Zharagi Hyugi, Raja ke VIII Dinasti Huang, terjebak di dalam pusara konflik perebutan tahta yang membuat Ratu Hwa gelap mata dan menuntutnya turun dari tahta setelah kelahiran Putera Mahkota.
Dia tak terima dengan kelahiran putera mahkota dari rahim Selir Agung Yi-Ang yang akan mengancam posisinya.
Perebutan tahta semakin pelik, saat para petinggi klan ikut mendukung Ratu Hwa untuk tidak menerima kelahiran Putera Mahkota.
Disaat yang bersamaan, perbatasan kerajaan bergejolak setelah sejumlah orang dinyatakan hilang.
Akankah Zharagi Hyugi, sebagai Raja ke VIII Dinasti Huang ini bisa mempertahankan kekuasaannya? Ataukah dia akan menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs Dream Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Raja Menyamar
Raja Zharagi tidak bisa menutup mata terhadap laporan yang datang ke istana. Meskipun para pejabat yang setia melaporkan bahwa semua dalam keadaan baik-baik saja, hati Zharagi merasa ada yang tidak beres. Beliau telah lama mengenal intrik-istirik istana, dan dia merasa ada sesuatu yang sedang disembunyikan dari dirinya.
Suatu malam, ketika para pengawalnya sedang sibuk menjaga pintu gerbang utama, Zharagi memutuskan untuk meninggalkan istana secara diam-diam. Ia mengenakan pakaian sederhana, menyembunyikan jubah kebesaran yang biasa ia kenakan, dan mengubah penampilannya dengan mengenakan topi panjang serta jubah hitam.
“Zharagi…” gumamnya sendiri, “Aku harus tahu apa yang terjadi di luar sana, tanpa mereka mengetahui aku sedang mengawasi.”
Dengan perlahan, Zharagi keluar melalui jalur rahasia yang hanya diketahui oleh beberapa orang kepercayaannya. Jalanan kota yang ramai pada siang hari kini tampak lengang di malam hari. Zharagi berjalan menyusuri gang-gang sempit, merasakan suasana keramaian yang berubah menjadi ketegangan di udara.
Di pasar malam yang terletak di pinggiran kota, Zharagi berbaur dengan para pedagang dan orang-orang yang berkumpul. Beberapa wajah tampak cemas, sementara yang lain berbicara dengan suara rendah, seakan khawatir dibicarakan oleh orang yang salah. Zharagi berhenti sejenak di sebuah kedai teh, memesan secangkir minuman panas untuk menyamarkan keberadaannya.
Penyamarannya berjalan dengan lancar, meskipun ada beberapa tatapan curiga dari beberapa orang yang tampak lebih mengenal wajahnya. Tapi dengan cepat, Zharagi menyembunyikan ekspresinya dan terus menyimak pembicaraan di sekitar kedai itu.
Tiba-tiba, ia mendengar percakapan yang menarik perhatiannya. Seorang pedagang berbicara dengan seorang pria berbaju hitam, yang Zharagi kenali sebagai salah satu pengawal pribadi pejabat tinggi kerajaan.
“Rencana itu akan segera terlaksana. Tapi kita harus memastikan Raja Zharagi tidak tahu lebih banyak dari yang sudah dia dengar,” kata pria berbaju hitam itu dengan suara serak, seakan berbicara sengaja pelan agar tidak didengar orang lain.
Zharagi menyimak penuh perhatian. “Apa yang sedang terjadi?” gumamnya dalam hati.
Malam itu, Zharagi terus mengikuti petunjuk-petunjuk kecil yang membawanya lebih dalam ke dalam konspirasi yang melibatkan para pejabat istana. Ia menemukan bahwa ada jaringan yang bekerja di belakang layar, menjual pemuda-pemuda kerajaan kepada kelompok-kelompok misterius yang datang dari wilayah asing.
Zharagi terkejut mengetahui bahwa sejumlah pejabat tinggi, bahkan beberapa orang dekatnya, terlibat dalam perdagangan manusia ini. Mereka telah bekerja sama dengan pihak luar untuk menyalurkan pemuda-pemuda kerajaan, yang mungkin dijadikan budak atau pekerja paksa untuk kepentingan yang lebih gelap.
Dengan hati yang penuh amarah dan kekecewaan, Zharagi bergegas kembali ke istana, menggunakan jalur yang sama untuk menyembunyikan keberadaannya. Ia merasa sangat dikhianati oleh mereka yang telah ia percayai selama ini.
Sesampainya di dalam istana, Zharagi langsung menuju ruang pribadinya, menyarungkan kembali jubah kebesarannya. Ia menatap cermin, matanya penuh dengan api kemarahan dan kesedihan. “Para pengkhianat itu harus dihentikan. Tidak ada lagi yang bisa menutup-nutupi kebenaran ini.”
Raja Zharagi duduk di atas takhtanya, memandang para penasihat yang hadir di ruangan itu. Tanpa memberi salam, ia langsung memerintahkan, “Siasat mereka tidak akan bertahan lama. Aku akan mengungkap semuanya. Siapa pun yang terlibat dalam konspirasi ini akan diadili dengan seadil-adilnya.”
Para penasihat saling berpandangan, namun tak seorang pun berani berbicara. Raja yang mereka hormati kini menunjukkan wajah yang berbeda—wajah yang penuh tekad dan ancaman.
Zharagi tahu bahwa untuk menghentikan perdagangan gelap ini, ia tidak bisa hanya mengandalkan pasukan istana atau para pejabat yang ada. Ia harus bergerak lebih cepat dan lebih taktis.
Setelah mengetahui keterlibatan pejabat tinggi dan keluarga bangsawan dalam konspirasi penculikan para pemuda, Raja Zharagi tahu bahwa tindakan lebih lanjut harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Untuk itu, ia memutuskan untuk mengirim orang yang benar-benar dapat dipercaya, Tarei, yang merupakan Panglima Tinggi Militer dan juga menjabat sebagai Penasehat Menteri Perang. Tarei adalah sosok yang telah lama menunjukkan kesetiaan dan kepintarannya dalam menghadapi masalah besar.
“Panglima Tarei,” panggil Zharagi dengan nada serius, “Aku memerlukan bantuanmu untuk menyelidiki masalah ini lebih dalam. Kami tidak bisa sepenuhnya mempercayai laporan dari para pejabat istana yang mengatakan semuanya baik-baik saja. Aku ingin agar penyelidikan ini dilakukan diam-diam, tanpa menimbulkan kecurigaan siapa pun.”
Tarei, yang berdiri tegak di hadapan Raja, mengangguk dengan sikap hormat, mengetahui bahwa tugas ini sangat penting. Meskipun dia sering berada di garis depan pertempuran, kali ini ia harus menggunakan kecerdasan dan kemampuannya dalam strategi untuk menghadapi ancaman yang lebih tersembunyi.
“Yang Mulia, aku mengerti. Aku akan melakukan penyelidikan ini dengan penuh hati-hati dan menghindari perhatian siapapun. Semua akan aku lakukan dengan arahan Yang Mulia,” jawab Tarei dengan tegas.
Tarei memulai tugasnya dengan menelusuri setiap informasi yang tersembunyi. Sebagai Panglima Tinggi Militer, Tarei memiliki akses luas ke berbagai lapisan masyarakat, baik militer maupun sipil. Namun, untuk menjaga kerahasiaan, dia memutuskan untuk menyusup ke dalam lapisan-lapisan kecil yang jarang diketahui oleh orang lain, seperti pasar gelap dan kawasan-kawasan terpencil di luar istana.
Tarei mulai berhubungan dengan para pedagang, pekerja, dan pengawal istana yang mungkin memiliki informasi berharga. Dia menggali informasi dengan cara yang sangat berhati-hati, tanpa memberi kesan mencurigakan. Setiap jejak dan percakapan diperhitungkan dengan cermat, dan Tarei tak segan-segan menggunakan kemampuan analisis militer untuk menyusun pola-pola yang lebih besar dari sekadar penculikan yang terjadi.
Dia juga menyusup ke dalam pertemuan-pertemuan sosial tertentu yang diadakan oleh keluarga bangsawan, mencatat setiap percakapan yang tampaknya tidak biasa. Dari satu pertemuan, dia berhasil menemukan bukti bahwa Lord Ferenzo, salah satu bangsawan muda, memiliki hubungan yang mencurigakan dengan kelompok kriminal yang bertanggung jawab atas penculikan. Namun, Tarei juga mencurigai adanya keterlibatan orang dalam istana, terutama beberapa pejabat yang sebelumnya selalu memberi laporan yang terlalu optimis tentang situasi kerajaan.
Beberapa minggu setelah penyelidikan dimulai, Tarei akhirnya mendapatkan informasi penting. Di salah satu pertemuan rahasia yang ia intip, dia mendengar percakapan antara Lord Ferenzo dan seorang pejabat tinggi kerajaan yang tampaknya berusaha melindungi kegiatan ilegal tersebut. Dari percakapan itu, Tarei menyadari bahwa kelompok ini tidak hanya terlibat dalam penculikan, tetapi juga memiliki rencana jangka panjang untuk mengguncang kestabilan kerajaan.
Setelah mengumpulkan bukti-bukti penting, Tarei segera melaporkan temuan tersebut kepada Zharagi, mengatur pertemuan rahasia di luar istana untuk menghindari pengawasan.
“Yang Mulia, aku telah menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan,” kata Tarei, matanya tajam dan penuh perhitungan. “Lord Ferenzo memang terlibat dalam penculikan para pemuda, dan aku menemukan bukti yang mengarah pada beberapa pejabat tinggi di istana. Mereka bekerja sama dengan kelompok ini untuk kepentingan pribadi mereka, bahkan sampai merencanakan sesuatu yang lebih besar.”
Zharagi yang mendengar laporan itu menjadi sangat tegang. “Apakah itu berarti mereka berencana untuk mengambil alih kendali kerajaan?” tanya Zharagi, suaranya tegas namun penuh ketegangan.
Tarei mengangguk. “Ada kemungkinan mereka sedang mempersiapkan langkah besar, Yang Mulia. Namun kita harus berhati-hati. Jika kita bergerak terlalu cepat, mereka bisa saja melarikan diri atau menghancurkan bukti-bukti yang ada.”
Zharagi berpikir keras, mengetahui bahwa tindakan gegabah dapat menghancurkan seluruh kerajaan. Dia memutuskan untuk melindungi Putera Mahkota dan menjaga stabilitas kerajaan sambil merencanakan langkah berikutnya. “Panglima Tarei, kau akan menjadi kunci dalam mengungkap ini. Segera bentuk tim khusus dan teruskan penyelidikan ini dengan lebih teliti. Aku ingin setiap langkah yang diambil benar-benar terukur, karena kita tidak bisa membiarkan siapa pun merusak masa depan kerajaan ini.”
Tarei mengangguk hormat. “Yang Mulia, aku akan melaksanakan perintah ini secepatnya dan memastikan semuanya berjalan lancar.”
Dengan keputusan ini, Zharagi juga mulai merencanakan langkah-langkah untuk memperkuat pertahanan kerajaan, memperhatikan para pelayan dan pengawal istana yang dapat dipercaya, serta mempersiapkan kemungkinan terburuk jika ada orang yang ingin merusak kedamaian kerajaan.
Penyelidikan ini semakin mempertegas betapa rapuhnya struktur pemerintahan yang ada. Zharagi tahu bahwa ini adalah ujian terbesar dalam hidupnya, dan kali ini, dia tidak bisa mengandalkan siapa pun kecuali orang-orang yang benar-benar setia padanya.