NovelToon NovelToon
One Night Stand With ( My-Bos)

One Night Stand With ( My-Bos)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Light Novel
Popularitas:96.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rha Anatasya

Balqis Azzahra Naura atau akrab di sapa Balqis, terpaksa menerima tawaran gila dari seorang pria beristri yang juga CEO di perusahaan tempat dia bekerja sebagai sekretaris. Faaris Zhafran Al-Ghifari, CEO yang diam-diam menyukai sekretaris nya sendiri, saat dia tau gadis itu butuh uang yang tak sedikit, dia memanfaatkan situasi dan membuat gadis itu tak bisa menolak tawaran nya. Tapi setelah melewati malam panas bersama, Faaris menjadi terobsesi dengan Balqis hingga membuat sekretaris nya merangkap juga menjadi pemuas nya. Tapi suatu hal yang tak terduga terjadi, Elma pergi untuk selamanya dan membuat Faaris menyesal karena telah menduakan cinta sang istri. tanpa dia tau kalau Elma dan Balqis memiliki sebuah rahasia yang membuat nya rela menjadi pemuas pria itu. Saat itu juga, Balqis selalu datang memberi semangat untuk Faaris, selalu ada saat pria itu terpuruk membuat Faaris perlahan mulai mencintai Balqis dengan tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Anatasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33

Faaris masih menikmati mandi bersama sore hari bersama Balqis, sesekali pria itu menggoda Balqis dengan menyentuh gundukan berhias rerumputan yang di jaga dengan hati-hati itu, membuatnya bergerak tak karuan karena geli dan itu merupakan sesuatu yang membuat Faaris tersenyum, kalau masalah mesum, Faaris lah spesialis nya. Pria yang begitu banyak keahlian dalam memuaskan wanita itu, juga pandai memanfaatkan situasi.

"Yang, katanya sarangku masih banjir bandang, tapi kamu bisa berendam, air nya gak berubah merah juga." Tanya Faaris dari belakang.

"Sudah tinggal sedikit kok, hanya flek saja."

"Baru 2 minggu tapi kok udah dikit, katanya 40 hari?" Tanya Faaris lagi. Dia ingat benar kalau Balqis mengatakan masa nifas itu 40 hari, tapi ini baru saja 2 minggu tapi dia bilang tinggal flek nya saja, apa mungkin di berbohong?

"Itu tergantung orang nya Tuan, masa nifas memang 40 hari. Tapi kesehatan orang kan berbeda-beda, ada yang 2 minggu sudah selesai, ada yang 40 hari lebih baru selesai." Jelas Balqis, membuat Faaris tersenyum riang. Itu tandanya sarangnya akan surut sebentar lagi, jadi dia bisa menengok sarang nya lagi.

"Jadi kapan aku bisa memasuki sarangku lagi, Yang?" Tanya Faaris sumringah. Wajah nya nampak berseri-seri.

"Mungkin besok atau lusa sudah bisa." Jawab Balqis, sambil menyabuni tubuh bagian depan nya, sedangkan Faaris menyabuni punggung mulus Balqis dengan lembut, meski sesekali tangan nya bergerak nakal kemana-mana.

"Ohh aku tak sabar, pasti milikmu akan semakin sempit, iya kan?"

"Mana saya tau, anda yang merasakan sempit atau longgar nya nanti. Sudah selesai, aku kedinginan." Ucap Balqis, dia sudah selesai menyabuni tubuhnya, tinggal membilas nya di bilik shower saja.

"Baiklah, kamu boleh pergi duluan. Tapi masak ya? Aku ingin makan masakan mu lagi."

"Iya sayang, tanpa di minta pun aku akan selalu memasak untukmu." Jawab Balqis dengan senyum simpul yang membuat Faaris gemas. Dia mengecup bibir Balqis, sebelum perempuan itu beranjak dari bath up. Bahkan dia juga menepuk pantat Balqis dengan tangan nakal nya, membuat perempuan itu mendengus.

Menjaga pria semesum Faaris memang cukup merepotkan tapi mau bagaimana lagi, ini sudah permintaan Elma. Dia tak mau membuat wanita itu kecewa karena dia tak bisa mengabulkan permintaan yang dia bilang permintaan terakhir nya.

Jika mengingat Elma, hati Balqis terasa sesak. Wanita yang begitu tegar dan tabah, meski dia tau suaminya telah menghianati nya yang sedang dalam keadaan terburuk nya, belum lagi penyakit parah yang dia derita tanpa sepengetahuan Faaris, tapi dia masih mampu tersenyum tulus bahkan tertawa. Wanita yang sudah pasrah dengan hidupnya, seperti Elma harusnya tak mengalami semua ini.

Jadi, sekarang dia hanya bisa membantu wanita itu dengan menjaga suaminya agar dia bisa tenang. Meski tanpa sepengetahuan Faaris, kalau mereka pernah bertemu, Elma sendiri yang meminta semua percakapan mereka di rahasiakan dari Faaris termasuk penyakit.

'Dengar Balqis, aku mohon tolong rahasiakan pertemuan dan permintaan ku ini dari Faaris, walau apapun alasan nya kau harus tetap merahasiakan semua nya, termasuk penyakit yang aku derita.'

"Tapi kenapa, Nyonya?" Tanya Balqis saat itu.

'Aku hanya tak mau suamiku merasa khawatir dengan keadaan ku, aku hanya ingin dia tak mengetahui semua ini sampai akhir. Meski lambat laun pasti akan terbongkar juga, tapi aku harap dia tau bukan darimu.' Jawab Elma, sungguh membuat hati Balqis terasa nyeri. Wanita di depan nya begitu mencintai suaminya, meski sempat melakukan kesalahan yang bisa di anggap fatal, tapi dirinya yakin kalau Elma sangat mencintai Faaris.

Dia mengesampingkan apapun alasan kenapa Elma melakukan hal sebodoh itu dulu.

Balqis menggelengkan kepala nya, lamunan nya buyar. Dia segera memakai pakaian nya lalu ke dapur untuk memasak makan malam. Tapi sayangnya, dia lupa bertanya Faaris ingin makan apa malam ini, jadi terpaksa dia kembali ke kamar.

"Sayang, mau makan malam dengan apa?" Tanya Balqis, Faaris yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk sepinggang dan rambut basahnya itu menatap Balqis yang nampak sangat cantik dengan daster selutut berbahan satin itu.

"Aku mau makan kamu saja, terlihat sangat menggiurkan."

Goda Faaris, lengkap dengan seringaian nakal nya.

"Tidak, nanti saja. Cepatlah aku akan memasaknya untukmu."

"Aku kan sudah pernah bilang, apapun yang kamu masak pasti aku makan sayang." Jawab Faaris.

"Ohh okay, ada bahan yang kamu alergi atau tak bisa makan?"

"Kacang tanah sayang, aku tak suka." Balqis mengangguk mengerti dan segera berbalik, menarik gagang pintu dan menarik nya.

"Cepatlah berpakaian, aku menunggu di bawah." Ucap Balqis, lalu pergi keluar dari kamar itu. Menyisakan Faaris yang mesem-mesem karena Balqis yang sekarang begitu perhatian padanya, itu membuat nya merasa di hargai. Meski belum menjadi suami istri, tapi Balqis sudah mengurus nya dengan baik, bahkan sangat baik. Sempat merasa aneh dengan Balqis sejak kemarin, tapi dia urung bertanya karena dia menyangka perempuan itu sudah menerima nya apapun status nya sekarang ini, padahal semua ini adalah campur tangan istrinya sendiri, Elma.

Balqis memasak di dapur, Faaris turun dengan setelan piyama bermotif garis-garis berwarna biru navy, Balqis yang menyiapkan pakaian itu dan menggantung nya di luar lemari.

"Sayang.." Faaris datang dan memeluk Balqis dari belakang, membuat perempuan itu terkejut hingga tak sengaja menuang garam terlalu banyak ke dalam masakan nya.

"Isshh kamu ini, bisa gak jangan ngejutin? Nih lihat aku masukin garam kebanyakan, nanti kalau masakan nya asin jangan komplen!" Ketus Balqis membuat Faaris terkekeh. Dia suka melihat Balqis yang kesal, ekspresi nya sangat lucu bagi Faaris yang tengah di landa virus bucin.

"Kata orang tua jaman dulu, kalau makanan nya asin tandanya yang masak itu pengen kawin." Celetuk Faaris, darimana dia mendapat pepatah semacam itu? Tapi benar juga, ibunya sering berkata begitu saat dia belajar memasak dulu, padahal kalau masih belajar kan wajar kalau keasinan, tapi ibunya malah berkata begitu.

"Nikah kali."

"Nikah itu ucap janji di depan tuhan, sedangkan kawin itu proses membuat keturunan. Aku benar kan sayang?" Goda Faaris sambil mencolek-colek gemas pipi balqis.

"Iya, terserah kamu saja. Lepaskan dulu, aku mau ambil bahan-bahan nya dulu."

"Ini sudah 2 menu, memang nya mau buat berapa menu sayang? Memang nya bakalan ada tamu ya?" Tanya Faaris, padahal 2 menu saja sudah cukup untuk makan malam kan?

"Gak mau sambel?"

"Mau sayang, enak nih sama ayam." Jawab Faaris, pria itu memang penyuka sambel. Rasanya ada yang kurang mungkin kalau sehari saja tak makan olahan cabe itu.

faaris melepaskan pelukan nya dan memilih menunggu saja di meja makan sambil bermain ponsel, tak lupa dia juga mengirim pesan pada Monic, pelayan pribadi istrinya di rumah. Sudah hampir semingguan ini dia tak pulang ke rumah, Balqis benar-benar membuat nya lupa kalau dia punya istri di rumah.

Balqis datang dengan membawa wadah-wadah berisi makanan yang dia masak, lalu menyajikan nya di depan Faaris. Seperti biasa, pria itu selalu lahap memakan apapun yang dia masak, termasuk hari ini.

"Beras sama bumbu dapur tinggal sedikit."

"Besok pulang dari kantor kita belanja, tapi besok aku tak tidur disini. Aku ingin pulang melihat keadaan Elma." Jawab Faaris, dia kira Balqis akan menunjukan ekspresi sendu atau melarang nya, tapi berbanding terbalik dengan keinginan nya. Perempuan itu malah mempersilahkan dengan senyum manis nya.

"Iya sayang, anda memang harus pandai membagi waktu. Bersikaplah adil agar Nyonya Elma tak curiga." Ucap Balqis dengan senyum manis nya, membuat wajah Faaris berubah masam.

Keduanya pun melanjutkan acara makan malam nya dengan hening, hanya terdengar bunyi denting sendok garpu, atau sesekali terdengar ada yang mengeluarkan suara, tapi hanya seperlunya.

Di belahan bumi lain, Putri sedang kesal kuadrat karena orang tua menjodohkan nya dengan seorang pria yang bahkan dia sendiri tak tau seperti apa wajah nya. Tapi yang jelas dia adalah seorang dokter di rumah sakit harapan bunda.

"Bersiaplah Nak, dan temui dia di bawah."

"Kenapa harus main jodoh-jodohan sih Ma? Aku kan sudah dewasa, aku bisa mencari suami sesuai keinginan ku sendiri. Lagi pula aku tak mau punya suami dokter!" Tegas Putri dengan ekspresi kesal nya.

"Putri, ini bukan perjodohan Nak. Hanya perkenalan saja, anak teman ibu ingin berkenalan dengan mu. Apa salah nya? Lagi pun kalau memang kamu bisa mencari pria idaman mu sendiri, kenapa kamu jomblo?"

"Mama, Putri cuma gak mau salah pilih laki-laki. Hanna cuma masih nyari pria yang baik dan tepat." Sangkal Putri , padahal sejauh ini dia tak ada niatan untuk mengikat nya pada seseorang, menurut nya itu terlalu merepotkan.

"Sudahlah, ayo bersiap dan turunlah." Mama Hasna, ibu Putri itu mengusap puncak kepala putri satu-satunya itu dengan lembut dan pergi keluar dari kamar Putri dengan senyuman yang nampak sedikit di paksakan. Dia seorang single parent, ayah Putri meninggal karena penyakit tumor ganas di otak saat Putri berusia 5 tahun, gadis kecil yang ceria tak tau apa-apa harus mengalami kehilangan terberat dalam hidup, apa lagi kalau bukan kehilangan.

"Gimana Putri nya jeng? Mau ketemu anak saya?" Tanya teman nya ibu Rita, mata tua nya menyipit saat wanita paruh baya itu tersenyum. Mama Hasna menganggukan kepala nya.

"Sebentar lagi dia turun, sekarang masih siap-siap."

"Silahkan di makan hidangan nya Nak Hendri." Ucap ibu Hasna dengan ramah. Sedangkan Hendri, dia tersenyum canggung menampakan lesung pipit di pipi kanan nya, membuat senyum nya terlihat sangat manis. Dia mengambil secangkir kopi dan menyesap nya pelan, rumah ini nampak sederhana tapi begitu rapih dan wangi.

Tak lama, seorang gadis terlihat menuruni tangga dengan perlahan dengan gaya rumahan nya, celana hotpants dan kaos oblong dengan rambut yang di kuncir kuda, membuat leher putih nan jenjang nya terekspos. Hendri yang melihat nya langsung tersedak kopi yang sedang dia minum.

Uhukk... Uhukk...

Hendri terbatuk hingga kopi itu menyembur dari mulutnya, wajah nya juga memerah. Ibunya menepuk-nepuk punggung Hendri.

"Pelan-pelan minum nya Hendri, kok bisa tersedak gitu, malu-maluin aja!" Mama Hasna mengulum senyum nya saat melihat teman nya itu memarahi putra nya.

'Buseet, cantik bener. Mana sexy lagi, bisa-bisa ileran gue bentar lagi nih!' Batin Hendri, sesaat setelah batuk nya mereda. Dia menatap Putri nyaris tanpa berkedip, baru kali ini dia melihat gadis manis dan cantik yang alami.

"Ini putri saya satu-satunya, namanya Putri. Ayo perkenalkan dirimu, sayang."

"Hallo tante, nama saya Putri ." Putri menjabat tangan ibu nya Hendri dengan sopan, tapi berbeda dengan Hendri yang nampak salah tingkah, apalagi saat gadis itu menunduk, belahan dada nya nampak begitu jelas, itu membuat nya kesusahan menelan ludah nya sendiri.

"Ini putra tante, nama nya Hendri Gunawan."

"Haii kak, saya Putri." Sapa Putri ramah, dia juga mengulurkan tangan nya untuk bersalaman, Hendri langsung menerima nya dengan cepat tanpa keraguan sedikitpun. Setelah salaman nya terlepas, Putri berusaha melihat wajah pria bernama Hendri itu, tapi dia selalu menunduk.

"Ma, kenapa dia menunduk terus? Apa dia tonggos?" Tanya Putri, membuat mama Hasna terkekeh.

"Jeng, anak mu kenapa menunduk saja dari tadi? Anak ku penasaran ingin melihat wajahnya." Celetuk mama Hasna , membuat Putri refleks mencubit pelan lengan ibunya.

"Dia pemalu Nak, biasalah bertemu orang baru. Ayo tegakkan kepala mu, Hendri."

Pinta ibunya, Hendri mendongak dan seketika Putri menganga begitu melihat wajah Hendri.

'Ajee gilee, ganteng banget anjirrr!' batin Putri berteriak. Hendri memang mempunyai wajah tampan juga manis, hanya saja ada hal yang belum di ketahui semua orang, dia pria sangean, atau nafsuan. Dia tak sepolos yang ibunya bilang, bekerja sebagai dokter tentu saja dia pernah memeriksa berbagai jenis perempuan, dari yang kurus kerontang atau yang kelebihan lemak, tapi ya itu resiko pekerjaan nya.

Hendri tersenyum manis menampakan lesung pipit nya, membuat hati Putri berdebar tak karuan.

'Gila aja kalau gue nolak kalo di jodohin sama pria secakep dia, bisa nyesel seumur hidup!' batin Putri kembali menjerit.

"Kalau mau mengobrol berdua dulu, silahkan." Ucap mama Hasna, membuat Hendri tersenyum ceria. Dia berdiri dan mengajak Putri mengikutinya, sekedar mengobrol diluar sambil melihat-lihat rumah sederhana ini. Putri mengekor di balik punggung Hendri, pria itu berjalan di depan nya dengan kedua tangan yang di masukan kedalam saku celananya.

'Bang, kenapa tangan nya malah di masukin saku sih? Kenapa gak gandeng aku aja!' batin Putri, dia tak mau di cap gadis agresif karena meminta berpegangan tangan di pertemuan pertama.

"Putri.."

"Iya kak?" Jawab Putri, dia berjalan menyusul Hendri, menyejajarkan langkah nya dengan pria itu.

"Masih kuliah?"

"Putri udah kerja kak, gak ada uang buat kuliah." Jawab Putri jujur, memang itulah kenyataannya.

"Kerja jadi apa?"

"Staf management kak di F Group." Jawab Hanna.

'FGroup? Bukannya itu perusahaan milik Faaris?' batin Hendri, dia sendiri sudah jadi dokter pribadi yang menangani istri nya, Elma.

"CEO nya siapa? apa tuan Faaris?

"Iya, Tuan Faaris adalah CEO disana. Kenapa kakak tau?"

"Aaa tidak, hanya tau dari televisi." Jawab Hendri gelagapan, membuat Putri sedikit merasa curiga.

"Berapa usiamu Putri?"

"Tahun ini 24 tahun, kak. Kakak sendiri?" Balik tanya Putri.

"34 tahun. Sedikit lebih dewasa darimu,"

"Aaa tak apa-apa kak, Putri memang suka pria yang lebih dewasa tapi bukan om-om." Celoteh Putri, membuat Hendri terkekeh.

"Ohh ya, apa kamu menerima perjodohan kita?"

"Perjodohan ya? Tapi kata Mama ini cuma kenalan biasa." Jawab Putri.

"Kita di jodohkan sejak remaja, kau tak tau?" Putri menggeleng, mana dia tau. Mama nya tak pernah memberi tahu nya tentang masalah ini.

"Baiklah, jadi bagaimana menurut mu?"

"Apanya?" Tanya Putri polos.

"Tentang perjodohan kita, Putri."

"Kalau kakak gimana?" Balik tanya Putri, lagi-lagi membuat Hendri terkekeh.

"Kamu ini di tanya malah balik tanya. Kalau aku sih oke-oke saja, tak masalah. Lagi pun aku tak punya orang spesial." Jawab Hendri membuat hati Putri di penuhi bunga-bunga yang bermekaran indah.

"Kalau begitu kita jalani saja dulu ya Kak? Lagi pun kita sama-sama lajang kan? Tak ada salahnya saling memberi kesempatan untuk mengenal lebih jauh satu sama lain."

"Ya aku setuju dengan mu, jadi fiks kita menerima perjodohan ini ya?" Ucap Hendri dengan senyum manis nya, sedangkan Putri dia tersenyum malu-malu.

Tiba-tiba saja, tangan Hendri terulur meraih tangan Putri dan menggenggam nya cukup erat, membuat Putri terhenyak.

"Tak ada perayaan untuk hari peresmian ini, Putri? Misalnya ciuman." Wajah Putri memerah, hati nya berdebar kencang. Hendri mendekatkan wajah nya, dia membingkai wajah Putri dan mengecup kening, lalu turun ke kedua pipi gadis itu, hidung lalu terakhir bibir. Tapi bukan hanya kecupan, tapi ciuman di bibir karena Hendri melumat bibir itu dengan mesra nya, menggigit kecil bibir itu karena Putri benar-benar diam tak merespon ciuman nya.

"Kenapa tak membalas ciuman ku?"

"M-maaf, sebelumnya aku belum pernah ciuman, ini ciuman pertamaku." Jawab Putri membuat Hendri shock. Bagaimana bisa gadis di depan nya belum pernah berciuman sama sekali selama 23 tahun dia hidup? Ternyata memang ada, dan itu gadis polos di depan nya, Putri.

****

1
Shakri Aziz
Luar biasa
Nurulhusnaazzahra: terimakasih 🙏☺️
total 1 replies
Bunda
Balqis
Bunda
typo kak
Bunda
ijin baca kak🙏🏻
Nurulhusnaazzahra: silahkan kak semoga suka ya sama cerita nya☺️🙏
total 1 replies
angel
bagus
Nurulhusnaazzahra: terimakasih 🙏☺️
total 1 replies
Nurulhusnaazzahra
pemeran utama laki-laki kak
Allenn
Siapa Danish ?
mety
namanya muslim...ternyata non muslim 🤣🤣🤭
mety
dokter bodoh...dah tau bininya lagi Hamidun kok ngak di obatin dulu 😮‍💨😮‍💨😮‍💨😮‍💨
mety
jarum nya bima 🤭🤣🤣🤣
sri harjuni
good
Nurulhusnaazzahra: terima kasih kak🙏☺️
total 1 replies
mety
wkwkwkwk sambel ulek 🤣🤣🤣
mety
akhirnya 😘😘😘
mety
kapok 😂😂🤣🤣🤣🤣
mety
wkwkwkwk pesan keramat untuk mencuci keris keramat 🤣🤣🤣
Nurulhusnaazzahra
efek orang ganteng kak 🤣🤏
mety
putri katanya polos..kok baru pertama ketemu dah mau aja ...😮‍💨😮‍💨😮‍💨
mety
awalnya malu malu...sekarang malu maluin 🤣🤣🤣
mety
dah Dig dug juga pembacanya 😂
mety
cemunguuuut...😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!