Lisa Juana Kim seorang pembunuh bayaran yang mati dengan tragis di tangan musuhnya.
Karena sebuah keajaiban dirinya kembali hidup di dalam tubuh seorang gadis remaja dari keluarga kaya raya yang baru saja melakukan tindakan bunuh diri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Nirmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
...****************...
Dua hari telah berlalu, setelah acara lelang diadakan.
Dan sejak dua hari ini Laura sengaja mengabaikan puluhan pesan yang dikirim Maxwell .
Laura masih jengkel karena Maxwell tidak ingin mengalah saat memperebutkan liontin berlian hitam pada acara lelang.
Dan hari ini Laura kembali beraktivitas seperti biasa, datang ke universitas nya.
Kali ini dirinya hanya diam di ruang kelas sambil menunggu kedatangan dosen yang akan mengajar.
" sepertinya Mr Willy datang terlambat." ucap Fiola yang terlihat bosan.
" Mungkin Mr Willy sedang ada kendala di jalan, kita tunggu saja." sahut Laura yang matanya fokus ke buku yang ia baca.
" Kalau sampai jam sepuluh Mr Willy belum datang, kita pergi saja ke Mall." sahut Julia yang sedang merapikan riasan wajah nya di depan kaca kecil yang dia bawa.
" ck..!, aku sungguh bosan, dan lapar." keluh Fiola dengan suara rengekan seperti anak kecil.
Laura tersenyum tipis dan menepuk pelan kepala Fiola. " uluh..uluh, anak kecil sedang lapar."
Fiona langsung saja memanyunkan bibirnya. " ish.., aku sedang tidak bercanda Laura , aku memang sedang lapar."
Julia hanya tertawa lepas melihat kekesalan Fiola yang terlihat sangat menggemaskan.
Hingga akhirnya dosen mereka datang dengan diikuti dua orang laki-laki yang berjalan di belakang Mr Willy.
Seketika semua mahasiswa kembali ke bangku masing-masing.
"Selamat pagi semua." sapa Mr Willy dengan suara ramah.
"Selamat pagi Mr." sahut semua mahasiswa di kelas itu.
Mr Willy sedikit tersenyum lalu melihat ke arah dua orang yang ikut masuk bersama nya.
" perkenalkan mereka berdua adalah mahasiswa pindahan dari luar kota, dan akan ikut dalam pembelajaran bersama." ucap Mr Willy dan kedua orang yang ikut tersenyum ke arah para mahasiswa.
Sebenarnya mr Will tidak perlu memperkenalkan mereka seperti ini, namun kedua mahasiswa baru tersebut memiliki identitas yang cukup membuat Mr Willy takut.
Sedangkan Laura hanya menatap kearah kedua mahasiswa pindahan itu dengan senyuman miring. ' bukankah mereka anak buah Maxwell ."
"Perkenalkan diri kalian." ucap Mr Willy yang sedikit gugup karena seperti dugaan Laura , keduanya adalah anak buah Maxwell .
Dua hari yang lalu, utusan dari keluarga Black datang ke universitas tersebut untuk mendaftarkan dua mahasiswa dengan spesifikasi permintaan tertentu.
Dan tentunya karena universitas tempat Mr Willy berkerja memiliki hubungan dengan keluarga black.
Keluarga black memang menjadi donatur terbesar di universitas itu.
Dan tentu karena itu rektor universitas tidak bisa menolak permintaan dari keluarga Black.
Kembali ke kedua mahasiswa baru itu, kedua mulai memperkenalkan diri masing-masing.
" Perkenalkan namaku Bian dan kami kembar." ucap Bian dengan senyuman manis dan wajah ramah yang tampan.
"Dan aku Gian." sahut Gian sang kembaran dengan wajah datarnya.
Banyak mahasiswi yang terpesona dengan wajah tampan dua orang kembar identik itu.
Dan salah satunya adalah Fiola. "Uh.., tampannya mereka, mungkin salah satunya mau menjadi pacarku."
Bukan hanya Fiola a beberapa gadis juga sepemikiran dengan nya.
Dan akhirnya setelah perkenalan, Mr Willy mempersilahkan mereka untuk duduk di bangku yang kosong.
Dari sejak awal Laura hanya melihat sekilas kearah mereka. " pasti ini ulah si pria datar itu."
Sedangkan si kembar Gian dan Bian juga sesekali melirik ke arah Laura .
hingga mereka saling tatap.
"Jadi dia calon bu bos, sangat cantik dan terlihat sedikit misterius." pikir Bian menilai Laura dari awal pertama bertemu.
sedangkan Gian malah memikirkan hal lain karena mengingat keterangan dari bos mereka Maxwell tentang hal spesial yang dimiliki Laura .
" Bos berkata kalau calon istrinya wanita yang spesial, dan mengingatkan agar kami berhati hati dengan nya, tapi gadis ini terlihat tidak berbahaya sama sekali." batin Gian.
Sedangkan Laura yang menyadari kalau sedang ditatap oleh seseorang seketika berbalik badan dan membalas tatapan dari saudara kembar itu.
Kedua saudara kembar itu memang duduk di bangku belakang.
"Oh dia memiliki insting yang tajam." ucap Gian disertai senyuman tipis.
"Jika orang itu mengirim mereka untuk mengekang ku, akan aku pastikan untuk menyingkirkan mereka, aku tidak perduli jika mereka anak buah kesayangan pria itu." batin Laura dengan melemparkan tatapan tajam kearah Gian dan Bian.
...****************...
Sedangkan di kantornya, Maxwell sedang sibuk dengan pekerjaan nya.
Dirinya mengurus banyak dokumen dari banyak bisnis.
Dan tentunya asisten Maxwell ikut membantu mengerjakan pekerjaan bos nya.
" Apakah dua orang itu sudah melaksanakan tugas dari ku." ucap Maxwell yang bertanya kepada Harry, tanpa menatap kearah asistennya tersebut.
Maxwell masih fokus dengan berkas di tangan nya.
" Si kembar sudah masuk ke satu angkatan dengan Nona Laura di kampus nya." sahut Harry yang mendapat semua informasi dari Gian.
Maxwell mengangguk sekilas dan kembali menanyakan perihal hal lain. " lalu bagaimana dengan Tiodore, kau sudah mendapat laporan dari mata-mata yang kita tempatkan."
Harry sedikit terdiam karena mengingat beberapa informasi dari mata-mata yang mengawasi Tiodore.
" Informan kita tidak melihat gerakan mencurigakan dari pria itu, tapi kemarin malam Tiodore seperti menemui seseorang dari kelompok Black Ocean. " terangnya sesuai dari laporan mata-mata.
Maxwell seketika terdiam sejenak dan tatapan matanya menajamkan. " kau terus ikuti kegiatan pria itu, orang itu sangat berbahaya, ambisi dendam nya pada keluarga black begitu mendarah daging.'
"Baik bos." sahut Harry mengerti akan permintaan Maxwell .
dirinya tentunya sangat tau tentang permusuhan keluarga black dengan pria yang sebenarnya juga memiliki darah dari keluarga Black sama seperti Maxwell .
"Apakah orang itu masih menaruh dendam masa lalu, peperangan antar mafia sepuluh tahun lalu menimbulkan banyak korban jiwa." batin Harry yang mengingat kenangan buruk yang terjadi di masa lalu.
sedangkan wajah Maxwell berubah semakin datar saat mengingat kelakuan Tiodore.
" jika kau kembali berulah, aku bersumpah akan membunuhmu kali ini " pikir Maxwell .
...****************...
