Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 7 Tahun
"Mah, Tapi Alina saat ini sedang hamil dan apa Mama pikir bisa melupakan semuanya. Lalu bagaimana dengan sekolahnya, masa depan Alina," sahut Andre.
"Andre Mama tahu, tapi ini musibah. Kita tidak bisa melakukan apapun. Ini sudah terlanjur," ucap Ratih.
"Apa yang harus Alina lakukan, agar anak ini sudah tidak ada lagi," ucapnya tiba-tiba dengan suara lirih, hal itu mengejutkan Andre dan Ratih dengan pernyataan Alina.
"Apa yang kamu bicarakan Alina? Kamu ingin menggugurkan kandungan kamu?' tanya Ratih memastikan.
"Alina tidak menginginkan anak ini, Alina masih tetap mau sekolah," jawabnya dengan isakan tangis yang semakin kencang. Terdengar putus asa.
"Jika masih ingin sekolah harusnya dia berpikir sebelum bertindak!" kesal Andre dan mendapat tatapan dari Ratih agar Andre menutup mulutnya.
"Alina, kamu sudah melakukan dosa besar dan anak yang ada di dalam kandungan kamu tidak berdosa sama sekali. Di kesempatan untuk hidup di dunia ini dan melihat di dunia ini bukan berada di tangan kamu. Kamu tidak boleh berpikir untuk menggugurkan anak yang ada di dalam kandungan kamu," ucap Ratih mengingatkan.
"Tapi bagaimana dengan sekolah Alina?" tanyanya.
"Mama memaafkan semua kesalahan kamu. Kita belajar untuk memperbaiki diri dan untuk masalah sekolah kamu Mama akan mengatasinya," ucap Ratih.
"Tapi kamu harus janji pada Mama untuk tidak melakukan hal bodoh ini lagi dan apalagi punya pikiran untuk melenyapkan bayi yang ada di dalam kandungan kamu yang sudah jelas bayi itu sama sekali tidak bersalah. Mama dan Kakak kamu akan tetap berada di sisi kamu dan tidak akan pernah meninggalkan kamu," ucap Ratih.
Sebagai seorang ibu dia memang pasti akan melakukan apapun untuk putrinya. Ratih mungkin sangat kecewa Tetapi lebih takut lagi kehilangan Alina yang mentalnya pasti sekarang sedang bermasalah dengan kenyataan yang harus dia terima.
Alina pasti sudah tahu itu anak siapa, tetapi tidak mungkin mengatakan, Karena sekarang Fathan sudah pergi meninggalkannya dan dia juga takut jika Andre atau Ratih mengetahui hal itu yang mungkin bisa saja berminta pertanggungjawaban kepada Margin dan akan menimbulkan masalah yang besar. Dalam keadaan terdesak seperti itu yang ternyata Alina masih memikirkan bagaimana Fathan yang sudah entah ke mana.
Fathan sebelumnya berjanji akan bertanggung jawab kepadanya dan pada kenyataannya Fathan telah pergi membawa janji dan dirinya yang harus menderita dan benar apa yang dikatakan Margin hubungan ini dialah yang akan dirugikan. Tapi apa yang bisa dilakukan nasi sudah menjadi bubur dan yang sekarang yang bisa dilakukan hanya membuat bubur itu enak.
*****
7 Tahun kemudian
..."Pemirsa artis papan atas Fathan Adi Kesuma hari ini menyumbangkan 50% dari hasil film terbaru yang beliau keluarkan. Donasi disumbangkan kepada warga desa suku camat yang baru saja dilanda musibah banjir. Pria berusia 25 tahun itu tidak pernah lupa untuk membagikan hasil kerja kerasnya kepada orang-orang yang membutuhkan dan mungkin itu yang membuat film dari Fathan semakin laris dan juga semakin memberikan banyak prestasi,"...
Suara televisi yang pagi-pagi terdengar dengan pemberitahuan tentang dunia selebritis yang menjadi pembicaraan hangat. Pemberitaan yang terdengar di dalam rumah yang terlihat sepi itu.
"Nenek buku gambar Keenan di mana?" teriak suara anak kecil yang tampak nyaring yang mengalahkan suara televisi itu.
Suasana hening di rumah itu langsung hilang ketika suara larian yang di barengi dengan teriaki memenuhi ruangan.
"Ada dekat televisi," teriak wanita yang melakukan sejak tadi aktivitas di dapur.
"Keenan tidak lihat nenek! Tidak ada apa-apa di sini," teriak Keenan yang memakai seragam sekolah dan melihat-lihat di sekitar televisi.
Ceklek.
Pintu kamar yang terbuka, keluar seorang wanita yang tampak elegan dengan menggunakan dress hitam, sepanjang mata kaki dengan lengan panjang. Wanita yang menyandang tas di bahunya itu tampak anggun dan elegan dengan rambut yang di urai.
"Keenan jangan teriak-teriak pagi-pagi seperti ini tetangga bisa ngamuk, kita bukan hanya tinggal sendiri di komplek ini," ucap wanita itu dengan nada sedikit tegas.
"Mama, Keenan tidak melihat buku gambar Keenan," keluh bocah laki-laki yang tampak kesal itu.
Wanita itu menghela nafas dan menghampiri televisi yang mengambil buku gambar yang ada di sana.
"Ini apa?" wanita itu tampak tegas dengan mengangkat buku gambar itu dengan satu alis terangkat.
"Oh iya. Maaf! Keenan tidak lihat," sahut Keenan.
"Makanya cari itu pakai mata dan bukan pakai mulut," ucap Alina dengan tegas.
"Apa sudah di temukan Keenan?" tanya wanita paruh baya yang tampak sangat sibuk dengan menggunakan celemek yang sedikit kotor.
"Sudah Nenek," sahut Keenan.
"Ya sudah, Keenan, Alina, sekarang ayo sarapan. Kamu harus berangkat ke sekolah nanti telat. Kamu juga Alina nanti telat ke kantor," ucap Ratih.
Keenan dan Alina mengangguk yang langsung menghampiri meja makan. Di sana sudah disiapkan nasi goreng. Keenan yang mengambil nasi goreng itu kedalam piring putranya.
"Makan yang banyak agar belajarnya tidak ngantuk!" ucap Keenan.
"Mama juga makan yang banyak agar buat bekerjanya semangat," sahut Keenan yang menimpali kata-kata Alina.
"Pasti sayang!" Alina mengusap-usap pucuk kepala Keenan.
Mata Alina melihat kearah meja yang di dekat kompor. Melihat Ratih masih sibuk dengan banyak jenis kue di atas meja.
"Mama dapat pesanan?" tanya Alina.
"Iya, pesanan dari ibu-ibu arisan sosialita," jawab Ratih sembari melanjutkan pekerjaannya.
"Mama harus jaga kesehatan dan jangan terlalu menerima pesanan terlalu banyak," ucap Alina tampak khawatir.
"Alina. Mama tahu kamu bisa membiayai keluarga ini. Tetapi menjual kue dari dulu sudah menjadi kebiasaan Mama. Bukan karena rupiahnya. Tetapi karena itu kesenangan Mama," sahut sahut Ratih.
"Iya-iya," sahut Alina yang hanya mengiyakan saja yang memang sudah paham jika Mila pasti akan menjawab seperti itu. Alina dan Keenan melanjutkan untuk sarapan.
**
Perusahaan Rumah Produksi Picture.
Mobil merah yang berhenti di depan Perusahaan itu. Alina yang terlihat buru-buru melangkah memasuki Perusahaan itu.
"Alina !" langka Alina terhenti.
"Ada apa Giselle?" tanya Alina.
"Kamu di panggil sama, Bu Monica!" ucap Giselle rekan kerja Alina.
"Pagi-pagi sekali sudah di panggil," sahut Alina dengan dahi mengkerut.
"Entahlah aku juga tidak tahu," sahut Giselle dengan mengangkat kedua bahunya.
"Baiklah!" sahut Alina dengan menganggukkan kepala dan langsung pergi.
"Untu apa pagi-pagi sudah di panggil, membuat jantungku berdebar saja, semoga aku tidak melakukan kesalahan," gerutu Alina yang sudah sampai di depan pintu ruangan Monica yang merupakan atasan Alina.
Tok-tok-tok-tok.
"Masuk!" suara sahutan yang terdengar dari dalam membuat Alina menghela nafas dan membuka pintu.
"Permisi Bu!" sapa Alina yang menghampiri wanita yang duduk di kursi kerjanya. Wanita dengan berambut pendek itu yang tampak memijat kepalanya seperti ada masalah yang dia hadapi.
"Ada apa Ibu memanggil saya?" tanya Alina.
"Bocah keparat itu membatalkan kontrak syuting film kita!" ucap Monica dengan nada kesal.
"Bo- bocah, siapa maksudnya?" tanya Alina bingung.
"Siapa lagi kalau bukan aktor baru yang Star syndrome itu," sahut Monica yang tampak kesal.
Alina sepertinya tidak mengerti siapa yang disebutkan Monica yang membuat wajahnya tampak berpikir keras dan sementara Monica sudah di penuhi dengan amarah.
Bersambung .....