Menceritakan seorang pemuda berasal dari kampung yang mencoba mengadu nasib ke kota, namun sampai di kota dia tidak sengaja melihat seorang gadis yang akan di culik orang berbaju serba hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
Syahid dan yoga sekarang sudah duduk berhadapan dengan rektor kampus yang yoga kenal sebagai teman dari pak prabu.
" perkenalkan saya Junaidi." Ucap rektor yang ternyata bernama pak junaidi mengulurkan tangan di depan yoga, karna mengira jika yoga lah orang yang pak prabu maksud.
" nama saya yoga, saya asisten tuan prabu, ini syahid orang yang tuan prabu ingin titipkan pada anda di sini." Jawab yoga langsung to the poin memperkenalkan syahid. Syahid hanya tersenyum melihat ekspresi pak junaidi yang kaget.
" ma-maaf tuan, saya kira dia yang prabu maksud menantunya." Ucap pak junaidi merasa tidak enak dengan syahid.
" tidak apa apa pak, saya tau anda pasti tidak menyangka jika orang seperti saya menjadi menantu beliau." Jawab syahid. Pak junaidi mengangguk, memang benar jika penampilan syahid sangat sauh beda dari yang dia kira sebelumnya.
" apa tuan sudah membawa berkas berkas yang di perlukan, saya akan langsung mengurusnya hari ini agar besok tuan bisa langsung masuk." Ucap pak jayadi, syahid mengangguk memberikan berkas yang di maksud pak junaidi.
Pak junaidi kaget melihat sekolah terakhir syahid, dan nama lengkap syahid yang tidak asing menurutnya.
" Syahid Al Bakir, SMK kota p." Gumam pak junaidi yang masih terdengar oleh syahid dan yoga.
" apa tuan syahid dulu pernah menerima beasiswa, dari kampus ternama di kota ini.?" Tanya pak junaidi ingin memastikan apa yang ada di dalam isi pikirannya.
Syahid hanya tersenyum dan mengangguk, sedangkan yoga kaget mendengarnya, yoga memang tahu jika syahid anak pintar, namun yoga tidak menyangka jika syahid pernah mendapat beasiswa di salah satu universitas ternama di kota besar itu.
" kenapa tuan syahid tidak menerima beasiswa itu, dan kenapa prabu justru memasukkan anda di kampus yang biasa seperti ini." Ucap pak junaidi lagi karna syahid tidak menjawab sebelumnya.
" dulu saya memilih langsung bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan adik saya pak, dan soal papah prabu yang lebih memilih memasukkan saya di kampus ini saya tidak tau." Jawab syahid, pak junaidi mengangguk anggukkan kepala tanda mengerti.
" baiklah, saya usahakan hari ini juga semua ini selesai saya urus, agar besor tuan bisa langsung masuk." Ucap pak junaidi.
" terima kasih pak, apa sudah boleh kami pergi, masih ada pekerjaan yang sedang menunggu kami." Jawab syahid dan berpamitan dengan pak junaidi.
" ya boleh silahkan." Jawab pak junaidi, syahid mengangguk dan mengajak yoga untuk segera keluar dari ruangan pak junaidi.
" hufft.. Jika dia menerima beasiswa dari saya dulu pasti sekarang dia sudah jadi orang sukses." Gumam pak jayadi setelah kepergian syahid dan yoga dari ruangannya.
Ya pak junaidi lah dulu yang memberikan beasiswa pada syahid sebelum pak junaidi memilih mengurus kampus lebih kecil dari sebelumnya.
Sedangkan syahid dan yoga yang sedang berjalan mendengar kebisingan dari arah parkiran, mereka penasaran dengan suara bising itu dan mempercepat langkah mereka.
Saat sudah ada di parkiran, syahid dan yoga kaget melihat mobil yoga yang sudah di buat berantakan dengan beberapa siswa laki laki yang sebelumnya merasa iri dengan mereka berdua yang menjadi sorotan pada gadis gadis di kampus.
" APA YANG KALIAN LAKUKAN.!!" Ucap yoga berteriak dengan muka yang sudah memerah karena marah. Mereka yang mendengar suara yoga pun menyingkir memberikan jalan yoga untuk melihat mobilnya yang sudah di warnai berbagai warna dengan gambar yang tidak senonoh.
" kenapa kalian melakukan semua ini.?" Tanya yoga dengan mata tajamnya menatap 4 pemuda yang sedang memegang pilok atau cat semprot.
Mereka hanya diam dengan senyum mengejek membalas tatapan yoga tanpa gentar, yoga yang melihat semain marah dan mengumpat kasar sebelum dia mengamuk di sana.
Bruk.
Bug.
Yoga dengan cepat memukuli empat pemuda yang ada di depannya yang sedang memegangi cat semprot di tangannya.
Syahid sendiri yang masih kaget dengan kondisi mobil yoga tidak sempat menghentikan amukan yoga yang sudah memukul 4 pemuda itu.
" hentikan ga." Ucap syahid memegangi yoga agar tidak memukul kembali 4 pemuda itu.
Ke empat pemuda itu yang tidak menyangka jika yoga akan berlaku kasar hanya diam memegangi muka mereka yang terkena pukulan yoga.
" mereka sudah kelewatan tuan, saya akan menghukum mereka." Jawab yoga mencoba melepaskan tangan syahid yang memegangi tangannya.
Prok..
Prok..
Prok..
Suara tepuk tangan dari belakang syahid dan yoga membuat mereka menatap orang itu, dengan langkah yakin pria yang menjadi dalang kerusuhan pun menunjukkan dirinya.
" hebat, ternyata ada preman kampung masuk ke kampus ini." Ucap pemuda seraya berjalan mendekati syahid dan yoga yang sedang berdiri tidak jauh dari mobilnya.
" gue yang menyuruh mereka melakukan hal seperti itu, apa lo gak terima." Lanjutnya membuat syahid dan yoga yang mendengar kaget dan menatap tajam pemuda yang ada di hadapannya.
" b*rengs*k, apa maksud mu melakukan hal kekanak kanakan seperti ini.?" Ucap yoga mencekam baju pemuda itu.
Namun sedetik kemudian ada orang berbadan tinggi besar menendang yoga hingga yoga terjatuh di depan syahid.
Bug..
Yoga terjatuh tepat di bawah syahid, pemuda itu tersenyum sinis melihat yoga yang di tendang bodi guardnya.
" ga, kamu tidak apa apa.?" Tanya syahid membantu yoga berdiri.
" tidak apa apa tuan." Jawab yoga lirih dan berdiri sambil memegangi perutnya yang sedikit mual.
" ayo, lebih baik kita jangan ikut campur."
" iya, kamu betul, jaya sepertinya akan berbuat onar lagi."
Dan berbagai bisik bisik para siswa siswi yang melihat kejadian lebih memilih menjauh dari pada mereka harus berurusan dengan pemuda yang bernama Sanjaya itu.
Pemuda yang bernama Sanjaya adalah murid yang mengaku sebagai pemilik kampus itu, hingga mereka tidak ada yang berani melawan.
" apa mau mu.?" Tanya syahid menatap pemuda yang ada di hadapannya dengan tajam.
" pergilah dari sini secepatnya, jika kalian ingin selamat." Jawab pemuda yang bernama sanjaya.
" apa hak mu mengusir kami, kami bahkan tidak mengenal mu dan membuat masalah dengan mu sebelumnya." Ucap syahid lagi. Sanjaya yang mendengar syahid yang berani menjawab pun merasa marah.
" kami tidak akan pergi, apa yang akan kamu lakukan, jika kami tidak akan pergi dari sini.?" Jawab syahid membuat mereka para siswa dan siwi kaget karna syahid berani melawan sanjaya.
Sanjaya sendiri merasa marah saat syahid berani melawannya, dan sedetik kemudian sanjaya menyuruh kedua bodi guardnya maju untuk menghajar syahid.
" tunggu, tunggu, sebelum kalian maju, saya ingin bertanya, apa kalian ada uang untuk pergi ke tukang urut nanti." Ucap syahid bercanda, membuat mereka para siswa dan siswi terbahak melihat ekspresi bodi guard sanjaya bingung.
Yoga sendiri menggelengkan kepala dengan ucapan syahid yang masih saja bercanda dalam situasi seperti sekarang.
" banyak omong." Ucap salah satu bodi guard sanjaya maju untuk melawan syahid.
Syahid yang sudah siap pun dengan mudah menghindari serangan dari kedua bodi guard sanjaya, yoga yang sudah tahu kemampuan syahid hanya menyaksikan tidak ada niat membantu.
Sedangkan para wanita yang melihat syahid dan kedua bodi guard sanjaya berkelahi mereka berteriak histeris dan lari menjauh.
Bug.
Brak.
Krek.
Syahid yang mengingat jika dia harus segera kembali ke perusahaan dengan cepat memukul, menendang dan mematahkan tangan salah satu bodi guard sanjaya.
" arrgghh.." Teriak bodi guard sanjaya yang tangannya di patahkan oleh syahid.
" apa apaan kalian, melawan pemuda kampung sepertinya saja kalah." Ucap sanjaya yang merasa marah pada syahid karna sudah membuat kedua bodi guardnya tidak berdaya.
" kamu mau, tangan mu aku patahkan seperti orang bayaran mu itu.?" Ucap syahid, melihat sanjaya yang mendekatinya.
" ba*gs*t.."
Sanjaya yang merasa syahid menghinanya pun mengumpat terlebih dulu sebelum menyerang syahid dengan brutal.
Syahid tersenyum kecil menyadari jika sanjaya juga bisa bela diri dengan gerakan terlatih, namun dengan amarah yang sudah ke puncak gerakan sanjaya semakin asal hingga syahid dengan mudah menangkisnya.
Brug..
Sanjaya di tendang oleh syahid hingga terbanting di mobil yoga, dan syahid maju menuju kearah sanjaya yang terduduk di dekat mobil yoga.
" mau apa lo. Hah..?" Ucap sanjaya melihat syahid maju mendekatinya.
Syahid tersenyum sinis, kembali menendang sanjaya sampai sanjaya kembali terbentur dengan mobil yoga, mereka yang melihat aura menakutkan yang terpancar di badan syahid bergidik.
" arrrrgghh.." Teriak sanjaya saat syahid menginjak tangannya hingga bunyi seperti tulang yang patah.
Mereka yang mendengar teriakan pilu dari sanjaya menelan ludah mereka, ternyata syahid yang mempunyai wajah polos bisa juga berlaku sangat kejam.
" itu pembalasan untuk mu yang sudah merusak mobil teman ku, aku tidak akan segan segan lagi jika kamu melakukan hal yang merugikan orang lagi." Ucap syahid berlutut menatap sanjaya.
" gue akan laporkan lo ke polisi, b*rengs*k.." Ucap sanjaya.
Syahid hanya tersenyum sinis menanggapinya, dan syahid menyeret tubuh sanjaya untuk menjauh dari mobil yoga.
" ayo ga kita pergi dari sini." Ucap syahid, yoga yang masih kaget dengan ke kejaman syahid pun hanya mengangguk menuruti syahid.
Semua yang melihat kekejaman syahid pun menjadi takut jika bertemu dengan syahid lagi, namun tidak dengan satu gadis yang justru kagum dengan syahid yang dengan mudah mengalahkan sanjaya dan kedua bodi guardnya.
Sedangkan yoga langsung menancap gas, sebelum pak prabu menghubunginya, karna terlalu lama mengantar syahid.
Bersambung...
kelakuan nya sopan banget sama ortu,
tapi bicara dengan orang tua mengatakan "kalian",
suka suka kamu lah thor
wkwkkkk