Bagaimana jika orang yang kamu cintai meninggalkan dirimu untuk selamanya?
Lalu dicintai oleh seseorang yang juga mengharapkan dirinya selama bertahun-tahun.
Akhirnya dia bersedia dinikahi oleh pria bernama Fairuz yang dengan menemani dan menerima dirinya yang tak bisa melupakan almarhum suaminya.
Tapi, seseorang yang baru saja hadir dalam keluarga almarhum suaminya itu malah merusak segalanya.
Hanya karena Adrian begitu mirip dengan almarhum suaminya itu dia jadi bimbang.
Dan yang paling tak di duga, pria itu berusaha untuk membatalkan pernikahan Hana dengan segala macam cara.
"Maaf, pernikahan ini di batalkan saja."
Jangan lupa baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Yusuf menjelaskan bagaimana hubungan keduanya memang tidak sedekat anak dan ayah seperti pada umumnya. Tapi tak ingin mengungkapkan bagaiman detailnya. Yusuf tidak ingin membuka rahasia siapapun, apalagi keluarganya sendiri.
"Mas, sampaikan sama Mbak Hana. Jikalau hatinya ragu, lebih baik jangan dilanjutkan." Kata Yusuf, sebelum akhirnya ia beranjak dari duduknya, seseorang memanggilnya di depan mesjid.
Adrian pun akhirnya pulang dengan pikiran yang semakin kacau.
"Sebenarnya Hana tidak ragu, yang ragu itu aku." gumamnya, memarkirkan mobil di samping rumah ibunya. Bersandar sejenak memandangi rumah yang masih terasa asing itu, meskipun sudah jelas dia adalah saudara kembar Rayan, namun untuk tinggal bersama bapak, ibu dan juga Rosa masih sebuah keragu-raguan.
Dia membatasi diri karena di sana ada Hana yang dengan sengaja memberi jarak.
"Tapi jika Hana menjadi istriku, sudah tentu tak ada jarak diantara kita."
"Rumit sekali."
Adrian mendesah berat, kemudian keluar dari mobilnya membawa sebuah berkas, diapun berjalan menuju teras.
"Mas!"
Adrian menoleh, menghentikan langkahnya.
"Makan dulu." ucap Rosa.
"Aku sangat lelah." jawabnya, tubuhnya lebih membutuhkan tidur daripada makan.
"Makan dulu, baru tidur. Lagian belum mandi." ucap Rosa lagi.
"Aku sudah mandi, tadi sebelum Maghrib." kata Adrian, melewati adiknya begitu saja, menuju pintu rumah ibunya.
Suasana sangat ramai, belum lagi sebagian keluarga mereka baru sempat datang setelah waktu yang lama. Mereka sangat penasaran akan sosok Adrian, saudara kembar Rayan di sembunyikan dokter Mila.
"Ternyata kamu benar-benar mirip Rayan." celetuk saudara jauh Bu Susi.
"Tapi gantengan Dia, rambutnya itu lho!" salah seorang tetangga menyahut pula.
"Kalau rambutnya ya bisa aja, anakmu juga bisa potong rambut model begitu!" sahut Bu Susi sambil terkekeh.
"Tapi kan anak ku Ndak seganteng anakmu."
Sontak semua ibu-ibu tertawa, tapi kemudian saudara jauh Bu Susi itu tampak berpikir memandangi Adrian.
"Sus, kenapa Hana tidak kamu nikahkan saja sama Anak mu. Bukankah dengan begitu akan mempererat hubungan keluarga kalian. Aku yakin sekali Hana akan menerimanya." katanya.
"Iya! Daripada sama ustadz tapi tidak menghargai keluarga kita." jawab Bu Dhe dengan gayanya yang nyinyir.
Bu Susi hanya tersenyum, berharap ini semua akan baik-baik saja. Hanya tinggal besok, malam berikutnya adalah akad nikah Hana dan Fairuz.
Mengabaikan gosip emak-emak tentang dirinya, Adrian mengakhiri makannya yang terasa hambar, ia hanya makan sedikit.
"Mas Adrian sakit?" tanya Rosa.
"Tidak, aku hanya kelelahan." ucapnya, menilik kamar Hana yang berada sedikit jauh dari meja makan. Sudah dua hari ia tak melihat Hana.
"Kenapa?" tanya Rosa.
"Temani aku menghadiri acaranya pernikahan temanku." ucapnya, menilik lagi pintu kamar Hana yang tertutup.
"Tapi besok itu sibuk banget Mas."
"Hanya sebentar, pukul dua belas kita sudah di rumah." kata Adrian.
Rosa tampak berpikir. "Emangnya Mas gak punya teman perempuan apa?"
"Ada, tapi mereka memiliki pasangan masing-masing."
"Tapi jangan aku lah Mas?"
"Kalau bukan kamu terus siapa? Haruskah aku menculik kakak iparmu untuk menemani ku?" dia menunjuk pintu kamar Hana dengan lirikan matanya.
"Ish! Ndak bener ini?" Rosa menarik ujung rambut Adrian yang menjuntai di keningnya hingga membungkuk.
"Sana tidur, besok pukul tujuh kita akan berangkat." titahnya kepada Rosa.
Malam terasa berat, lelah dan dingin mengusik istirahat Adrian malam ini. Selain itu, dua hari tak melihat wajah Hana membuatnya penasaran.
"Ayolah Adrian! Dia akan menjadi istri orang." dia bergumam sambil memukul kepalanya yang terasa pening. Meraih sebutir obat tidur lalu menelannya agar tidak terbangun lagi.
"Kau mengigau?"
Adrian urung menutup matanya, dia terkejut dengan keberadaan Ogi yang berdiri di pintu kamar depan secara tiba-tiba.
"Maaf, aku baru saja datang, sengaja tidak membangunkan mu. Lagipula, mengapa kau tidak tidur di kamarmu saja." kata pria itu.
"Benar juga." Adrian beranjak membawa bantalnya, baru menyadari bahwa sekarang ini dia tidur di sofa.
"Tunggu." Ogi menghentikan langkah Adrian yang terlihat gontai.
"Ada apa?" tanya Adrian.
"Sepupumu itu, tidak dapat ku temukan dimana-mana. Ada kemungkinan dia lari keluar kota. Ke pelosok mungkin." jelas Ogi.
"Benarkah? Sebegitu takutnya dia padaku." dia tersenyum sinis. "Lalu Maya?"
"Dia juga." jawab Ogi.
"Sial!" kesal Adrian, kemudian melanjutkan langkah menuju kamar.
"Adrian?"
"Ssttt! Apalagi?"
Ogi melangkah lebih dekat kali ini, ia menatap Adrian dengan serius. "Aku melihat ada banyak persiapan di pondok pesantren milik ayahnya Fairuz. Sepertinya juga akan diadakan syukuran yang sangat ramai. Aku melihat mereka membeli dua ekor sapi untuk menjamu banyak undang. Kalau tidak salah, mereka menyebar seribu undangan. Kemarin lusa."
Adrian sedikit tercengang, ia menelan ludahnya yang terasa surut, lalu tampak berpikir. Artinya prasangkanya terhadap Fairuz sudah salah.
"Baguslah." kata Adrian."
Artinya pernikahan Fairuz dan Hana akan dilaksanakan secara meriah dan terbuka di sana.
Adrian menjatuhkan dirinya di atas ranjang empuk itu dengan perasaan lega. "Tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi. Bukankah mereka menerima Hana dengan baik?"
Adrian mulai memejamkan matanya yang terasa berat, entah karena efek obat yang baru saja di telan, ataukah karena dia yakin Hana akan baik-baik saja. Dia bisa tenang sekarang.
Seperti rencana mereka, pagi-pagi sekali Rosa sudah bersiap dengan pakaian terbaik miliknya, rambutnya di urai bebas dengan sedikit jepitan di bagian samping. Gadis itu terlihat cantik sekali, Adrian sudah menunggunya di dalam mobil.
"Jangan lama-lama." pesan Hana, Rosa pun mengangguk.
"Apa kata kakakmu? Aku tak melihat wajahnya sudah tiga hari ini." kata Adrian, mulai melajukan mobilnya.
"Dia berpesan agar jangan lama." jawab Rosa.
"Baiklah." Adian sedikit menambah kecepatan, melaju membelah jalanan.
"Jauh nggak Mas?" tanya Rosa, ia merapikan anak rambutnya melalui kaca depan.
"Lumayan, sekitar dua jam menuju batas kota. Sebenarnya aku malas, tapi karena semua teman-teman ku datang maka aku juga merasa sungkan jika tidak datang." jelas Adrian, membuka laci dan mengeluarkan cokelat kesukaan Rosa.
"Tau aja." Rosa langsung meraihnya sambil tersenyum jahil.
"Nanti kau gendut." Adrian menggeleng, menatap sekilas Rosa yang langsung saja membuka cokelat tersebut.
"Tetep cantik kok." Dia terkekeh.
Adrian mengangguk-angguk. "Semalam aku bertemu Yusuf."
Ros menoleh lagi, berhenti mengunyah sejenak.
"Di bilang minta maaf Karena dulu bersikap tak peduli padamu. Itu di lakukan karena dia malu."
"Mas Adrian percaya? Gak punya alesan lain dianya Mas." jawab Rosa, terus mengunyah enggan membahas Yusuf.
"Aku percaya."
"Mas! Dia itu malu karena adik mu ini cuma anak petani, bukan ustadzah yang seperti keinginan dia. Aku cuma perempuan yang ilmu agamanya cetek, sudah jelas dia Ndak akan mau! Aku sadar diri lah Mas."
"Dia tidak membicarakan hal itu."
"Itu karena dia berpikir mas Adrian orang baru. Bisa di pengaruhi! Coba bicara sama aku, ya gak mempan!"
"Dengarkan dulu!"
"Mas! Anak kiyai, Ustadz, atau tokoh agama tentu gak aku melirik orang-orang seperti adikmu ini. Mereka punya patokan tinggi dalam memilih istri. Agamanya, keturunannya, kecantikannya, kekayaannya! Ros nggak masuk Mas, yang ada gak di utamakan."
Keduanya terdiam sejenak, Adrian pun tampak berpikir tak mau menyela kekesalan adiknya.
"Kak Hana aja yang speak bidadari gak di utamakan sama keluarga mas Fairuz. Aku khawatir lho ini." ucapnya dengan wajah di tekuk.
"Semalam Ogi baru saja pulang, dia bilang di pesantren milik ayahnya Fairuz sangat ramai, persiapan syukuran pernikahan akan dilaksanakan sangat meriah."
Sontak kata-kata Adrian membuat Ros terkejut.
"Tapi kata Mas Fairuz, pernikahan mereka hanya akan dilaksanakan di rumah kita saja Mas. Ndak ada resepsi lain!"
tamat ya Hana..happy ending..happy wedding 🎉💒💍💍
akhir nya ku menemukanmu ,saat raga ini ..ingin berlabuh...
ku berharap engkaulah, jawaban segala risau hatiku..dan biarkan diriku mencintai mu ,hingga ujung usia ku.../Drool//Drool//Drool/
lirik lagu by Naff .. akhirnya ku menemukanmu
wasyekkkk pokok nya naik ranjang lah yaaaaa
titin suprihatin kok kek nama temen q yahhh
apa temen q yg sama yaaaa aq pinisirin deh
dan karna g mau kehilangan hana ttp juga di nikahinya juga
aduhh aq setuju ma adrian aja deh
terooos, lanjoot gelut nya ,pria model Fairuz harus jgn kasi paham ,kasi bogem mentah !!