NovelToon NovelToon
Seven Years After Divorce

Seven Years After Divorce

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

🥈JUARA 2 YAAW S2 2024 🏆

Perceraian, selalu meninggalkan goresan luka, itulah yang Hilda rasakan ketika Aldy memilih mengakhiri bahtera mereka, dengan alasan tak pernah ada cinta di hatinya, dan demi sang wanita dari masa lalunya yang kini berstatus janda.

Kini, setelah 7 tahun berpisah, Aldy kembali di pertemukan dengan mantan istrinya, dalam sebuah tragedi kecelakaan.

Lantas, apakah hati Aldy akan goyah ketika kini Hilda sudah berbahagia dengan keluarga baru nya?

Dan, apakah Aldy akan merelakan begitu saja, darah dagingnya memanggil pria lain dengan sebutan "Ayah"?

Atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#27

#27

Gerombolan para wanita sosialita, sedang sibuk bercengkrama di PETE Cafe, maklum sama sudah 6 bulan yang lalu sejak pertemuan terakhir mereka. 

Mereka adalah para wanita yang tergabung dalam sebuah arisan, arisannya pun bukan barang mainan, melainkan sebuah berlian edisi terbatas, yang sengaja mereka pesan, untuk menambah koleksi, bukan karena kebutuhan yang mendesak. 

Alika ada di antara mereka, inilah kegiatan yang sering ia lakukan ketika mengisi waktu luang pasca perceraiannya dengan sang suami. 

Sedang asik bersenda gurau, netra Alika menatap bayangan seseorang yang ia kenal, melintas di depan Cafe, 'apa mungkin dia?' monolog Alika.

"Woi … lihat apa?" Salah seorang temannya menegur Alika yang terlihat sedang melamun.

"Itu … kayak lihat orang yang aku kenal, barusan lewat.”

“Salah orang kali…”

Namun Alika tak begitu saja percaya pada penglihatannya, ia berdiri dan berjalan menuju pintu, demi memastikan bahwa bukan dia orangnya. 

Namun sayang Orang yang dia lihat sudah masuk kedalam mobil, yang terlihat hanya betis dan sepatunya. 

“Ah … terserahlah, lagian mana mungkin dia, mobilnya pun berbeda.” Gumam Alika sebelum kembali ke komunitas nya. 

Suara tangis itu lirih dan begitu pilu, namun Aldy harus sadar bahwa kini yang tersisa hanya penyesalan, memang terlampau pahit untuk ditelan. Namun harus ia terima dan lakukan karena semua yang sudah terlanjur tak mungkin lagi untuk di ulangi, begitulah hukum dunia berlaku. 

7 tahun yang lalu, ia yang memberikan opsi perceraian pada Hilda, ketika menyadari perasaannya masih berdebar untuk mantan kekasihnya. Tapi siapa yang menyangka bahwa setelah kepergian Hilda, rasa sesak hadir setiap saat. Ketika ia menatap setiap sudut dan penjuru rumah, sungguh masih terasa kehadiran Hilda, padahal ada widya yang saat itu baru saja ia nikahi. 

Kadang tanpa sadar Aldy tersenyum kecil ketika tiba-tiba momen manisnya bersama Hilda melintas, namun disaat lamunan mulai membangkitkan rindu yang teramat sangat, semesta membuatnya tersadar bahwa semua semua itu hanya angan berbalut sesal. 

Aldy yang masih bersimpuh di lantai mengusap kepala dan sekujur badan Ammar, yang masih tertidur pulas. Tak ada sejengkal pun yang ia lewatkan, seakan ingin meninggalkan jejak sebanyak-banyaknya di badan anak lelakinya tersebut. 

Hari ini adalah hari terindah sepanjang hidupnya sebagai seorang Papa. Dan Aldy belum rela jika hari ini berakhir. Sepanjang hari dirinya tertawa lepas bersama Ammar, merasa bahagia ketika Ammar bermanja dengannya, atau meminta bantuannya. Bahkan sore tadi ketika Ammar mengeluh badannya gerah dan lengket, bocah itu mengangguk setuju tatkala Aldy mengajaknya ke Hotel tempatnya menginap, guna mandi dan membersihkan diri sebelum kembali ke rumah. 

Ammar sangat penurut, bahkan ketika Aldy mengatakan ingin membantu Ammar mandi, bocah itu pun tak keberatan menerima bantuannya. Hingga dua lelaki berbeda generasi itu, kembali berdansa dalam bahagia ketika bermain air di dalam kamar mandi. 

Usai mandi dan bersih bersih, lagi dan lagi Aldy merasa Allah memberinya berkah luar biasa melalui turunnya hujan, karena Ammar kembali merajuk, bocah itu enggan pulang karena tak mau baju barunya basah. Maka lagi-lagi Aldy hanya bisa mengabulkan keinginan Ammar, bahkan ia memesan makanan hangat berkuah agar Ammar pun tetap hangat sepanjang hujan berlangsung. 

Kini jam dinding sudah bertengger di angka 10 malam. Semakin berat bagi Aldy untuk beranjak, karena setelah ini ia harus merelakan anaknya kembali ke pelukan Ibu dan Ayah tirinya, yang sialnya sangat menyayangi Ammar layaknya anak kandung. Haruskah bawa saja Ammar pergi, toh dirinya sebagai Ayah kandung pun berhak atas Ammar. 

Aroma tanah basah akibat siraman air hujan masih terendus lekat di indera penciuman siapa saja, hujan baru saja berhenti ketika Aldy memarkirkan mobilnya di halaman rumah Irfan. 

Akhirnya ia pun harus legowo membunuh keegoisannya, bukan Hilda yang kejam karena hanya memberinya waktu singkat untuk bersama Ammar, tapi semua berawal dari keputusannya yang salah. Jika kini ia kembali salah, maka bukan hanya satu hati yang terluka dan kecewa, cukup dirinya saja yang mengalah, Aldy akan menganggap ini adalah hukuman baginya. 

Aldy menoleh ke bangku sebelah kiri, tempat Ammar tidur lelap, “Boy … hari ini telah berakhir, terima kasih karena mau menemani Papa.” Aldy mengusap kepala Ammar, bocah itu bahkan tidak membuka mata sama sekali ketika tadi Aldy memindahkannya dari kamar hingga ke mobil. 

“Papa janji akan datang minggu depan.” Imbuhnya. Inilah yang lagi-lagi membuatnya sesak. 

Flashback

“Ya … kok pulang sih, Om?” Tanya Ammar dengan wajah cemberut. Ia bahkan meletakkan sendok ke piring makanannya. 

“Lain kali, Om datang lagi ke Jogja, kita bisa main seperti hari ini.” Janji Aldy ketika melihat wajah Ammar di tekuk kesal. 

“Lain kali itu kapan, Om?”

“Mmmm belum bisa dipastikan, karena jadwal pekerjaan Om.”

Wajah Ammar kembali murung, entah kenapa ia kesal ketika Aldy tak memberinya kepastian perihal kedatangannya. Jika bersama sang Ayah ia selalu bisa memastikan jadwal karena Ayah Irfan tak pernah jauh dari perkebunan, lagi pula banyak pegawai yang membantunya. 

“Padahal, Aku ingin Om datang di hari ulang tahunku.”

Deg!!! Yah Aldy melupakan satu hal, yakni hari dimana Ammar dilahirkan. 

“Oh, iyaaaa …?? Baiklah Om janji akan datang di hari ulang tahun Ammar. Kapan hari ulang tahun Ammar?” Tanya Aldy antusias. 

“Tanggal 29 …” Ammar menyebutkan tanggal bulan dan tahun kelahirannya. 

Ingin rasanya Aldy tertawa namun hatinya terlalu pedih, ingatannya berputar di hari ia mengalami sakit aneh. Sampai kapanpun ia tak akan lupa karena hari itu adalah hari ulang tahunnya, jadi malam itu ia merasakan  sakit yang Hilda rasakan ketika melahirkan Ammar, bahkan tak berselang lama ia bermimpi melihat Hilda membawa sesuatu dalam pelukannya, kini Aldy tahu itu adalah bayi nya. 

Kini semua terhubung sudah, jawaban dari sakit aneh serta tafsir mimpi yang dialaminya, semua telah menjadi kenyataan. Aldy merasa Saat itu Allah hendak mengabarkan kepadanya bahwa Hilda telah menemukan pengganti dirinya. Allah mengabulkan doanya, Apa yang ia harapkan ketika melepas Hilda melalui palu perceraian telah terkabul tak lama setelah Hilda melahirkan Ammar. Dan sungguh Allah benar-benar mengganti kehadirannya dengan pria yang benar-benar baik. 

Flashback End. 

Dan benar saja, Aldy sudah yakin akan mendapatkan tatapan itu, tatapan tajam menahan amarah, siapa lagi pemilik tatapan itu jika bukan Hilda. Wanita itu masih menunggu kedatangan Aldy di teras rumah, tak terkecuali Irfan. 

“Tidak bisakah, Mas tepat waktu sesuai dengan perjanjian kita?” Sembur Hilda tak sabar, ia bahkan tak ingin sekedar berbasa-basi. 

“Tapi…”

“Lain kali aku tak yakin akan memberimu izin, Mas.” 

“Kenapa kamu begitu tega, bahkan terhadap aku yang telah terluka ini, tidakkah ada sedikit saja rasa kasihan padaku? Aku hanya berusaha menebus waktuku yang hilang bersama anakku, apakah itu pun masih terlihat salah di matamu?” 

Aldy yang sejak siang merasa sentimental, ditambah tuduhan Hilda, malah ikut terpancing mengeluarkan isi hatinya. 

1
C I W I
Luar biasa
Mak e Tongblung
luar biasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Benar" gak tahu balas Budi 😤
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh Bram" udah miskin di penjara pula 😜
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Nah loh ketahuan,rasain tuh 🤪
Sulis Tyawati
jgn sampai ibu peri sebenarnya mami nia
Sulis Tyawati
pada hal bram yg menularkan hiv pada widya, kan dia suka gelap celup
Sulis Tyawati
Hilda hamil tuh
Sulis Tyawati
tuh kan, apa kata q. jd sinetron bgt ceritanya
moon❣️: silahkan berhenti!! othor gak maksa siapapun untuk baca cerita othor.

terima kasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
Sulis Tyawati
ikkkhhhhh males banget kalo cerita nya hrs berbelit2,,, tr ada halangan lg dri widya
Sulis Tyawati
dsr org tua g tau diri si johan
Lala lala
aldi msh cinta sm mantan its okey...tapi msh mengejar mantan itu bodoh..sdh sering dibohongi soal uang masih sj diam..skrg dikhianati hancur kan..coba dr awal buang.
andai..andai.. dan andai sj otakmu skrg
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rasain 🤪
Sulis Tyawati
emg bego si aldy ini,,, coba cek rekening mu.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Benar" serakah kamu Widya 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Pasti pengen duitnya doang tuh 😏
Sulis Tyawati
kamu hrs kuat Hilda, tunjukan sama aldy juda widya kamu mampu hidup
Mak e Tongblung
waduh... janganlah pak
Lala lala
gimana si widya ambil uang , apa atm nya ganti baru pake sogok.. kan buku sm aldi
Mak e Tongblung
bohong, ini anak lelaki yg tempo hari kenalan di supermarket
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!