Kehidupan rumah tangga Mika dan Tomi sangatlah romantis walaupun pernikahan mereka belum di karuniai anak. Namun di tahun ke tiga krikil-krikil kecil mulai berdatangan.
Suami yang selama ini di percaya, di sayangi dan di cintai ternyata menusuk mika dari belakang.
" Maafkan aku, aku khilaf "
Dunia mika seakan runtuh ketika mendengar kata maaf dari suaminya. Hati mika seakan di tusuk dengan ribuan pisau belati bahkan dadanya berdeguk lebih cepat dari sebelumnya.
Air mata yang selama ini tidak pernah membasahi wajah mika, kini luntur juga. Tidak hanya di khianati oleh sang suami tapi mika juga di khianati oleh sahabat yang selama ini selalu menampung curahan isi hati mika.
Nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa di putar, kini mika hanya bisa menelan pahit kisah rumah tangganya.
Mampukah mika bertahan dan satu atap dengan sahabat yang kini telah menjadi madunya? Atau mika mundur mencari kebahagiaan yang baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 TOMI PULANG
" Mau kemana kamu sayang? " Tanya tomi yang baru saja datang setelah beberapa hari tidak pulang dan tidak memberi kabar.
" Aku ada tugas kantor " Jawab mika dengan sedikit ketus
" Kantor? " Tomi menarik tangan mika dengan lembut " Sejak kapan kamu peduli dengan kantor sayang? " Tomi menyelipkan anak rambut ke telinga mika.
Mika menatap suaminya dengan lekat " Sejak suamiku tidak pulang dan tidak memberi kabar " Jawan Mika dengan ketus.
" Maafkan aku sayang, saat itu keadaanya sangat keos banget dan hp aku rusak "
Mika tersenyum tipis " Rusak? " Tanya mika yang langsung di anggukan oleh tomi.
" Apa hp kamu rusak bersamaan dengan bila? Terus memangnya kamu tidak bisa pulang sebentar untuk memita ijin dariku? " Keluh mika
" Maafkan aku sayang.. Aku tau aku salah, sudah jangan marah lagi ya " Tomi mengusap pundak mika.
Mika menepis tangan tomi " Terserah kamu mas " ucap mika yang tidak ingin berdebat.
" Hai sayang.. Apa kamu tidak ingin menjelaskan soal kantor? " Tanya tomi yang masih penasaran.
" Sejak dua hari yang lalu aku sudah bekerja di sebuah perusahaan dan besok aku akan pergi ke bali. Puas " Kata mika yang langsung menyimpan koper di dekat lemari.
" Kenapa kamu tidak meminta ijin dulu kepadaku jika mau kerja, kamu tau kan jika aku tidak mengijinkan kamu untuk kerja. Bagaimana tanggapan kedua orang tua kamu nanti " Keluh tomi " mereka pasti akan menuduh aku yang tidak-tidak "
" Salah sendiri gak bisa di hubungi " Kata mika naik keatas tempat tidur lalu memejamkan kedua matanya.
Tomi mengusap kepalanya dengan kasar " Mik.. Mika " panggil tomi kesal
Mika yang sudah terpejam langsung membuka kedua matanya " Ternyata kamu sekarang sudah berani memanggil aku dengan sebutan nama, tom " Balas mika yang sengaja menyebut tomi dengan tom " Jangan berisik aku mau tidur, besok aku harus pergi pagi-pagi " Titah mika.
Mika masih jengkel dengan suaminya ini, bisa-bisanya pergi tanpa memberi kabar dan bahkan tidak menyempatkan untuk pulang padahal mika tau betul seberapa jauh rumah bila. Apa lagi dengan menggunakan alasan hp rusak padahal jelas-jelas hp nya baik-baik saja.
Tomi tidak bisa tidur, ia terus mendangi wajah istrinya, ada desiran bersalah di hatinya namun tomi juga tidak menyangkal jika ia menikmati perannya saat ini.
Entah sampai kapan tomi akan menyembunyikan semuanya, hanya waktu yang bisa menjawab.
PAGI HARI.
Mika bangun terasa berat di perutnya, mika memindahkan tangan tomi dengan perlahan agar tomi tidak bangun.
Tidak butuh waktu lama untuk mika bersiap, mika juga sudah menyiapkan pakaian untuk suaminya " Tom, bangun sudah pagi. Aku harus segera berangkat " Kata mika.
" Sayang.. Kamu sudah mau berangkat " Tomi bangun dari tidurnya lalu hendak memeluk mika namun mika langsung pergi membuka gorden.
" Aku pergi dilu mas.. " Kata mika sambil mendorong koper miliknya.
" Apa kamu tidak ingin mencium aku dulu? " Tanya tomi.
" Aku sudah kesiangan mas, lagian di depan sudah ada kak erik menjemput aku " kilah mika. Entah kenapa mika merasa malas jika harus berdekatan dengan tomi rasanya mika kesal sekali setiap melihat wajah tomi yang so manis itu.
" Baiklah hati-hati di jalan " Kata tomi sedikit berteriak.
Mika tidak membalas ucapan tomi, mika juga sempat ijin kepada ibu mertuanya namun ibu malah membuang muka dan mengabaikan mika.