Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 8 - Go To Sawah I
Mau tidak mau Zester menerima tantangan dari Ara, dia akan menanam padi sesuai permintaan gadis itu.
"Aku pasti bisa, enak saja meremehkan kemampuanku," gerutu Zester sambil mengganti bajunya untuk pergi ke sawah.
Asisten Mike yang melihat bosnya memakai baju bermerk tentu saja mencegahnya.
"Jangan pakai baju seperti ini, Tuan," ucapnya.
"Lantas pakai apa? Memangnya ke sawah ada kostum tertentu," Zester tidak bisa memakai baju sembarangan.
Ternyata Ara sudah mempersiapkan baju yang harus dipakai oleh lelaki itu.
"Sayang kalau pakai baju bagus-bagus jadi pakai ini saja," Ara memberikan sebuah kaos di mana ada foto Theo di kaos itu. Kaos sisa sewaktu Theo mencalonkan diri menjadi kepala desa.
"Apa ini tidak salah?" Zester tidak menyangka Ara akan memberikan kaos semacam itu padanya.
"Oh, jadi tidak mau? Ya sudah kalau begitu, aku tidak akan rugi," ucap Ara sambil berjalan menjauhi lelaki itu.
"Baiklah, baiklah," balas Zester cepat. Dia memang tidak mempunyai banyak pilihan selain menuruti Ara.
Ara mengulum senyumnya ketika Zester benar-benar memakai kaos pemberiannya.
Tidak sampai di situ, Ara juga memberikan sendal swallow untuk dipakai Zester ke sawah.
"Tidak ada orang ke sawah memakai sepatu gucci," ucap Ara memberitahu.
"Ini sendal harganya berapa?" tanya Zester sambil membolak-balik sendal swallow itu.
"Murah saja, cuma sepuluh ribu," jawab Ara.
"Sepuluh ribu? Apa tidak salah, harganya lebih mahal uang parkir mobilku, kakiku pasti akan gatal memakai barang murah seperti ini," ucap Zester mulai sombong lagi.
"Yang penting itu fungsinya, jangan kau nilai dari harganya," sahut Ara tetap memaksa Zester memakainya.
Sekarang lengkap sudah penderitaan Zester, dia harus memakai kaos pemilihan kades ditambah sendal swallow. Untuk menutupi semua itu, Zester memakai kaca mata hitam mahalnya.
"Aku harus pakai sunblock dulu," ucap Zester yang tidak ingin gosong menjelang hari pernikahannya.
Asisten Mike juga sudah bersiap dengan payungnya, dia siap mengiringi langkah tuannya ke sawah untuk menanam padi.
"Terserahmu saja," Ara tidak mau mengulur waktu lagi.
Ara mengayuh sepedanya untuk pergi ke sawah sementara Zester mengikuti sepedanya memakai mobil di belakang.
"Kau harus bersumpah untuk merahasiakan hal ini seumur hidupmu, Mike!" perintah Zester sebelum turun dari mobilnya ketika sampai.
"I... iya, Tuan. Saya bersumpah," balas asisten Mike.
Saat Zester keluar dari mobil, lelaki itu menjadi pusat perhatian para petani yang akan menanam padi di sawah pak kades.
"Bule nyasar dari mana itu?"
"Sepertinya fansnya pak kades, itu sampai pakai baju pemilihan kades tahun lalu!"
Ara berdehem dan mencoba mengarang cerita supaya para petani yang bekerja tidak bertanya-tanya.
"Jadi begini bapak ibu, mas bule itu bule lokal yang suka makan nasi jadi dia datang karena ingin melihat dan belajar menanam padi," ucap Ara.
"Oh begitu..." para petani langsung menyiapkan padi yang harus ditanam.
Ara mendekati Zester dan mengajak lelaki itu berjalan ke pematang sawah, dia ingin menunjukkan lokasi di mana Zester harus menanam padi.
Sementara Zester sendiri sedari tadi terus mengamati sawah di sana, baru pertama kalinya dia datang ke kampung dan melihat sawah yang luas apalagi dia bisa menyaksikan awal mula pembuatan nasi.
"Kenapa orang-orang itu menanam padi dengan berjalan mundur?" tanya Zester bingung.
"Ya memang begitu caranya menanam padi," jawab Ara.
"Jadi, aku nanti harus begitu? Apa tidak ada metode lain yang lebih keren?" Zester merasa tidak sanggup harus menungging dan jalan mundur ditambah medan sawahnya berlumpur.
Nyesek juga klh start..