Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.
Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.
Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.
Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 Dewi Nekat Menemui Elvira
Tak ingin menanggapi omongan Dewi terlalu lama, Ratih pun menjulurkan lidahnya mengejek wanita itu lalu langsung menutup pintu rumah kontrakannya dan menguncinya kembali.
"Dasar perempuan brengsek! Awas kamu ya!" teriak istrinya Baskoro yang kemudian meninggalkan tempat itu dengan menahan emosi tingkat tinggi dalam hati.
Sementara itu, Elvira yang tadi mendengar perbincangan panas antara Ratih dengan Dewi pun jantungnya dag dig dug campur takut di dalam kamar. Dia tidak menyangka jika ibu mantan pacarnya seganas itu.
"Sudah El, kamu gak perlu takut. Nenek sihirnya sudah pergi kok," Ratih yang peka dengan kondisi Elvira mencoba untuk menenangkan perempuan itu.
"Ibuknya Rico kok gitu ya Mbak. Ngeri banget omongannya. Jadi takut aku kalau semisal ketemu sama dia," Elvira ketar-ketir.
"Kamu kalau takut sama emak-emak model begituan malah kamunya yang kalah, El. Ngadepi orang yang gak tahu diri dan gak tahu malu kayak dia itu harus tegas, biar kapok. Kalau perlu dimaki," sahabatnya Jelita memberi masukan.
"Besok kalau aku belum njemput kamu, kamu tetep di dalam toko saja, El. Jaga-jaga kalau babonan itu nekat nyamperi kamu waktu pulang kerja," tambah si Ratih.
"Iya Mbak, mending begitu saja."
*
"Gimana Buk? Ibuk sudah ketemu Mbak Elvira?" tanya Sisca.
"Boro-boro ketemu Elvira, Ibuk malah dikata-katai sama Ratih si kuntilanak itu," seperti biasa, Dewi malah menyalahkan orang lain terlebih dahulu tanpa sadar apa penyebabnya.
"Ibuk dikata-katai apa sama Ratih?" ucap gadis tersebut penasaran.
"Dikatai goblok lah, gak punya sopan santun lah, nenek sihir, gila. Hadeeeh, rasanya pingin Ibuk remes-remes mulut perempuan itu," timpal istrinya Baskoro emosi.
"Jangan-jangan Ibuk dulu yang cari perkara, trus Ratih nya marah sampek mengeluarkan omongan kasar seperti itu," sejak beberapa kali mendapat omongan tidak enak dari ibunya, Sisca mulai kurang pro dengan Dewi.
"Woo dasar anak sedeng, bukannya belain Ibuk malah ikutan nyalahin. Tahu gitu kamu dulu Ibuk aborsi, daripada gedein anak gak ada guna, bisanya mintai duiiit terus," penyakit ngocehnya Dewi kumat sampai anak perempuannya tambah sakit hati. Karena tidak ingin lebih banyak dapat omelan dari ibunya, Sisca lebih memilih untuk diam.
"Sekarang Ibuk ngasih tugas kamu, cari tahu tuh dimana Elvira kerja. Kalau Ibuk datang di rumahnya Ratih si kuntilanak itu lagi, pasti gak bakalan diijinin ketemu sama Elvira," lanjut wanita berumur 48 tahun itu.
"Iya Buk," gadis tersebut tidak berani membantah perintah ibunya.
*
4 hari kemudian...
Seperti yang telah diperintahkan Ratih sebelumnya, Elvira menunggu jemputan sahabat Jelita di dalam toko baju. Namun, apa yang ditakutkan Elvira benar-benar terjadi, Dewi nekat mendatangi perempuan itu di tempat kerjanya dan untungnya saat itu tidak ada pembeli sama sekali.
"Bu Dewi kenapa datang kemari?" tanya Elvira dengan perasaan tak karuan.
"Ibuk datang kemari mau minta maaf sama kamu El karena Rico sudah merugikan kamu," jawab istrinya Baskoro.
"Terus?" selidik perempuan cantik itu dengan jantung deg-deg an.
"Rico kan sebentar lagi cerai sama Jelita, kamu mau kan balikan sama dia? Rico itu bener-bener cinta sama kamu lo, El. Ibuk dan Bapak sudah setuju kalau Rico pacaran sama kamu," Dewi mulai meluncurkan jurusnya.
"Maaf banget Bu Dewi, saya sudah tidak mau lagi ada hubungan dengan Mas Rico. Saya kapok," jujur Elvira.
"Kok gitu sih El? Kenapa? Bukannya kalian berdua saling mencintai?" istrinya Baskoro tidak terima jika Elvira memutuskan hubungannya dengan Rico.
"Saya akui awalnya saya bodoh karena mencintai Mas Rico sampek mau dibuat hamil dan aborsi, tapi sekarang saya sadar dan jadi nyesel banget karena sudah kenal dengan laki-laki brengsek seperti dia," kata perempuan cantik itu terus terang.
"Ibuk akui kesalahan Rico itu besar El, tapi dia bener-bener cinta sama kamu lo, dia pingin balikan sama kamu," Dewi berusaha membujuk Elvira.
"Gak bisa Buk, saya sudah tidak mau balikan lagi sama dia," Elvira sudah bulat tekadnya.
Sementara itu di luar toko, Ratih yang hendak menjemput Elvira pun cukup kaget campur geram ketika melihat penampakan Dewi ada di dalam toko baju, segera saja perempuan tersebut menelpon Jelita. Sambil menunggu kedatangan sahabatnya, Ratih pun tampak duduk di depan samping toko baju itu.
Belasan menit kemudian, datanglah sosok Jelita dengan mengendarai sepeda motor. Setelah itu, dia dan Ratih memasuki toko baju tersebut bersama-sama.
"Sepertinya Bu Dewi gak kapok juga ya bikin masalah, mendingan aku telpon Jefry saja untuk nangkep Ibuk beneran sekalian Rico yang sudah maksa Elvira untuk aborsi," ucap Jelita dengan auranya yang berwibawa seperti biasa.
"Aku gak ada urusan sama kalian! Mending kalian pergi dan gak usah ikut campur!" bukan Dewi namanya kalau gampang keder.
"Bu Dewi tahu toko baju yang Ibuk injak ini milik siapa? Toko aku, Buk. Dan Elvira itu salah satu karyawanku. Kalau Bu Dewi datang ke sini untuk ganggu Elvira, sama saja itu merusak citra tokoku. Ibuk mau aku laporin ke polisi lagi," sergah Jelita yang membuat Dewi kicep dan kaget karena dia baru tahu kalau toko baju tempat Elvira bekerja adalah milik Jelita.
"Bu Dewi pilih yang mana? Pilih pergi dari sini dan jangan ganggu Elvira lagi atau pilih aku panggilkan Jefry sekarang," imbuh perempuan itu sambil mengambil HP dari dalam tas ransel kecil nya.
Tak ingin berurusan dengan polisi lagi, Dewi pun segera meninggalkan toko itu dengan menahan geram dalam hati.
"Nekat bener nenek sihir itu. Tanganku rasanya pingin nonjok dia saja," sungut Ratih emosi.
"Kamu gak apa-apa, El?" tanya Jelita.
"Gak apa-apa Mbak, tapi jantungku masih deg-deg an. Kekhawatiranku selama ini terjadi juga," jawab Elvira sambil memegang dadanya dan berusaha menetralkan detak jantungnya lagi.
"Dia tadi ngomong apa sama kamu? Maki-maki kamu gak?" imbuh Jelita ingin tahu.
"Dia gak maki-maki aku kok, Mbak. Dia datang kemari untuk minta maaf dan minta agar aku balikan sama Rico," jujur Elvira.
"Cih modus. Bilang saja mau gantian manfaatin kamu. Ujung-ujungnya kan sama, perkara duit," sela Ratih geregetan.
"Kamu masih inget nasehatku kan El? Jangan pernah mau balikan sama Rico. Kapan-kapan kalau Dewi atau siapapun dari keluarga mereka ngasih makanan atau minuman ke kamu, kamu buang saja. Jaga-jaga kalau mereka sudah gelap mata dan pake cara gak bener," untuk kesekian kalinya Jelita memperingatkan Elvira.
"Iya Mbak, nasehat Mbak Jelita sama Mbak Ratih bakalan aku inget."