Maya memiliki 3 orang anak saat dirinya diusir oleh suaminya karena pengaruh dari keluarganya, dia berjuang untuk membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil hingga tumbuh menjadi anak-anak yang hebat dan berprestasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasib Keluarga Erlangga
Setelah dari Rumah sakit sepasang ibu dan anak itu mendatangi keluarga Marsya karena tidak terima atas apa yang dilakukan Marsya kepada mereka.
"Apa yang kau lakukan ha". Hardik Bu Rana kepada Marsya begitu dia masuk kedalam Rumah, dia langsung menampar keras sang menantu.
"Apa yang nenek lakukan??". Teriak Laura langsung mendorong snag nenek dengan keras.
Dia tidak terima jika ibunya diperlakukan seperti itu begitupun dengan ketiga adiknya berdiri dan melempari snag nenek denagn smeua mainan yang mereka miliki.
"Dasar anak kurang ajar, berani kau mendorong nenekmu". Kini Rania yang menampar pipi Laura dengan keras sehingga terjatuh dan kepalanya terbentur meja hingga berdarah.
"Laura". Teriak Marsya segera menghampiri sang anak.
Sedangkan Bu Rana dan Rania tersenyum karena membuat anak Rasya itu celaka.
Marsya meradang, kini dia berdiri dan menghampiri Rania dengan tangan mengepal.
Bugh". Marsya memukul wajah Rania sekuat tenaganya kemudian menghampiri mertuanya dan menampar mereka dengan keras.
"Aku Bersumpah Akan ku buat perusahaan Erlangga bangkrut, ingat janjiku itu". Ucap Marsya Meninggalkan mereka dan menggendong Laura dan diikuti dengan kedua anaknya menuju Mobil dan membawanya kerumah sakit.
Mereka tak pernah menjenguk Rasya karena menjaga Laura yang sakit dan berada dirumah sakit walau Marsya sudah mengabari Rasya apa yang terjadi pada mereka.
Setelah beberapa hari dirawat, Rasya diperbolehkan pulang dan rumah pertama yang dia tuju adalah rumah keluarganya. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal karena Emosi. Dia mengetahui hal itu karena Marsya yang mengabarinya beberapa hari lalu tapi dia belum bisa keluar dari ruang sakit.
Begitu sampai disana, Rasya dengan penuh amarah masuk tanpa permisi dan membanting pintu rumah.
"Apa-apaan kamu Rasya masuk rumah dengan cara begitu". Hardik Bu Rana kepada anak tengahnya itu.
"Apa yang kalian lakukan pada istri dan anak-anakku". Hardik Rasya dengan kasar melempar vas bunga kemeja kaca ruang tengah dan mengamuk.
"Kami tidak melakukan apapun kok, istrimu dan anakmu saja yang kurang ajar". Ucap Bu Rana tak mau disalahkan.
Mereka jelas mengingat apa yang mereka lakukan sehingga membuat Rasya mengamuk seperti ini.
"Aku keluar dari keluarga Erlangga, dan aku tak akan mencuri perusahaan lagi dan kuberi tahu pada kalian jika perusahaan sekarang dalam masalah besar karena Marsya dan Maya berhasil membuat semua investor dan penanam Saham menarik milik mereka".
"Apa, bagaimana bisa?? Teriak mereka semua terkejut.
"Selamat menikmati hasil perbuatan kalian dan aku juga sudah tak mau berurusan dengan perusahaan, silahkan urus sendiri dan aku tak mau menjadi bagian dari keluarga kalian, anggap saja saya bukan anak anda ibu Rana yang terhormat". Ucap Rasya dengan sinis kemudian keluar dari rumah itu dengan kembali membanting pintu.
"Bagaimana Ini Bu, gawat, kita tidak punya penghasilan dan takutnya rumah kita akn disita begitupun perhiasan kita". Ucap Rama dengan ketakutan
Mendengar hal itu, Rania segera bergegas masuk kedalam kamar dan mengambil semua barang berharganya dan membawa semua tas mewah koleksinya dan membawanya keluar sehingga dia membawa 5 koper besar.
"Mau kemana kamu Rania??". Tanya Bu Rana yang heran.
"sekarang ibu dan juga kalian sekarang juga membereskan barang-barang berharga, jangan sampai perusahaan beneran bangkrut dan menyita semua milik kita". Ucap Rania mengatakannya dan membawa barang-barang nya kedalam mobil.
Dia menelpon beberapa orang yang dia percaya untuk membawa mobilnya kerumah milik pribadinya tanpa orang tahu, dia memiliki hunian mewah dan besar bahkan lebih besar dari keluarga Erlangga, dia menyimpan semua Emas batangan dan perhiasan berlian yang sangat banyak serta juga uang tunai yang dia ambil. Dia kabur lebih dulu dan tak mau tahu urusan keluarganya.
Sedangkan Bu Rana menatap nanar rumah megah tempatnya membesarkan anak-anak nya itu, dia harus meninggalkannya sementara waktu dan akan tinggal ditempat kelahirannya karena dia memiliki rumah besar disana. Dia membawa seluruh barang berharga miliknya dan menjual semua koleksi mobil yang dia memiliki begitupun dengan tas-tas mewah koleksinya sedangkan perhiasan dan seluruh emas batangan yang dia miliki dan surat-surat tanah dia bawah untuk melarikan diri.
Sedangkan Seluruh Saudara mereka yang lain pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ibu dan kakak mereka.
"Bagaimana keadaanmu nak??". Ucap Rasya begitu sampai dirumah kebetulan juga kemaren Laura pulang dari rumah sakit.
"Agak mendingan daddy walau masih pusing-pusing". Ucap Laura dengan pelan.
"Maafkan keluargaku yah Sya, sudah berbuat tidak baik pada kalian". Ucap Rasya dengan sendu.
"Sudahlah, itu bukan salahmu, sekarang aku sudah membalas perbuatan keluargamu dengan membuat perusahaan kalian bangkrut walau tak sepenuhnya, aku yakin keluargamu pasti bakan melarikan diri tak mau berurusan dengan perusahaan".
"Entahlah Sya, aku sudah tak mau tahu, aku sungguh marah dan kecewa pada mereka".
"Maafkan kami membuatmu berpisah dari keluargamu ". Ucap Marsya dengan sendu.
Sebenarnya dia tidak ingin melakukan hal ini tapi kakak ipar dan mertuanya itu sudah keterlaluan dan melukai anak-anak nya, dia tidak akan membiarkan siapapun melakukannya pada sang anak.
"Tindakanmu tepat Sya, aku akan mencari pekerjaan ditempat lain karena aku tetap harus menafkahi kalian". Ucap Rasya dengan senyuman tulus, dia mengelus kepala sang istri dan anak-anaknya dengan sayang.
"Kamu bekerja di perusahaan saja menggantikan aku, aku ingin istirahat dan menjaga anak-anak dirumah saja, selama ini aku terlalu sibuk, aku juga ingin seperti ibu lain yang melihat perkembangan anak-anak nya dirumah". Ucap Marsya dengan Enteng.
"Kamu yakin Sya?? Tanya Rasya dengan khawatir.
"Iya, aku hanya melimpahkan wewenang perusahaan padamu, tapi tidak memberikan perusahaan padamu". Ucapnya dengan hati-hati.
"Tentu, perusahaan itu milikmu, aku hanya akan mengambil gaji dan bonus ku yang lainnya kamu bisa mengurusnya sendiri".
"Baiklah jika seperti itu, terima kasih karena mengerti".
"Aku harusnya berterima kasih padamu Sya, kamu masih mau memakan dan memberikan aku kesempatan padahal perbuatanku dan keluargaku padamu sudah keterlaluan". Ucap Rasya menunduk menyesalinya.
" Tidak apa-apa, semuanya sudah berlalu, jangan khawatir, aku yakin keluargamu pasti akan datang kembali jika apa yang mereka miliki habis, kamu pasti tahu gaya hidup mereka seperti apa".
"Iya sya, aku hanya berdoa semoga ibuku baik-baik saja, bagaimanapun sikap dan perbuatan beliau, dia adalah ibuku". Ucap Rasya dengan sendu.
Marsya mengelus tangan suaminya dan anak-anak mereka memeluk sang ayah memberikan kekuatan agar melaluinya.
"Daddy tidak sendirian, daddy punya kami untuk berbagi". Ucap Mereka mencium pipi sang daddy dengan sayang".
Rasya menangis Haru karena dibalik semua kesalahannya dimasa lalu keluarganya masih mau menerimanya sedangkan kini dia harus berjuang mendapatkan maaf dari anaknya yang lain. Dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan maaf mereka karena dirinya lah yang memang salah
tapi kita perlu tau sebelum membuat masalah untuk orang lain maka jangan lah membuat luka kepadanya ... karena menyembuhkan luka sangat sulit , kita bsa bilang iya kita maafkan tapi dihati kita juga terselip kalimat " kenapa ini harus terjadi ? teramat sulit untk memaafkan karena luka lama dipendam bertahun sulit untk dilupakan.
wajar sich sonya marah besar. umur dia masih kecil banget tp disiksa cinta pertamanya and keluarganya puncaknya diusir dr rumah secara kasar. jadi traumanya pasti dalem banget n dia jauh lebih hancur drpd sasya yg lebih besar