NovelToon NovelToon
Zero: Tahta Oyama

Zero: Tahta Oyama

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Tokyo Revengers
Popularitas:820
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Kaito Takeda pindah ke SMA oyama pada pertengahan tahun, tapi itu bukan sembarangan sekolah, itu dikenal sebagai sarang brandalan, tempat dimana para siswa nakal bersekolah. Ryuki hanya ingin menjadi petarung nomor satu di sekolah dan dengan melakukan itu dia memicu serangkaian peristiwa perang geng sekolah menengah di sekolah tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Pertarungan Penentu (Bagian 1)

Kehadiran yang Diperhatikan

Malam itu, Kaito, Makoto, Rika, dan Taro berdiri di depan pintu besar gudang tua yang suram. Angin dingin menerpa wajah mereka, membawa serta rasa ketegangan yang semakin menebal. Di dalam gudang, Kazuma telah menunggu mereka dengan penuh kesabaran. Aura dingin di sekitar Kazuma, dipadukan dengan suasana mencekam di gudang, membuat semua orang merasakan tekanan yang luar biasa. Namun, Kaito tidak memperlihatkan sedikit pun keraguan.

Di luar gudang, sekelompok siswa dari SMA Oyama berkumpul, berbisik-bisik di antara mereka. Desas-desus tentang pertarungan antara Kaito dan Kazuma telah menyebar dengan cepat, menarik perhatian para siswa yang penasaran. Mereka telah mengikuti Kaito dengan penuh antusiasme, tidak mau melewatkan momen penting ini.

"Lu denger nggak? Kaito bakal lawan Kazuma," bisik seorang siswa dengan nada kagum.

"Sialan, gua nggak sabar ngelihat apa yang bakal terjadi," balas temannya.

Di dalam gudang, Kazuma menatap Kaito dengan tatapan tajam. "SMA Oyama bukan tempat untuk orang lemah," ujar Kazuma dengan nada rendah tapi jelas. "Ini bukan soal kekuatan fisik saja, tapi tentang kepemimpinan dan kepercayaan. Gua di sini buat ngeliat apakah lu punya semua itu."

Kazuma menoleh ke arah Makoto, Rika, dan Taro yang berdiri di belakang Kaito. "Lu percaya sama mereka?"

Kaito mengangguk tanpa ragu. "Mereka adalah orang-orang yang gua percaya sepenuhnya."

Kazuma tersenyum tipis. "Kalau begitu, gua bakal kasih lu pilihan. Lu bisa bertarung lawan gua satu lawan satu, atau… lu bisa pilih salah satu dari mereka buat gantian ngelawan gua."

Ruangan hening sejenak. Makoto, Rika, dan Taro saling berpandangan, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Keheningan yang menyelimuti mereka membuat ketegangan semakin terasa. Namun, pilihan sudah jelas bagi Kaito.

"Gua bakal lawan lu, Kazuma. Gua nggak akan biarin siapapun dari mereka ambil risiko ini," kata Kaito dengan tegas.

Kazuma mengangguk dengan puas. "Jawaban yang gua harapkan dari seorang pemimpin. Kalau gitu, mari kita mulai."

Dimulainya Pertarungan

Kazuma dan Kaito berdiri berhadapan, hanya beberapa meter yang memisahkan mereka. Di belakang Kaito, Makoto, Rika, dan Taro mundur untuk memberikan ruang bagi pertarungan yang akan segera dimulai. Kedua pria itu saling memandang, seolah-olah mencoba membaca pikiran masing-masing.

Kazuma mengangkat tangan, memberi isyarat untuk mulai. "Ayo, Kaito. Tunjukkan apa yang lu punya."

Tanpa membuang waktu, Kaito meluncur ke depan dengan kecepatan luar biasa. Dia mengarahkan pukulan langsung ke wajah Kazuma, tetapi Kazuma menghindar dengan mudah, melangkah ke samping dengan gerakan cepat.

Di luar gudang, para siswa yang mengikuti Kaito mulai berkumpul lebih dekat, mencoba melihat apa yang terjadi di dalam. Meskipun mereka tidak bisa melihat dengan jelas, mereka bisa merasakan ketegangan yang memuncak di antara kedua petarung itu.

"Gua nggak percaya mereka bener-bener bertarung," ujar seorang siswa dengan suara pelan, matanya terpaku pada pintu gudang yang setengah terbuka.

Kaito terus menyerang dengan rentetan pukulan dan tendangan, tetapi Kazuma menangkis setiap serangan dengan mudah, seolah-olah dia bisa membaca setiap gerakan Kaito sebelum terjadi.

"Lu cepat, Kaito, tapi belum cukup cepat," kata Kazuma sambil menghindari serangan lain. "Kalau lu pengen menang, lu harus lebih dari ini."

Kaito mendengarkan, tapi dia tidak menyerah. Dia terus menyerang, mencoba berbagai cara untuk memecah pertahanan Kazuma. Namun, setiap serangan yang dia lancarkan tampaknya sia-sia. Kazuma terlalu kuat dan berpengalaman.

Perubahan Taktik

Menyadari bahwa serangan langsung tidak efektif, Kaito mulai berubah taktik. Alih-alih menyerang secara langsung, dia mulai menggunakan kelincahannya untuk menghindari serangan Kazuma, mencoba membuat lawannya lelah. Setiap kali Kazuma mencoba menyerang, Kaito melompat ke samping, menghindari pukulan dengan gerakan yang cepat dan tidak terduga.

Di luar, kerumunan siswa semakin gelisah. Mereka mulai bersorak pelan, mendukung Kaito dengan semangat. Meskipun mereka tidak bisa melihat detail pertarungan, mereka bisa merasakan betapa seriusnya Kaito dalam menghadapi Kazuma.

"Kaito, ayo! Lu bisa ngalahin dia!" seru seorang siswa dengan penuh semangat.

Kazuma mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Meskipun masih kuat, Kaito bisa merasakan bahwa energinya mulai menurun. Inilah saat yang Kaito tunggu-tunggu.

Dengan satu gerakan cepat, Kaito meluncur ke arah Kazuma, melompat tinggi dan mengarahkan tendangan langsung ke dada Kazuma. Kazuma, yang tidak menyangka akan serangan ini, terkejut dan tidak bisa menghindar. Tendangan itu menghantam dadanya dengan keras, membuat Kazuma mundur beberapa langkah.

Namun, pertarungan belum selesai. Kazuma dengan cepat bangkit kembali, meskipun sedikit terhuyung. Wajahnya menunjukkan ekspresi serius, tidak lagi meremehkan Kaito.

"Kaito," ujar Kazuma sambil mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah. "Lu berhasil bikin gua serius."

Kazuma segera meluncur ke depan, menyerang Kaito dengan serangkaian pukulan cepat yang memaksa Kaito untuk mundur. Kaito berusaha menangkis serangan itu, tetapi Kazuma semakin agresif. Setiap pukulan yang dilancarkan Kazuma terasa semakin berat, dan Kaito mulai merasa terdesak.

Makoto, Rika, dan Taro di Tengah Pertarungan

Di sudut ruangan, Makoto, Rika, dan Taro menyaksikan pertarungan itu dengan cemas. Mereka tahu bahwa Kaito sedang berada dalam tekanan besar, tetapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa kecuali percaya pada kemampuan temannya.

"Ini nggak kelihatan baik," bisik Taro, melihat bagaimana Kaito mulai terdesak.

"Tenang," kata Makoto dengan tegas, meskipun matanya juga penuh kecemasan. "Kaito nggak akan kalah secepat itu. Dia pasti punya rencana."

Rika menggigit bibirnya, menahan diri agar tidak bergerak maju dan ikut campur. "Kita harus percaya pada Kaito. Dia nggak akan biarin kita kecewa."

Pertarungan antara Kaito dan Kazuma terus berlanjut dengan intensitas yang meningkat. Kaito mulai merasakan tekanan yang semakin besar dari serangan Kazuma, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa menyerah sekarang. Ini adalah ujian yang sebenarnya, dan dia harus menemukan cara untuk menang.

Namun, meskipun Kaito mencoba untuk tetap tenang dan fokus, dia tidak bisa menutupi kenyataan bahwa Kazuma adalah lawan yang jauh lebih kuat dan berpengalaman. Dengan setiap serangan yang dilancarkan Kazuma, Kaito semakin terdesak.

Akhirnya, Kazuma melancarkan pukulan telak yang menghantam Kaito di perut, membuatnya terjatuh ke lantai dengan napas terengah-engah. Kazuma berdiri di atasnya, menatap Kaito dengan tatapan penuh kemenangan.

"Gua udah bilang, Kaito," kata Kazuma dengan suara rendah. "Kalau lu pengen menang, lu harus lebih dari ini."

1
Pralam Basura
karena menurut saya cerita yang sekarang kurang menarik, saya berniat merombak novel ini dan memulainya lagi dari awal semoga kalian suka cerita yang baru ini 😅
Cliks Zuan
Baru Datang Mau Jadi Penguasa Wkwk Lawak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!