ilyas nama seorang pemuda sederhana , tabib muda yang kelak akan menjadi raja disebuah negeri karena memenangkan sayembara, lalu karena tampan dan kesaktian nya dia terkenal sampai kerap menjadi idaman para gadis-gadis, khusus nya dikalangan bangsawan, mulai dari anak raja sampai rakyat jelata, dan karena itu pula terkadang yang menjadi konflik yang membuat perjalanan nya sebagai seorang prabu penuh dengan cobaan dan tantangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Brayen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perjalanan menuju desa bandar dewa
Rencana pun dijalan kan oleh tumenggung munsir dan sulamadi dengan anak buah nya, mereka mulai mengutus seseorang untuk. Berpura-pura membunuh tumenggung sulamadi padahal itu adalah orang suruhan tumenggung itu sendiri, saat utusan ditangkap maka tumenggung sulamadi pun mengumpulkan semua warganya, dan mengumumkan bahwa ada nya pemberontakan yang coba dilakukan oleh warganya, dan ia sengaja seolah-olah menawan utusan nya itu yang sudah berpura-pura sedari awal untuk mengatakan siapa yang menyuruh dan pimpinan nya. Didepan warga bandar dewa yang berkumpul, utusan yang berpura-berpura jadi tawanan pun mengatakan kebohongan nya, dan menyebut bahwa diri nya disuruh oleh kakek alif dan biyung nya ilyas. Mendengar itu kakek dan biyung nya ilyas kaget dan mereka pun merasa tidak tahu apa-apa. Mereka pun coba menjelaskan tapi akhirnya mereka ditangkap paksa dan digelandang menghadap tumenggung. Disaksikan oleh warga mereka dipaksa mengaku dan utusan yang berpura-pura pun selalu menjatuhkan nama mereka dengan kesaksian palsu nya.
" buat apa kami melakukan pemberontakan, kami difitnah tumenggung, ampuni dan lepaskan kami". Ucap kakek yang meminta belas kasihan
"Kau pasti punya rencana busuk, engkau sudah mengetahui bahwa cucumu menjadi pangeran lantas engkau ingin membunuhku agar engkau menjadi tumenggung disni,!" ucap tumenggung sulamadi.
"Tidak ada sedikit pun niat hamba seperti itu tumenggung" ucap sang kakek
"pandai kau berbohong " bentak tumenggung.
"bukti dan saksi sudah jelas" maka dari itu engkau layak dihukum mati!
Akhirnya tumenggung pun meng eksekusi kakek dan biyung ilyas yang terkena korban kekejaman fitnah dari tumenggung sulamadi dan munsir, mereka mati dengan dihukum gantung. dihadapan warga-warga desa bandar dewa, sekaligus hukuman itu untuk membuat warga-waga setempat agar takut dan tidak berani macam-macam kepada tumenggung.
melihat kejadian itu tumenggung munsir pun tersenyum puas dengan hasil hasutan nya, ia akhirnya bisa membalaskan dendamnya karena sakit hati atas kekalahan nya saat mengikuti sayembara.
-didalam istana pun, pangeran yang tidak mengetahui nya pun masih disibuk kan dengan belajar ilmu ketata negaraan untuk bekal nya memimpin negeri way waru mas, dan ia masih menikmati masa-masa nya sebagai pengatin baru kerajaan, hidup nya pun terlihat sangat senang dan bahagia, tanpa ia ketahui bahwa kake dan biyung nya sudah tewas akibat fitnah kekejaman tumenggung munsir. Waktu terus berjalan sampai tidak terasa sudah 3 bulan ia di istana, pangeran pun sudah mulai mengusai ilmu-ilmu kepemimpinan, dan ia pun sangat senang sekali, dan ia ada rencana ingin membawa putri kenanga untuk ke desanya memperkenalkan dengan biyung dan kakeknya.
"Aku sudah merindukan tempat tinggal ku dulu, aku sudah kangen dengan biyung dan kakek, mau kah engkau ikut dengan ku untuk menemui mereka" ucap pangeran ilyas mengajak istrinya.
"Akupun demikian suamiku, aku ingin bertemu dengan biyung dan kakek mu, aku pasti ikut dengan ku bila engkau mengajak ku. jawab sang putri.
"Kalo begitu besok kita akan berangkat kesana, akan ku tugas kan pelayan untuk meyiapkan semua nya" ucap pangeran.
Dan pangeran pun memerintahkan pelayan untuk menyiapkan segala keperluan yang akan dibawa kesana, tidak lupa ia juga mengajak paryanto untuk pulang kedesa, tapi sebelum itu pangeran pun meminta izin kepada raja, untuk berkunjung kedesa dengan membawa tuan putri.
"Ayah prabu, izin kan aku dengan kenanga berkunjung dengan kedesa, untuk menemui biyung dan kakek ku, ucap pinta sang pangeran.
"Berangkatlah nak, ber hati- hatilah kalian saat dijalan. jgn lupa bawa pengawal untuk menemani kalian, ucap sang raja.
"Terimakasih ayah prabu, jawab sang pangeran.
Setelah mendapatkan izin, keesokan harinya rombongan pangeran dan putri pun berangkat menuju desa bandar dewa, dengan diiringi oleh pengawal.
saat diperjalanan, paryanto yang ikut pun berbicara pada pangeran.
"Weh weh akhir pulang juga kita yas, ee pangeran deng, ucap paryanto yang salah omong.
"Iya to, aku sudah sangat rindu pada semuanya" jawab pangeran.
"Pasti orang-orang desa pada kagum sama kita, banyak yang muji-muji dan, gadis-gadis kampung antri mau sama aku," gurau paryanto kepada pangeran.
Pikiran mu gadis-gadis terus, apa tidak cukup dayang-dayang istanan. Jawab pangeran sambil tertawa.
sambil becakap-cakap dan meneruskan perjalanannya , mereka akhir nya singgah disuatu penginapan karena waktu yang sudah mulai gelap mereka pun memutuskan untuk beristirahat dipenginapan.
"Sudah kah kau liat keindahan-keindahan negeri ini istri ku? tanya sang pangeran kepada istrinya.
"Iyaa suamiku, begitu indah dan luasnya negeri way waru mas ini, tapi mengapa aku melihat seperti ada ketakutan dan kurang ketenangan pada rakyat-rakyatnya,??.
tanya sang putri kenanga.
"Itu karena desa-desa yang dipimpin oleh tumenggung-tumenggung disini banyak yang mengambil hak mereka, pajak yang begitu tinggi, serta penguasa yang kurang memikirkan nasib rakyatnya, hanya haus akan harta dan kekayaan" jawab sang pangeran.
"apakah ayah prabu tidak mengetahuinya , tanya lagi putri kenanga.
"Ayah prabu dulu sangat disibukan untuk mengurusi kesembuhan mu, jadi ia terlupakan dengan sebagian besar rakyatnya, dan ayah prabu mempercayakan kepada tumenggung-tumenggung nya", jawab pangeran.
"Nanti setelah pulang dari rumah biyung dan kakek, mari kita membicarakan ini kepada ayah prabu., ucap sang putri.
Mereka pun melakukan istirahat dan tidur. Sampai tibalah waktu esok pagi, mereka terbangun dan mulai mempersiapkan lagi perjalanan nya. Singkat cerita mereka mulai berjalan dan sudah hampir sampai didesa bandar dewa, di pintu masuk desa sang pangeran pun mulai menceritakan semua isi desa kepada tuan putri, tuan putri pun senang dan bahagia mendengar cerita dari pangeran. Dan Sampailah mereka didalam desa.
Banyak warga yang melihat kedatangan mereka , dengan iring-iringan pengawal istana dan kereta kuda , warga pun mulai menyambut mereka serta menunduk untuk menghormati pangeran dan putri, paryanto yang sudah mulai tidak sabaran pun dengan gagah nya turun dari kuda sembari tebar pesona kepada gadis-gadis desa.
Akhirnya mereka sampailah dirumah sederhana , tempat tinggal pangeran ilyas bersama biyung dan kakek nya, nampak rumah itu kosong tak berpenghuni, ilyas yang sudah sangat rindu pun akhir nya turun dari kereta kuda dan langsung berjalan menuju kerumah nya.
"Biyuung, kakek " aku pulang" tok tok tok(suara mengetuk pintu)
berkali-kali pangeran mengetuk dan memanggil namun tidak ada jawaban.
Paryanto pun juga langsung kembali kerumahnya untuk menemui keluarganya.
saat paryanto bertemu dengan ibu nya.
"Kamu pulang to, dengan nak ilyas ya, ucap biyung paryanto.
"Anaknya yang pulang kok yang ditanya malah ilyas" jawab ketus paryanto.
Aku juga jadi pejabat walaupun bukan pangeran, jadi biyung juga harus bangga, tambah paryanto lagi.
Sang biyung pun tak mehiraukan ucapan paryanto, biyung paryanto pun langsung berjalan menuju ke arah pangeran. Untuk menceritakan keadaan yang telah terjadi.