Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story 94
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 Kebenaran 2
Setelah 30 menit tidak sadarkan diri akhirnya Ayyura sadar juga, dia mulai mengerjab-ngerjab kan mata. Kemudian dia melihat sekeliling anggota keluarga telah berkumpul menunggu dirinya disana.
"Ma". lirih Ayyura menatap Anna dengan mata yang kembali berembun. Anna yang sudah tahu kejadian sebenarnya dari Aydeen langsung memeluk putri kecilnya itu dengan begitu cepat.
"Maafkan Kami nak .. Maaf". ucap Anna dengan air mata sudah luruh dipipinya.
"Ma apa benar yang di bilang Kak Malika 18 tahun yang lalu, hanya Yura yang selamat didalam kecelakaan pesawat itu"? tanya Ayyura pelan.
Anna tidak bisa menahan tangisnya lagi, dia kembali terisak didalam pelukan putrinya itu.
Cobaan apa lagi ini ?
Allah tidak henti-henti memberi keluarga nya ujian ..
Abbas masih dalam keadaan keritis diruangan ICU, dan sekarang Ayyura sudah tahu kebenaran tentang kematian kedua orang tuanya.
Lalu Malika ?
Bagaimana nasib putri sulungnya itu ?
Dia mengandung anak tanpa Ayah, sebenarnya Ayah biologisnya ada. Namun apa bisa dia menyerahkan kedua putrinya dengan satu laki-laki.
Ahh .. Dia melupakan Ayyura yang sudah menjadi istri sah dari Aydeen. Malika tidak akan sanggup untuk jadi istri kedua didalam pernikahannya.
"Ma". panggil Yura kembali.
"Sayang, biarkan Mami dan Abi yang menjelaskan. Apa Yura mau mendengarkan kami"? potong Hanna.
"Mami dan Abi juga tahu kejadian sebenarnya"? tanya Ayyura dengan tatapan menyelidik.
"Iya nak, Kami dan kedua orang tuamu bersahabat baik sejak dulu. Makanya Kami sangat mengenalmu sedari kecil nak". jelas Hanna sembari mengusap kepalanya Yura dengan lembut.
Anna pun melerai pelukannya, dan menatap mata bengkaknya Yura. Dia begitu sakit melihat mata yang biasa berbinar itu, sekarang harus menerima ribuan kesedihan yang akan didengarnya.
"Mari duduk sini nak". titah Abi Fahri menunjuk Sofa yang ada di ruangan VVIP itu.
"Tunggu, dimana Bang Aydeen"? sela Ayyura yang sejak tadi tidak melihat keberadaan suaminya.
"Aydeen dan Azzahra sedang menunggu Papa nak". jawab Anna dengan lembut.
"Bisa kalian ceritakan yang sebenarnya"? ujarnya kembali menatap Anna, Hanna, dan Fahri secara bergantian, Ayyura tidak dapat menahan rasa penasarannya lagi. Dia ingin segera tahu semuanya.
Flashback On ...
18 tahun yang lalu ...
"Kakak hati-hati ya, jaga Yura kecil kami disana". ucap Anna pada Annisa mamanya Ayyura.
Annisa tersenyum lembut lalu menggenggam lembut kedua tangannya Anna.
"Ann, jika nanti Aku sudah tidak bisa mengurus Yura, Kamu mau kan menggantikan Aku untuk jadi mama sekaligus ibu yang selalu menyanyanginya"? ucap Annisa tiba-tiba dengan wajah yang berseri-seri.
"Kakak kenapa bilang seperti itu? tentu Aku akan menyangi Yura dengan sepenuh hati tapi dengan bantuan Kak Nisa juga, Aku mana sanggup mengurus dua putri sekaligus Kak". jawab Anna.
Annisa tersenyum mendengarnya, lalu memeluk sang adik ipar yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri. Anna dan Annisa selalu tampak akur dan menjaga baik hubungan mereka berdua.
"Anna terimakasih untuk semuanya, untuk semua yang sudah Kau lakukan kepadaku selama ini".
"Thank you very so much, Aku bahagia saat tahu Kau yang akan menjadi pendampingnya Abbas".
"Aku dan mas Malik tidak sia-sia melakukan taaruf untuk kalian berdua waktu itu". ucapnya sembari mengingat kenangan masa lalu yang indah.
Anna tersenyum malu-malu, sebab dia perlu bantuan dan usaha keras untuk bisa mendapatkan hatinya seorang Abbas yang terkenal begitu kaku itu.
"Kalian cepat menyusul kita ya, jangan lama-lama". ucap Annisa lembut.
"Semuanya sudah siap Sayang"? sela Malik yang baru saja menyelesaikan boarding pass.
"Sudah mas, kira-kira Hanna dan Yura kok belum sampai-sampai ya"? tanya Annisa pada Malik.
"Mereka sudah dijalan, sebentar lagi akan sampai". jawab Malik yang langsung merogoh saku jasnya untuk menelpon sang Adiknya Abbas.
Setelah menghubunginya berapa kali akhirnya diangkat juga, Malik terlihat nampak menjauh dari dua wanita itu. Entah apa yang disampaikan olehnya pada sang adik, karena raut wajah tampan Malik mulai berubah menjadi khawatir saat ini.
" Kak, mas Malik sedang berbicara dengan siapa? sepertinya sangat rahasia sampai menjauh begitu dari kita berdua"? tanya Anna yang penasaran.
"Mungkin sama klien penting Ann". jawab Annisa.
"Ihh .. Hanna mana lagi, kok gak sampe-sampe sih".
"Bentar lagi kalian akan segera berangkat Kak".
"Kebiasaan banget deh, mana Yura sama dia lagi". gerutu Anna mulai sebal menunggu Hanna.
"Kalau memang mereka berdua terlambat nanti, biarkan mereka berangkat dengan jadwal berikutnya, Aku dan mas Malik akan menunggu mereka disana, kalau begitu kita berangkat sekarang ya". cicit Nisa.
"Tapi Kak, bagaimana kalau Yura ngambek"?
"Sudah tidak apa-apa Anna, dia lebih sayang dan nurut sama Kamu dari padaku. Dia tidak mungkin ngambek lama karena kutinggal, kalau Kau yang bantu yang menjelaskannya nanti". jawab Nisa.
Anna menghela nafasnya, dasar Hanna selalu saja terlambat tiap mau pergi seperti ini. Mereka semua akan pergi ke Aussie untuk melakukan perjalanan bisnis sekaligus menemui Fahri dan ketiga anaknya disana. Sedangkan Abbas sendiri sedang bersiap dirumah bersama putrinya Malika, mereka akan berangkat besok pagi, karena hari ini Abbas akan menyelesaikan pekerjaan dikantornya dulu.
Semenjak menikah Hanna tinggal di Aussie bersama keluarganya. Namun sudah seminggu ini dirinya berada di Jakarta untuk melakukan kerja sama dengan Anna dan juga Annisa. Hanna punya usaha Designer muslim terkenal di Aussie, dan rencananya akan membuka cabangnya di Indonesia tahun ini.
Suaminya Fahri tidak bisa menemaninya kesini, sebab anak-anak mereka masih pada sekolah. Semalam Hanna menginap untuk pertama kalinya dirumah mereka setelah sekian lama tidak bertemu, karena mereka bertiga sudah sama-sama sibuk menjadi seorang istri sekaligus seorang Ibu untuk keluarganya masing-masing.
Sebuah insiden terjadi pagi ini Ayyura dan Hanna kompak bangun kesiangan. Sedangkan Malik harus mengejar penerbangan pagi-pagi sekali. Sebab klien telah menunggu beliau di Aussie sekarang ini.
Dengan terpaksa mereka berangkat duluan tadi pagi, sedangkan Ayyura berangkat bersama Hanna untuk menyusul ke Bandara nanti.
"Anna Kami berangkat duluan, titip Yura kecil kami".
"Bilang Hanna, mereka berangkat bersama keluarga kalian saja ya besok pagi, sebab sesampainya disana, kita akan langsung menemui Klien". ucap Malik seraya menarik koper dirinya dan istrinya.
"Baiklah mas Malik, kalian hati-hati sampai jumpa besok nanti, kabarin kita kalau sudah sampai ya". jawab Anna entah apa yang sedang dirasakannya, hatinya begitu sesak dan takut melepas kepergian Malik dan Annisa sahabat sekaligus Kakak iparnya.
"Kita berangkat ya, ingat menyusulnya besok saja jangan hari ini". ucap Annisa sembari memeluk erat tubuhnya Anna dengan waktu yang cukup lama.
"Assalammualaikum". ucap Malik dan Annisa.
"Waalaikumussalam". jawab Anna pelan.
Setelah melihat Annisa dan Malik berangkat, dirinya langsung segera menelpon Hanna.
"Assalammualaikum Han, Kamu dimana"?
"Waalaikumsalam Ann, Aku sudah di jalan bersama Yura. Maaf Seperti nya kita berdua telat nih karena disini macet sekali. Sudah hampir 1 jam kita terjebak dilampu merah ini. Bagaimana ini Hann Nisa dan suaminya pasti sudah berangkat kan"? cicit Hanna.
"Kamu minta sopirnya untuk putar balik saja, lalu kita akan bertemu di restoran terdekat disana". perintah Anna pada sahabatnya.
"Aku dan Yura gak jadi berangkat"? tanya Hanna.
"Kalian akan berangkat bersama keluargaku Han besok pagi, jadi Kau dan Yura tidak perlu menyusul ke Bandara lagi". kata Anna sembari pergi dari sana.
"Baiklah, kita ketemu di Restoran mana? nanti Kamu share aja ya tempat nya". jawab Hanna kemudian.
"Oke, Aku tutup dulu ya .. Assalammualaikum".
"Waalaikumussalam". sahut Hanna.
semakin kesini akan semakin seru