Selintas Imajinasi

Ayu pun tenang. Kehidupan rumah tangga Ayu dan Rifal kini mulai membaik,

Sebenarnya belum tuntas apa - apa yang ingin Ayu ketahui, namun Ayu tidak memaksakan dirinya terlalu jauh, mengingat dirinya sedang mengandung anak pertamanya. Ayu pun tidak gegabah mengambil keputusan terlalu mendalam.

●●●

Tingkring Tingkring Tingkring,

Suara handphone berbunyi.

Ayu pun mencari bunyi tersebut. Ternyata bunyi tersebut berpusat pada handphone Rifal.

"Lah, kok handphone nya tidak dibawa?" Ucap Ayu kepada dirinya.

Ya, handphone Rifal tertinggal di rumah. Rifal sendiri sudah berangkat kerja.

●●●

Ayu yang melihat kontak tanpa nama masuk ke handphone suaminya lantas tidak menjawabnya, di khawatirkan lain - lain.

Ayu pun mengabaikannya dan kembali dengan aktifitasnya.

Tingkring Tingkring Tingkring,

Suara handphone pun kembali berbunyi,

Ayu yang pada saat itu sudah menyimpan handphone Rifal lantas membalikan badannya kembali dan menuju handphone yang berbunyi.

"Lah nomor yang tadi" Ucap Ayu.

Ayu pun mencoba menjawabnya.

Belum sempat bertanya,

Suara wanita pun terdengar di balik telpon tersebut.

"Aa, kenapa jawabnya lama sekali?" Ucap seorang wanita.

Mendengar pertanyaan wanita tersebut, Ayu pun menjawab,

"Maaf ini siapa?" Tanya Ayu.

Mendengar suara Ayu, wanita yang menelpon tadi lantas menutup telponnya.

Ayu pun bingung dan kembali dengan pikiran buruknya.

"Awwww" Teriak Ayu sembari memegang perutnya yang sakit,

"Nonnn, kenapa non?" Ucap Bi Enok yang pada saat itu sedang bergegas menghampiri Ayu untuk menyiapkan vitamin yang harus Ayu minum.

"Tidak, tidak apa - apa kok Bi" Ucap Ayu.

Ayu pun beristirahat dan Bi Enok turun ke lantai bawah dengan semua aktifitasnya.

●●●

Semua kejadian yang ada di rumah tangga Ayu dan Rifal, hanya mereka berdua yang tahu. Meskipun Ayu tinggal di rumah yang masih di tempati orang tuanya yakni ibunya, ibunya pun tidak mengetahui kejadian - kejadian yang tengah di alami anak bungsunya. Ayu sendiri menutup dirinya mengenai privasi rumah tangganya termasuk kepada ibunya.

Pikir Ayu, hidup ibunya sudah terlalu rumit, tidak ingin jika ibunya banyak pikiran jika mengetahui bahwa anak bungsunya begitu menderita dengan pernikahannya karena selintas imajinasinya.

Ya, Ayu memimpikan "Selintas Imajinasi" kembali ke masa - masa kejayaannya menjadi Ayu kecil, bahkan sekarang pun sudah di cap seperti itu oleh orang lain yang tidak mengetahuinya, bahkan menjadi bahan perbincangan bahwa menjadi seorang Ayu itu merupakan impian semua orang.

Ayu juga tidak ingin semuanya tahu, karena Ayu benar - benar menjaga harga dirinya dan keluarganya.

●●●

"Sayang, aku pulang" Ucap Rifal yang memberikan kantong kresek yang berisi pesanan Ayu.

Ayu memesan rujak, dan Rifal pun membelikan pesanannya.

Selintas, Ayu bahagia karena Rifal benar - benar menjadi sosok suami dan calon ayah yang baik. Namun selintas juga hal buruk yang terbilang masalalu Rifal pun selalu menjadi ingatan pahit untuk Ayu.

Terlebih dirinya selalu mendapatkan teror - teror seperti tadi.

"Tadi ada yang telpon" Ucap Ayu sembari memakan rujak di kamarnya.

"Eh iya sayang, handphone ku sengaja tidak aku bawa" Jawab Rifal.

"Kenapa sengaja? Supaya aku semakin stress?" Tanya Ayu dengan kesal.

"Tidak begitu sayang, justru supaya kamu tidak memiliki banyak pikiran aneh - aneh, toh aku pun tidak menyembunyikan apapun" Jawab Rifal.

"Terus tadi siapa?" Tanya Ayu.

"Maksudnya?" Tanya Rifal,

"Tadi handphone kamu ada yang telpon 2x, telpon pertama aku diemin, telpon kedua baru aku angkat dan terdengar suara perempuan. Siapa?" Tanya Ayu dengan tegas.

"Kenapa tidak kamu tanya sayang?" Jawab Rifal.

"Ya akun tanya, tapi sama dia di tutup telponnya" Ujar Ayu.

"Yasudah, aku telpon balik ya" Ujar Rifal.

"Terserah" Jawab Ayu.

●●●

Rifal pun mencoba menghubungi nomor tanpa nama yang tadi sudah menelponnya 2x menurut penuturan istrinya.

"Hallo" Ucap Rifal.

"Aa ihhh, kemana saja? Tidak kangen sama aku? Status aku sebentar lagi akan menjadi janda, suamiku terus menerus menyiksa aku, anak - anak juga susu nya belum beli, pusing" Ucap wanita itu.

Posisi telpon dengan volume besar yang membuat Ayu pun mendengar penjelasan wanita tersebut.

Rifal pun hanya terdiam yang membuat Ayu naik pitam.

"Kenapa kamu diam saja? Kenapa?" Tanya Ayu.

Ayu pun lantas mengambil alih handphone Rifal lantas memaki wanita di balik telponnya yang Ayu ketahui bahwa nomor tanpa nama itu adalah Yani.

"Dasar jalang. Ngapain kamu masih menghubungi suami aku? Kenapa suami aku harus berperan penting dalam kehidupan kamu yang menderita itu? Kenapa? Bukannya kamu sendiri yang memilih kehidupan kamu sekarang? Kamu yang meninggalkan Rifal dan lebih memilih duda kaya itu. Sekarang Rifal sudah menikah dan sebentar lagi menjadi seorang Ayah. Jangan pernah menghubungi suami aku lagi, atau kamu tahu akibatnya" Ucap Ayu sembari berapi - api kemudian menutup telponnya dan memblokir nomor tersebut dan membanting handphone suaminya, Rifal.