mereka dari arah belakang.
Mereka bertiga menolah yang membuat Rey terkejut. "Daniella?" Tanpa sadar dia berucap sambil melihat Daniella dan Nick silih berganti.
"Ada apa?" Tanya Daniella dengan wajah yang belum pudar dari warna merah, karena tersedak tadi.
"Kamu kenapa? Kok..." Dia menunjuk ke arah wajah Daniella yang terlihat memerah.
"Aku hampir saja mati gara-gara dia ini. Dia tiba-tiba berdiri di belakangku dan berbicara di saat aku makan. Siapa yang tidak tersedak." Tunjuknya ke arah Nick. Yang membuat Rey mengerutkan keningnya menatap temannya itu.
"Aku tidak sengaja. Itu karena dia terlalu fokus melihat kesana. Sehingga dia tidak menyadari orang lain sudah berada di sebelahnya. Coba di medan perang, mungkin dia sudah mati beneran." Ucap pria itu membuat alasan.
"Memangnya kamu kira ini di medan perang?! Jika ini di medan perang, aku tidak akan menonton orang di sekitar ku." Balasnya dengan suara sedikit meninggi.
"Ekhem" Rey dan Nick tidak tahu harus berkata apa. Mereka hanya bisa menutup mulutnya dengan kepalan tangan mereka sendiri.
"Kalian saling kenal?" Tiba-tiba Daniella tersadar, orang-orang yang di depannya ini belum pernah dia temui secara langsung di kehidupan yang lalu.
Karena dia hanya mendengar kabar. Setelah pernikahan yang di rencanakan untuk dirinya dan Jones. Dia mendengar kabar bahwa pamannya ini kecelakaan, sehingga perusahan keluarga Robert jatuh ke tangan Jonas.
Dan sejak saat itu, mereka mulai menjalankan rencana untuk membuat Daniella di asingkan di pulau tak berpenghuni. Dan sampai mati di sana akibat di racun.
Sedangkan Nick, dia sama sekali tidak pernah mendengar namanya di kehidupan lalu. Begitu juga dengan Jerry Yan.
"Ya, kami temenan." Jawab Nick. Asistennya yang mendengar perkataan bosnya sedikit tidak percaya.
Sangat jarang sekali bosnya ini akan berbicara seperti orang normal. Karena dia seorang ketua mafia, perawakannya yang dingin. Akan selalu berbicara serius dengan bawahannya dan orang lain, kecuali Rey dan Jerry.
Sementara Daniella orang yang baru saja bertemu dengannya. Bagaimana mungkin dia bisa berbicara sesantai itu, seperti mereka sahabat karib.
"Hadiah apa yang hendak kau berikan kepadaku Nick? Walaupun ini ulang tahun nenekku, aku juga ingin tahu mengapa kau memberiku hadiah." Rey mengalikan pembicaraan yang terasa tidak enak untuk dinikmati.
Karena dia tidak ingin Daniella berinteraksi lebih banyak terhadap Nick. Karena baginya, pertama kali melihat Daniella pada malam itu, sudah membuat hatinya tertarik.
Yang tidak dia ketahui, bahwa Nick juga merasakan hal yang sama.
"Oh itu, tunggu saja sebentar lagi nanti akan terlihat sendiri hasil nya."
"Hasil? Maksud mu, hadiah untuk ku sebuah peristiwa?" Rey terlihat kurang percaya mendengar ucapan Nick.
"Tenang saja, kau akan menyukai hadiahku ini hadiahku ini, percayalah."
"Semoga sesuai dengan yang aku harapkan." Rey terlihat seperti kurang yakin.
"Ya, ya, sebaiknya kita duduk di sofa itu." Ajak Nick menunjuk sofa yang berada di sudut.
Dari sana memang terlihat lebih leluasa untuk menonton acara pesta yang berlangsung.
Kedua orang itu mengikuti langkah Nick. Dan mengambil posisi duduk ternyaman. Sambil memejamkan mata Daniella bersandar, menikmati suasana.
Mereka berdua yang melihat tingkah Daniella hanya bisa saling pandang. Tidak tahu harus berkata apa.
Setelah merasa baikan, Daniella membuka matanya dan memperbaharui cara dia duduk, menjadi tegak dan serius.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Rey penasaran, dengan maksud ingin tahu isi hatinya.
"Tidak ada. Hanya saja, aku masih bingung. Dimana nenek? Bukankah dia yang mengundang aku?" Dia khawatir, bahwa dia di undang tapi hanya sekedar untuk menonton
Tiba-tiba dia teringat dengan nyonya tua Robert. Di hotel ini, bisa saja ada kejadian yang berakibat merugikan nenek dan juga dirinya. Sehingga dia harus lebih waspada memperhatikan sekeliling.