Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 8 - Dua Syarat
Hansel tidak pernah mengambil keputusan gegabah, termasuk tentang pilihannya pada Aileen.
Semenjak Angeline menikah dengan Robin, dia memang memutuskan untuk menjauh, namun mata dan telinganya tak pernah lelah mengawasi.
Akhir-akhir ini Angeline diam-diam merubah beberapa aset milik Robin menjadi atas namanya. Juga berulang kali mengusik aset milik sang adik, Havana.
Membuat Hansel akhirnya tidak lagi bisa diam. Dia akan menghancurkan Angeline, sampai pada titik paling hancur.
Cinta yang dulu pernah ada untuk Angeline seketika berubah jadi dendam. Perasaan tulusnya dibalas dengan penghiatan bertubi.
Ditatapnya Aileen yang terlihat terkejut mendengar tawarannya. Padahal tinggal di apartemen bukanlah tawaran, melainkan perintah.
"Dengar aku baik-baik," ucap Hansel lagi, sementara Aileen masih setia dengan keterkejutan nya.
"Aku akan membuatmu keluar dari rumah itu dan mengembalikan semua hak mu di keluarga Clarke. Syaratnya hanya 2. 1 menikahlah dengan ku dan 2 jangan takut pada siapapun kecuali aku."
Aileen makin ternganga, masih belum bisa mencerna ucapan Hansel. Namun kata-kata itu seperti sebuah harapan baginya untuk terlepas dari siksaan Helda.
"Apa?" tanya Aileen, dia takut salah dengar.
"Aku tahu bagaimana hidup mu selama ini. Apa itu cukup membuat mu paham?"
Wajah Aileen yang bingung mendadak jadi sendu.
"Bagaimana bisa tahu? kita kan tidak saling mengenal," tanya Aileen dengan suara pelan.
Hansel kemudian bangkit dan mengambil sesuatu di atas meja kerjanya, sebuah berkas dan meletakkannya di atas meja, tepat di hadapan Aileen.
"Buka lah."
Aileen menurut, dia membuka berkas itu secara perlahan. Membaca satu per satu lembar yang ada di dalam sana, melihat beberapa foto dirinya, foto mendiang ayah dan juga ibunya.
Aileen tahu Hansel sudah menyelidiki hidupnya.
Seketika Aileen menangis, dia bahkan sudah tidak memeliki foto kedua orang tuanya, karna Helda sudah membakar semuanya.
Aileen terus menangis hingga suaranya sesenggukan, dia peluk erat foto itu, meletakkannya tepat di depan dada yang sesak.
Sementara Hansel hanya terus menatap tanpa buka suara. Wajahnya tetap datar tidak memperlihatkan sedikitpun kepedulian.
Dia cukup tahu bagaimana rasanya hidup tanpa kedua orang tua. Robin bukanlah ayah kandung Hansel, tapi sang ibu menikah dengan Robin saat dia masih berusia 5 tahun. Hubungan diantara mereka terjalin begitu lama, terlebih dia sangat menyayangi Havana, adik tirinya.
Membuatnya terus bertahan disisi Robin meski mereka selalu berbeda pendapat.
Hansel terus diam sampai akhirnya tangis Aileen reda dengan sendirinya.
"Apa ada air putih? boleh aku minta minum?" tanya Aileen diantara isak tangisnya yang masih tersisa.
Dan Hansel menunjuk beberapa botol air mineral di bawah meja. Aileen mengambil 1 dan meneguknya hingga habis setengah.
Lalu terdengar dengan jelas bunyi perutnya yang sedang lapar.
Krucuk krucuk!
Aileen tadi belum sarapan.
Dan karena suara itu dia langsung melihat ke arah Hansel, berharap pria itu tidak menyadari bunyi memalukan ini.
Tapi alangkah terkejutnya Aileen saat melihat Hansel yang juga menatapnya lekat.
Ya ampun, apa dia mendengarnya. Batin Aileen, malu dan takut.
"Anda mendengar sesuatu?"
"Dengar dengan sangat jelas."
Ya ampuuunn!! Aileen tidak bisa berkara-kata. Dia menunduk, hanya mendengar Hansel yag sepertinya bangkit dan menuju meja kerja.
"Antar makanan untuk sarapan ke ruanganku, semua makanan yang disukai bocah."
Aileen yang mendengar itu tak mampu berbuat apa-apa, bibirnya mencebik rasanya ingin kembali menangis, malu.