Else, gadis yatim piatu yang mendapatkan pelecehan dan berusaha membela diri yang membuatnya harus mendekam di penjara.
Namun, Else mendapatkan penawaran jika ingin bebas dari tuntutan dan dihapus semua catatan hukumnya.
Else harus bersedia menjadi istri palsu dari anak tertua keluarga Duke.
Apakah Else akan menerima tawaran itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Pertama
Else masuk perlahan ke dalam kamar, kaki jenjangnya terus berjalan maju ke depan.
Wanita itu berhenti karena mendapati sosok laki-laki yang duduk di sofa kamar dengan hanya memakai bathrobe saja.
Sepertinya lelaki itu baru saja selesai mandi.
"Apa dia calon suami palsuku?" gumam Else dalam hatinya.
Kedatangan Else tentu saja membuat atensi Hugo tertuju pada wanita itu.
"Else Hogward!" seru Hugo memanggil nama wanita yang mematung di tempatnya sekarang.
"I.. iya, Tuan," balas Else seraya menundukkan kepala.
Entah kenapa dia jadi begitu gugup setelah banyak hal yang terjadi dalam hidupnya, Else jadi berhati-hati dalam melangkah.
"Kemarilah!" perintah Hugo yang masih di duduk tempatnya.
Seperti kerbau dicucuk, Else maju begitu saja sesuai perintah. Tapi, wanita itu masih menundukkan kepalanya.
"Angkat kepalamu!" Hugo memberi perintah lagi karena ingin melihat wajah Else dengan jelas.
Perlahan tapi pasti Else menegakkan kepalanya, matanya langsung beradu tatap dengan mata Hugo di sana.
Else melihat sosok lelaki tampan dengan wajah yang tegas, postur tubuhnya sangat atletis dan aura mendominasi yang kental. Dia semakin gugup berhadapan dengan sosok itu.
"Kau sudah tahu tugasmu, bukan?" tanya Hugo yang membuyarkan lamunan Else.
"I... iya, Tuan," jawab Else terbata. "Saya harus menjadi istri palsu Anda selama setahun!"
"Kalau sudah tahu, jangan terus bersikap gugup seperti itu. Kau harus latihan dan membiasakan diri!" Hugo memberi kode dengan tangannya supaya wanita itu mendekat.
Else mengatur nafasnya dan perlahan mendekati lelaki itu. Tiba-tiba saja Hugo menarik tangannya yang membuat tubuh Else terhuyung.
Rupanya Hugo menaikkan tubuh Else ke pangkuannya.
Jangan tanya bagaimana keadaan jantung Else, organ dalam itu memompa lebih cepat dari sebelumnya sampai membuat Else kesulitan bernafas.
"Apa kau tidak pernah dekat dengan laki-laki?" tanya Hugo yang bisa merasakan tubuh Else bergetar hebat.
"Ti.. tidak, Tuan," jawab Else jujur.
Tidak ada waktu untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, hidup Else hanya dihabiskan untuk bekerja.
"Kalau begini, aku bisa mengembalikanmu pada Christine, aku akan meminta wanita yang lebih berpengalaman," ucap Hugo.
Mendengar itu, tentu saja Else panik kalau sampai dia dikembalikan pada Christine bisa jadi dia akan masuk penjara lagi.
"Tuan, saya bisa belajar dengan cepat jadi jangan kembalikan saya pada Christine," ucap Else memohon.
Else memberanikan diri untuk menyentuh dada lelaki itu dengan tangannya yang masih bergetar.
"Apa yang harus saya lakukan, Tuan?"
Hugo memperhatikan wanita di depannya itu, sepertinya ada hal yang membuat Else tidak mau kembali pada Christine sampai sang wanita ingin melakukan apapun.
"Baiklah, cium aku!" perintah Hugo tanpa beban.
"A... apa?" Else terkejut setengah mati. "Cium?"
"Kenapa? Ke depannya kita adalah suami istri walaupun palsu tapi akting kita harus meyakinkan," jelas Hugo.
"Ta.. tapi saya tidak pernah berciuman," ungkap Else jujur. "Jadi, saya tidak tahu caranya!"
Hugo hanya meminta wanita penurut bukan polos dan tidak tahu apa-apa seperti Else, kalau begini dia harus mengajari wanita itu.
"Cukup tempelkan dan buka mulutmu," ucap Hugo memberi instruksi.
Sebelum melakukan semua itu, Else mencoba mengatur nafasnya kemudian bibirnya maju perlahan sambil mempraktekkan instruksi Hugo.
"Tempel dan buka?" batin Else.
Wanita itu benar-benar menempelkan bibir dan membuka mulutnya sesuai instruksi kemudian hanya diam saja.
"Astaga!" batin Hugo kesal karena Else tidak menggerakkan mulutnya.
Akhirnya Hugo harus bergerak dan memainkan lidahnya yang membuat pupil mata Else melebar.
Kenapa tuan Hugo bergerak seperti itu? Bukannya hanya menempel dan membuka mulut?
Aaaa... aku tidak bisa bernafas!
Else bermonolog pada dirinya sendiri.
Sampai beberapa detik kemudian, Hugo melepas ciumannya.
"Begitulah yang namanya ciuman, apa kau mengerti?" tanya Hugo.
Else menganggukkan kepalanya karena sudah paham dan dia tidak percaya akan melakukan ciuman pertamanya dengan cara seperti itu.
"Lalu apa lagi, Tuan?" Else ingin lebih tahu banyak hal yang harus dia pelajari.
Hugo melirik ke arah meja di mana ada sebuah map berwarna putih. "Baca yang ada di dalam map!"
Lelaki itu menurunkan Else dari pangkuannya.
"Kau harus mengetahui anggota keluarga Duke!"
lalu kenapa else sebagai orang luar merasakan manis,apa sekarang else mengandung keturunan duke 🤔 .