NovelToon NovelToon
Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ida Nuraeni

Sudah sepantasnya kalau seorang istri menuntut nafkah pada suaminya. Namun bagaimana jika si suami sendiri yang tidak ada keinginan untuk menunaikan kewajibannya dalam menafkahi keluarga? Inilah yang dialami Hanum Pratiwi, istri dari Faisal Damiri selama 5 tahun terakhir.

Hanum memiliki seorang putra bernama Krisna Permana, yang saat ini masih kuliah di Jurusan Informatika. Tentu saja Hanum masih memerlukan biaya yang cukup banyak untuk biaya pendidikan putranya, ditambah juga untuk biaya hidup mereka sehari-hari. Hanum harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan seringkali meminjam kepada saudara dan teman-temannya. Beruntung sang anak bersedia membantu menitipkan kue di kantin, yang bisa dijadikan sumber income keluarga. Namun pendapatannya yang tak seberapa itu, hanya cukup untuk transport dan uang saku sang anak, kalaupun ada lebih untuk membeli beras.

Bagaimana Hanum bertahan dalam 5 tahun ini? Apakah kesulitan ini mengharuskannya menyerah? Lalu bagaimana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Indahnya Berbagi

"Semua makhluk ciptaan Allah SWT sama di mata Sang Pencipta, yang membedakan hanya keimanan dan ketaqwaan, sehingga tidak ada yang merasa lebih hebat, kuat, kaya dan lainya, karena semua itu hanya milik Allah SWT. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah itu memiliki derajat yang sama di mata Allah, sehingga satu sama lain tidak boleh ada yang merasa paling benar. Tapi dalam perjalanan kehidupan manusia kedudukan ini menjadi bergeser, ada yang mendapat kemuliaan di sisi Allah dan ada juga yang sebaliknya mendapat hinaan dari Allah SWT" penggalan ceramah dari Ustadzah Hj. Nurul Huda yang disiarkan di salah satu channel TV menjadi pembuka aktivitas Hanum pagi ini. Dia berusaha untuk tetap menyimak sampai akhir siraman rohani pagi ini di sela-sela kesibukannya.

"Bagi saudara kita yang kaya, memiliki harta berlimpah, sehingga bisa memberikan banyak sedekah bagi sesama, memang sudah sepantasnya untuk bisa berbagi. Namun akan menjadi hal yang luar bisa jika sedekah itu dilakukan oleh seseorang yang terbatas secara ekonominya, hidupnya juga dalam masa sulit, namun tetap bisa menyisihkan hartanya untuk bersedekah. Nilai pahalanya mungkin bisa sama dengan yang kaya tadi, tapi keberkahan yang dirasakan oleh pemberi sedekahnya akan berbeda. Sedekah tidak harus berupa harta kalau memang tidak punya, bisa juga tenaga ataupun fikiran. Jadi mari berjuang meningkatkan value diri kita dengan memperbanyak amal ibadah, memperbanyak sedekah dan menebar kebaikan dengan sekitar." ajakan tersebut mengakhiri sesi Tausiah yang disampaikan Ustadzah Hj. Nurul Huda.

Hanum menarik nafas panjang, dia menyadari kalau sudah lama sekali melupakan kebiasaan berbagi. Sebelum masa pandemi Hanum sering berkeliling untuk berbagi bersama Komunitas Cinta Sedekah, bahkan saat masa pandemi masih dilakukan meskipun tidak ikut turun langsung. Dan rupanya sudah dua tahun ini dia tidak melakukannya, karena terlalu fokus dengan permasalahan yang dihadapinya. Yah mungkin sudah saatnya Hanum untuk mulai aktif lagi dengan kegiatan sosial, yang selalu memberikan kebahagian ketika melakukannya. Terngiang kembali dalam ingatannya ceramah salah satu Ustadz yang mengatakan sedekah itu tidak akan membuat kita miskin, justru akan menambah rejeki. Ingat ya rejeki tidak harus selalu diukur dari harta yang berwujud.

Hanum pun beristighfar berkali-kali untuk melepaskan rasa sesak yang tiba-tiba menyerang. Dia azzamkan dalam hatinya untuk memulai kembali berbagi. Sepertinya hidayah pagi ini datang menghampiri, mengingatkan Hanum akan pentingnya untuk berbagi.

Hanum pun segera menghubungi Bunda Radmita, teman seperjuangan di Komunitas ODOJ.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuh Bunda Radmita, bagaimana kabarnya?" sapa Hanum begitu telpon tersambung.

"Wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuuh Bunda Hanum. Alhamdulillah sehat walafiat. Kabar Bunda sendiri bagaimana?"

"Alhamdulillah sehat juga. Bunda, kemarin saat saya menghadiri undangan walimatul ursy tetangga, ketemu dengan Pak Ketum. Kebetulan beliau yang mengisi ceramahnya..."

"Masya Allah Pak Ustadz Milenial kita ini makin eksis saja rupanya. Job ceramah makin banyak, harus kita pajakin Bun, untuk kas ODOJ" cerocos Bunda Radmita sebelum Hanum menyelesaikan ucapannya.

"Hahaha... Bunda bisa saja. Tapi boleh juga tuh kita coba todong untuk agenda ODOJ. Nah ini berkaitan dengan agenda ODOJ juga, jadi kemarin tuh kita sempat ngobrol sebentar, beliau minta kira buat agenda. Terserah mau agenda apa, yang penting bisa mengingatkan kalau ODOJ Bengkulu masih ada" ujar Hanum melanjutkan kembali perkataan yang terpotong.

"Boleh...Boleh banget Bunda. Apa kita mau mulai dengan OSJ lagi? Sepertinya OSJ itu daya tariknya lebih besar daripada agenda yang lainnya. Dan kalau OSJ ini, banyak ODOJer yang terlibat baik yang donasi material maupun yang siap tenaganya."

"Setuju Bun. Mungkin kita mulai dari buat list di grup yang akan ikut berdonasi siapa saja. Buat saja tanggalnya 2 pekan lagi ya, biar kita punya waktu agak panjang untuk survey lokasinya." usul Hanum.

"Setuju Bunda. Kira-kira ada bayangan nggak Bunda Hanum, kita akan dimana lokasinya? Kalau Bunda sih memilih Pantai Panjang untuk mengawali kembali kegiatan ODOJ ini. Sasarannya pengunjung, terus pedagang keliling itu kan banyak, terus tenaga kebersihan, tukang parkir. Jadi lumayan bisa menyasar banyak kalangan dan profesi."

"Kita putuskan saja lokasinya langsung ya Bun, di Pantai Panjang. Mungkin nanti kita survey tinggal menentukan titik stategisnya saja. Saya buat list dulu sekarang, biar kita tahu perkiraan jumlah donasinya."

"Baik, nanti Bunda Hanum atau Bunda yang chat lagi kalau mau survey."

"Siap Bunda. Ya sudah kita pindah ngobrolnya di grup ya Bun. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuh" putus Hanum mengakhiri pembicaraan mereka.

"Wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuuh." balas Bunda Radmita lalu menutup sambungan telpon.

Hanum langsung membuat pengumuman di wa grup ODOJ Bengkulu rencana OSJ 2 pekan lagi sekaligus membuka list donasinya. Di luar ekspektasi Hanum, ternyata teman-teman langsung menyambut gembira agenda ini. Dan list mulai terisi dengan para donatur. OSJ atau ODOJ Sedekah Jumat ini adalah berbagi makan dengan balasan setoran hafalan surah. Tujuannya selain untuk menjaring calon member ODOJ, juga untuk menyampaikan pesan bahwa membaca Al Qur'an itu selalu harus di mesjid atau rumah, tapi bisa memanfaatkan waktu luang di manapun. Pada H-2, donasi yang terkumpul lumayan banyak sampai 150 pack @Rp 15000. Donasi ini ada yang berbentuk uang ada pula yang langsung berupa makanan dan minuman, permulaan yang bagus untuk kegiatan perdana. Hanum langsung menutup list donasi di grup, dan menyampaikan kalau ada yang masih ingin berdonasi masih diperbolehkan. Kalau bentuknya uang akan dipakai kegiatan OSJ berikutnya, kalau bentuknya makanan boleh langsung dikirim ke lokasi. Yang berbentuk uang langsung Hanum salurkan ke Bunda Radmita dan Umi Mardiah untuk dibuatkan nasi kotak atau nasi bungkus.

Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba, karena tempat tinggal Hanum lebih dekat ke tempat Bunda Radmita jadi Hanum memilih berangkat dari sana sekaligus membantu membawa logistik. Hanum ikut berdonasi walaupun hanya setara dengan 10 pack, namun dia bertekad untuk merutinkan donasi itu, meskipun belum pasti selalu untuk kegiatan ODOJ. Dengan menyewa angkutan kota, mereka berangkat ke Pantai Panjang lebih awal. Di sepanjang perjalanan tampak kaum pria bersiap melaksanakan sholat Jum'at, dan agenda OSJ ini diadakan jam 13:30. Masih banyak waktu bagi Hanum dan Bunda Radmita untuk sholat Dzuhur setelah selesai menyusun makanan dan minuman yang akan dibagikan.

Di bangunan terbuka yang merupakan fasilitas publik di pantai menjadi tempat mereka mengadakan agenda. Ijin pemakaian tempat juga sudah mereka dapatkan, sehingga sudah disiapkan dengan baik oleh pengelolanya.

"Bunda, kita bisa sholat jamaah di sini nanti, jadi nggak perlu jauh-jauh ke mushola." usul Bunda Radmita begitu melihat tempat yang berdinding 1 meter sekelilingnya.

"Betul Bunda, kita atur meja dan pasang spanduknya dulu sekarang, terus ambil wudhu deh"

Keduanya pun langsung memasang tali spanduk di tempat yang sudah tersedia, mengatur tumpukan minuman dan makanan agar lebih mudah menata di mejanya nanti. Beres dengan persiapan itu, baru keduanya mencari toilet untuk berwudhu.

Jam terus bergerak, satu persatu odojer yang akan membantu kegiatan sudah berdatangan. Makanan dan minuman pun sudah tersusun di meja, tak lupa brosur pendaftaran member ODOJ juga tertumpuk rapi di bagian ujung. Semakin banyak pengunjung datang, teman-teman odojer mulai bergerak membagikan brosur dan memberitahu untuk mampir di booth 30 menit lagi.

Saat Pak Ketua, Ustadz Hasbi datang, mereka berkumpul terlebih dahulu, mendengar arahan dari ketua yang kemudian ditutup dengan doa. Begitu pembagian makan siang dimulai, pengunjung yang dari tadi menunggu langsung menyerbu. Berbekal surat-surat yang mereka hafal, terdengarlah lantunan surah yang bersahutan dari beberapa pengunjung. Rata-rata yang terdengar surah pendek di juz 30.

Meskipun hanya sebungkus nasi dan sebotol minum, namun sangat berarti bagi mereka yang menahan lapar. Banyak tukang parkir dan pedagang asongan yang datang lebih awal. Ada yang bersedia menyetorkan hafalan surahnya ada juga yang tidak. Dalam 2,5 jam 200 pack nasi habis dibagikan, dan ada beberapa pengunjung yang bersedia untuk bergabung di komunitas ODOJ. Wajah ceria terpancar dari para pengunjung yang ikut berpartisipasi di agenda OSJ. Hanum pun merasakan kebahagiaan yang dalam, bahagia bisa berbagi dan bersilaturahmi dengan teman-teman di ODOJ yang awalnya hanya bercakap-cakap di dunia maya. Banyak silaturahmi membawa rejeki dan keberkahan.

Jam 16:00 Hanum sudah tiba kembali di rumah, dan langsung menyiapkan masakan untuk jualannya. Tidak nampak rasa lelah sedikitpun meski habis ada kegiatan sebelumnya, hanya rasa bersyukur dan bahagia yang terpancar di wajahnya

1
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga usahanya makin maju bu hanum,pak faisal..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah ada hikmahnya untuk pak Faisal 🥹🥹
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah akhirnya ketemu lagi dengan keluarga..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
akhirnya pak Faisal memutuskan untuk pulang🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ikut terharu🥹🥹
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga ingatan pak Faisal bisa kembali lagi..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah pak Ridho ketemu orang yang pernah kenal lagi..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga pak Faisal bisa bertemu keluarganya..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alhamdulillah pak Faisal sudah mulai mengingat lagi🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
pak Ridho sangat handal menangani proyek
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
pak Ridho memang berpengalaman dalam menangani proyek..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga pelan2 pak Ridho atau pak faisal bisa mengingat lagi
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
duh kesukaan aku jaman dulu, singkong yang direbus pake air nira...jadi ngiler🤤🤤
Nancy Nurwezia
pak faisal selamat
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Aamiin,semoga itu pak Faisal
Ida Nuraeni
🥰🥰
Ida Nuraeni
aamiin
Ida Nuraeni
terima kasih Kakak untuk apresiasinya💚💚
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iam proud of you Faras..🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Hanum hebat🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!