NovelToon NovelToon
DIA YANG KU KAGUMI

DIA YANG KU KAGUMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Myz Yzy

kisah seorang siswi perempuan yang tidak tertarik dengan apapun akhirnya menyukai seorang lelaki yaitu kakak kelasnya,hari demi hari ia lewati tana menyapa ataupun yang lain.hanya sebatas melihat dari jauh orang yang di kaguminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myz Yzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LANGKAH SELANJUTNYA

Setelah berjuang keras selama tiga tahun, akhirnya Yana berhasil menyelesaikan pendidikan di kelas 12. Ujian akhir telah dilalui, dan kini ia merasa lega meskipun juga sedikit cemas. Kertas hasil ujian yang ditunggu-tunggu datang, dan ia merasa ada beban berat yang terangkat dari pundaknya. Namun, meskipun lulus dengan nilai yang cukup baik, Yana merasa bahwa hidupnya baru saja memasuki babak baru yang lebih menantang.

Hari itu, saat upacara kelulusan berlangsung, Yana mengenakan toga yang menandakan perjuangannya selama ini. Beberapa teman sekelasnya tampak tersenyum lebar, merayakan pencapaian yang telah mereka capai. Yana juga tidak kalah bahagia, tetapi ada perasaan campur aduk dalam hatinya. Apa yang akan ia lakukan selanjutnya? Ia tahu bahwa dunia di luar sekolah penuh dengan ketidakpastian, dan ia belum sepenuhnya tahu arah langkah hidupnya.

Setelah upacara selesai, Yana berjalan keluar dengan langkah pelan, berusaha menghalau kecemasan yang mulai muncul. Nabil, pacarnya, menunggunya di luar gedung sekolah dengan senyuman yang lebar. Nabil selalu ada di sampingnya, mendukung setiap langkah yang ia ambil.

“Gimana, Yana? Lulus, kan?” tanya Nabil dengan semangat, menyambutnya.

Yana mengangguk dengan senyum tipis. “Iya, akhirnya selesai. Tapi, rasanya nggak sesenang yang aku kira. Malah agak bingung sekarang harus ngapain.”

Nabil tersenyum, memahami perasaan Yana. “Tenang aja, kita sama-sama masih muda. Kita nggak perlu buru-buru memutuskan segalanya. Yang penting kamu nggak kehilangan arah dan terus percaya sama dirimu sendiri.”

Yana terdiam, meresapi kata-kata Nabil. Sejak mereka mulai menjalin hubungan, Nabil selalu menjadi seseorang yang membuatnya merasa lebih tenang dan yakin akan masa depan, meskipun segala hal terasa tidak pasti.

Setelah beberapa hari libur, Yana mulai merenung tentang langkah selanjutnya. Banyak teman-temannya yang sudah memiliki rencana untuk melanjutkan kuliah, beberapa memilih untuk langsung bekerja, sementara Yana merasa masih bingung harus mengambil keputusan apa.

Suatu sore, saat mereka duduk bersama di taman favorit mereka, Yana mengungkapkan perasaan cemas yang menghantuinya. “Aku nggak tahu harus mulai dari mana. Rasanya banyak pilihan yang ada, tapi aku takut salah langkah. Kuliah? Kerja? Atau malah ngambil gap year dulu?”

Nabil menatap Yana dengan penuh perhatian. “Aku paham. Kadang memilih itu emang sulit. Tapi, jangan terlalu keras sama diri sendiri. Semua orang juga pernah merasa bingung di tahap ini. Kamu nggak harus tahu jawabannya sekarang. Apa pun keputusanmu, aku yakin kamu bisa jalanin dengan baik.”

Yana menghela napas, merasa sedikit lebih ringan setelah mendengar kata-kata Nabil. “Aku cuma takut kalau aku nggak bisa mengejar apa yang aku inginkan. Kadang, aku merasa semuanya nggak cukup.”

Nabil menggenggam tangan Yana dengan lembut. “Yana, kamu sudah mencapai banyak hal sampai di titik ini. Lulus SMA aja udah sesuatu yang luar biasa. Jangan biarkan rasa takut menghentikanmu. Kamu punya banyak waktu untuk menentukan arah, dan aku yakin kamu bisa.”

Setelah obrolan itu, Yana merasa sedikit lebih tenang. Ia memutuskan untuk memberi dirinya waktu untuk mencari tahu apa yang benar-benar ia inginkan. Tidak terburu-buru untuk menentukan masa depannya, tapi tetap berusaha melakukan hal-hal yang ia suka. Setidaknya, ia tahu bahwa ia memiliki orang-orang di sekitarnya, terutama Nabil, yang selalu mendukungnya.

Beberapa minggu setelah kelulusan, Yana memutuskan untuk mencoba melamar beberapa pekerjaan paruh waktu sambil mencari tahu lebih banyak tentang bidang yang ia minati. Ia merasa bahwa sementara kuliah mungkin bisa jadi pilihan nanti, bekerja terlebih dahulu memberinya pengalaman hidup yang berharga dan kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang dunia luar.

Saat pertama kali bekerja di sebuah kafe, Yana merasa sedikit canggung dan tidak yakin. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai menikmati rutinitas baru tersebut. Ia bertemu dengan banyak orang baru, belajar hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui, dan merasa lebih mandiri. Setiap malam setelah pulang kerja, ia dan Nabil sering berbincang tentang apa yang telah mereka alami sepanjang hari.

“Susah ya, kerja di kafe ini. Tapi aku merasa belajar banyak hal,” kata Yana suatu malam setelah pulang kerja, sambil duduk bersandar di kursi.

Nabil tersenyum mendengarnya. “Aku senang kamu merasa begitu. Kamu bisa belajar banyak dari apapun yang kamu lakukan. Dan, kalau kamu merasa capek atau bingung, ingat, kamu nggak sendiri. Aku selalu ada buat kamu.”

Yana tersenyum, merasa sangat bersyukur memiliki Nabil di sisinya. Mereka berbicara lebih banyak tentang masa depan—tentang apa yang mereka impikan bersama, tentang kehidupan setelah SMA yang penuh dengan ketidakpastian, tapi juga penuh dengan kemungkinan.

Seiring waktu, Yana mulai mempertimbangkan untuk melanjutkan kuliah, tapi tanpa terburu-buru. Ia ingin memastikan bahwa itu adalah pilihan yang tepat untuknya, bukan karena tertekan oleh harapan orang lain. Ia mulai melihat dunia dengan cara yang berbeda—bahwa hidup bukan hanya tentang memenuhi ekspektasi, tetapi juga tentang menjalani jalan yang sesuai dengan hati dan passion.

Pada suatu sore, saat mereka berjalan di pinggir pantai setelah beberapa bulan bekerja dan merenung, Yana mulai berbicara tentang keputusan yang sudah mulai ia pertimbangkan. “Aku rasa aku ingin coba kuliah. Tapi bukan karena semua orang melakukannya, melainkan karena aku merasa itu akan membuka lebih banyak peluang untuk aku berkembang.”

Nabil mendengarkan dengan penuh perhatian. “Aku selalu percaya sama pilihanmu, Yana. Apa pun yang kamu putuskan, aku yakin kamu bisa jadi yang terbaik di bidang itu. Yang penting, tetap menjadi diri sendiri dan jangan takut mencoba.”

Yana merasa hatinya lebih ringan. Ia mulai merencanakan langkah-langkah kecil menuju keputusan itu. Ia mulai mencari tahu tentang jurusan yang menarik minatnya, mencari informasi tentang universitas, dan melihat peluang yang ada di dunia pendidikan. Meskipun perjalanan ini penuh ketidakpastian, ia merasa lebih siap menghadapi apa pun yang datang.

Hari demi hari berlalu, dan meskipun hidup mereka belum sepenuhnya jelas, Yana dan Nabil tahu bahwa mereka akan selalu saling mendukung. Yana tidak lagi takut menghadapi masa depan, karena ia tahu bahwa dengan keberanian untuk mengambil langkah pertama, ia akan menemukan jalan yang tepat untuk dirinya sendiri.

Pada akhirnya, Yana menyadari bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang menemukan semua jawaban dengan sempurna, tetapi tentang memiliki keberanian untuk menjalani proses dan menemukan makna dalam setiap langkah yang diambil. Dan dalam perjalanan itu, ia merasa beruntung bisa berbagi hidup dengan Nabil, yang selalu ada di sampingnya, memberikan dukungan tanpa syarat.

1
Apriyanto Jnt
Woyyyy
Apriyanto Jnt
Gamon kann
Apriyanto Jnt
Masalalu emang mengganggu
Apriyanto Jnt
godddd storyyy i likeee
meyaaani
/Drool//Drool//Drool/
meyaaani
Dejavu
meyaaani
/Grievance//Grievance//Grievance/
Woyy👀♥️
meyaaani
/Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart/
Dirgha Syahputra
bagussss
Dirgha Syahputra
lahh sad
Dirgha Syahputra
arggagagag
Dirgha Syahputra
eumm😌
Dirgha Syahputra
mwehh
Dirgha Syahputra
dejavuu
Cyadeabe ee
bagusss i likeeee
Cyadeabe ee
wihhh
Nabil Kadir
lanjut kakk 😋
Nabil Kadir
lanjut kak😁
Nabil Kadir
😍👏👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!