Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.
Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.
Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?
Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Syarat Berat
"Em, lumayan lah. Jarang-jarang ada yang ngga nyuri-nyuri kesempatan. Tapi, apapun itu, kalian belum nikah. Setan akan tetap menggoda kalian untuk zina. Jaga mahkota kehormatanmu itu sampai resmi dinikahi dan terdaftar KUA", nampak bu Sri percaya, namun tetap mengharuskan waspada.
"Sudah, ibuk mau mandi", bu Sri bergegas meninggalkan Rafa dan Rena.
Malam itu, Jojo duduk di ruang keluarga, di mana bu Hana Buana dan pak Raka Santosa tengah bercengkerama.
"Ayah, ibu, boleh aku duduk?", Jojo meminta izin.
Kedua orang tuanya menoleh ke arah Jojo dan membenahi posisi duduk.
"Duduk lah. Ada apa formal sekali. Biasanya juga kamu langsung duduk di bawah, menonton tv", jawab pak Raka.
"Aku mau minta pendapat ayah dan ibu. Boleh?", ujar Jojo sembari menyodorkan foto Rena di ponselnya.
"Apa ini?", ucap pak Raka seraya menerima ponsel Jojo.
"Namanya Rena Agnesia, usianya terpaut 8 tahun dariku Yah", ungkap Jojo, sekilas memperkenalkan Rena.
"Cantik, terus kenapa? Ini calon istrimu?", tanya pak Raka. Bu Hana hanya tersenyum setelah memandang foto Rena tanpa berkomentar apapun juga. Biarkan urusan jodoh diselesaikan ayah dan anak itu sendiri.
"Insya Allah Yah. Bagaimana menurut Ayah dan Ibu?", Jojo ingin tahu pendapat kedua orang tuanya.
"Ibu tidak ada komentar. Kamu dan ayah saja yang putuskan", jawab bu Hana, tersenyum bahagia melihat putranya yang super dingin ini ternyata masih suka kepada wanita. Tentu, di zaman pengaruh kemajuan global begitu besar, pengaruh buruk semisal LGBT sangat meresahkan.
"Ayah sih setuju saja. Asal dia masih terjaga kehormatannya, pintar menjaga rahasia keluarga, dan terkendali mulutnya saat menerima pemberian suami", ujar pak Raka membeberkan kriteria demi kelanggengan pernikahan putranya.
"Oh, satu lagi. Dia harus bisa memasak. Satu waktu, ajak dia ke sini, biarkan dia masak. Hanya kamu yang boleh membantu. Ingat, di rumah ini ada cctv, kalau ketahuan beli makanan matang dari luar, cari saja calon lainnya", ungkap pak Raka, seorang purnawirawan militer meski pangkatnya hanya letnan satu.
"Yah, apa itu tidak terlalu berat?", tanya bu Hana khawatir calon istri Jojo tidak bisa memasak.
"Sudah lah, itu syaratnya, berat atau tidak, bukan urusan Ayah", pungkas pak Raka tak bisa ditawar.
"Kalau dia belajar dulu di rumahnya, beri dia waktu lagi, boleh kan Yah?", tanya Jojo, khawatir Rena tak bisa memasak.
"Boleh saja, dua bulan maksimal", ujar pak Raka memberi tenggat waktu.
"Beritahu dia bagaimana selera ayah dan ibu", tambah pak Raka kemudian beranjak ke kamar.
"Semangat ya nak, perjuangkan cintamu", ucap bu Hana memberi semangat sembari menepuk pundak Jojo pelan.
"Hufh, Rena bisa masak apa enggak ya?", gumam Jojo.
Usai sholat isya', Jojo mengabarkan pendapat ayahnya kepada Rena.
"Ha? Berat banget sih dear. Aku kan hanya bisa buat sambel dan menanak nasi", jawab Rena putus asa.
"Kamu belajar dulu ya Ay, mungkin ke bu Sri", tulis Jojo, tak ingin Rena patah semangat.
"Duh, ribet banget sih mau nikah", keluh Rena, membalas pesan Jojo sembari memanyunkan bibir. Namun Jojo tak lagi membalas pesan Rena setelah ia tunggu beberapa menit.
"Iih, kesel", lirih Rena sembari melempar ponselnya ke kasur. Rasanya dia mau menyerah saja, namun sayang jika harus melepas pria sebaik Jojo.
Gadis itu pun mendatangi bu Sri yang nampak sedang tiduran di kamar.