NovelToon NovelToon
Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: grandpa

Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.

Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.

Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir Saja

Daris mengendarai pick up dengan kencang. Ia kemalaman di tengah hutan belantara. Jalanan sepi, padahal malam libur.

Kampung di mana Rania bertugas bukan destinasi wisata, jadi kendaraan orang pulang dari kota saja yang lewat.

Daris memasang lampu jauh, kuatir ada binatang buas menyeberang. Ia melambatkan laju pick up saat ada sedan mewah parkir di pinggir jalan, kelihatannya ban bermasalah.

Daris heran. "Ada apa Felicia pergi ke pelosok malam-malam? Barangkali ia hendak week end di alam pedesaan."

Pick up berhenti di belakang sedan tanpa mematikan lampu depan.

Sopir seperti memperoleh nyawa tambahan saat tahu siapa lelaki yang datang.

"Tuan...!"

Sopir memekik tertahan karena Felicia menyusul turun. Ia pasti marah kalau mendengarnya memanggil tuan.

"Jangan panggil aku tuan," kata Daris. "Panggil saja Daris."

"Tukang soto mie...!" ralat Felicia dengan wajah ketus.

Daris tersenyum kecut.

"Aku sudah bangkrut, aku tidak ada modal untuk membangun kedai, aku sekarang menyewakan pick up untuk mengangkut sayuran dari kampung."

"Siapa?"

"Aku."

"Yang nanya!"

Daris mengusap-usap rambut, kemudian bertanya pada sopir, "Kau tidak bertanya ya?"

"Dalam hati."

"Kau beruntung aku lewat, di hutan ini banyak ular."

Felicia tampak berubah kecut. Daris tersenyum dalam hati. Rupanya belum hilang traumanya akibat didatangi ular saat berkemah dulu.

"Ular bisa saya atasi," kata sopir. "Saya kuatir ada rampok. Sama siapa minta tolong?"

"Oh ya, kemarin baru kejadian sedan mewah dirampok, penumpangnya dirudapaksa."

"Saya juga dapat kabar dari teman saya. Tapi saya jadi tenang karena ada tu ... anda."

Felicia memotong dengan kesal, "Terserah kau mau panggil tuan, jongos, atau apa. Cepatlah ganti ban, jangan banyak kongko."

"Baik, ndoro ajeng."

Sopir segera mendongkrak ban belakang dan mencopot baut.

"Ndoro ajeng kelihatannya bete banget aku ada di dekatmu," ujar Daris. "Aku duluan ya. Sudah ditunggu petani."

Sopir tampak serba salah. Ia melirik majikan mudanya yang memandang ke arah lain.

"Tuan ... bagaimana kalau rampok datang dan merudapaksa...?"

"Kau tenang saja, komplotan rampok tidak merudapaksa lelaki."

"Saya tahu, tuan...!"

"Lalu apa yang dikhawatirkan?"

Felicia mendelik ke arah sopir dan membentak dengan muak, "Makanya jangan lelet! Cepatlah ganti! Jangan banyak ngobrol!"

"Kau betah punya juragan galak begitu," sindir Daris. "Mendingan jadi kenek aku. Tinggalkan juraganmu di hutan."

Felicia melotot dengan gemas. Ia jadi waswas jika sopir meninggalkan dirinya sendirian di hutan ini. Hiii....

"Jangan buru-buru," tegur Daris. "Kau mengganti ban secara asal nyawamu taruhannya. Aku tunggu sampai selesai."

"Terima kasih, tuan...!"

Sopir bekerja dengan tenang. Daris menghampiri Felicia yang duduk menunggu di kabin dengan gelisah.

"Semua sedanmu keluaran terbaru tapi sering bermasalah. Sopir tidak bisa bekerja dengan nyaman karena sering kena marah."

"Lalu apa urusanmu?"

"Aku hanya memberi tahu, sangat berisiko jika ada masalah dengan kendaraan. Coba kalau ban kempes di jalan tol, lalu slip. Aku bukan menyayangkan nyawamu, aku kasihan sama sopir, ia tulang punggung keluarga."

Daris tidak mengerti setiap kali mobil Felicia mengalami masalah seperti jadi kesempatan untuk mereka bertemu.

"Aku curiga kau pembawa sial," dengus Felicia ketus. "Setiap kali kita satu tujuan, mobilku pasti bermasalah."

"Kita tidak satu tujuan, kau pergi ke bungalow untuk week end, aku pergi ke kebun untuk mengambil sayuran."

Felicia tidak boleh tahu untuk apa ia datang ke pelosok, semua pasti ambyar.

Daris tidak mau Felicia mengacaukan kehidupan adik dan sahabatnya.

Cukup Daris saja yang merasakan kekejamannya.

"Kau pikir aku percaya sama penipu?" tatap Felicia muak. "Kau begitu beraninya menikah denganku padahal sudah beristri!"

Untuk sesuatu alasan yang Daris sendiri tidak tahu, ia tidak berusaha membantah tuduhan itu.

"Bukankah perkawinan kita gagal karena aku tukang soto mie? Bukan karena aku sudah beristri atau belum? Aku sudah berusaha menjelaskan, tapi kau lebih percaya pada temanku."

Felicia menampar Daris dengan marah. Padahal ia belum pernah berbuat sekasar itu.

Pemuda yang berdiri di depannya tampak begitu menyebalkan sehingga ia lepas kendali.

"Kau mau bilang aku bodoh?" geram Felicia. "Apa uang yang kuberikan belum cukup untuk menebus kebodohanku?"

"Uang itu diberikan sama mereka yang telah membiayai perkawinanku. Aku tidak mengambil satu rupiah pun. Aku tidak mau makan uang haram, karena aku adalah penipu di depanmu."

"Ada orang sok pemilik surga di depanku," sindir Felicia sinis.

"Kau bilang apa pun tidak akan merubah keadaan."

"Kau pikir semuanya bisa kembali seperti sediakala? Mimpi!"

Sopir selesai ganti ban, wajahnya berkeringat, ia segera membuka pintu belakang untuk masuk Felicia, kemudian ditutup lagi.

"Kau jalan di depan, aku mengikuti," kata Daris. "Aku berharap tidak ada rampok karena pasti disangka kawanku untuk menjadikan aku pahlawan."

"Baik, tuan."

Sopir masuk, lalu sedan melaju kencang di jalan sunyi.

Daris membuntuti dengan kecepatan sedang. Sedan tampak mengurangi kecepatan.

Padahal Daris sengaja melaju sedikit lambat supaya tertinggal. Ia tidak mau Felicia tahu di mana ia belok.

"Kok Felicia diam saja sopir melambatkan lari sedan?" cetus Daris. "Barangkali ia ketiduran."

Daris memberi isyarat dengan lampu dim agar sopir menambah laju kendaraan.

Tapi sedan malah semakin melambat dan menghidupkan lampu sen, lalu belok menuju jalan ke kampung yang dituju Daris.

"Aku mesti pura-pura mengambil jalan lurus," gumam Daris. "Ia rupanya mau week end di bungalow dekat kampung Tiara."

Daris melajukan pick up dengan santai. Ketika ia hendak bermanuver untuk balik lagi, sedan Felicia muncul dari kelokan membuntutinya.

Daris terpaksa meneruskan perjalanan entah menuju ke mana.

"Kesalahanku adalah berhenti saat sedan itu bermasalah," keluh Daris. "Sekarang aku bingung sendiri."

Daris tidak hapal wilayah ini. Indikator bahan bakar menunjukkan separuh. Ia sedikit tenang.

Daris menghidupkan aplikasi untuk mengetahui posisi pick up dan daerah sekitar.

Ada kawasan villa di sekitar perbukitan. Lumayan jauh dari kampung Tiara.

"Barangkali ia mau menginap di villa itu," kata Daris. "Baiknya aku belok di depan. Ada jalan kecil menuju ke arah pemakaman."

Daris menghidupkan lampu sen lalu belok memasuki jalan beraspal menuju ke pemakaman.

Sedan melaju lurus, sopir sepertinya melihat tulisan di atas gapura.

"Boleh kalau mau adu nyali," kata Daris. "Kita menginap di pendopo makam."

Daris segera kembali ke arah semula. Ia tidak melihat sedan, barangkali pergi ke kawasan villa, kawasan itu lebih ramai.

Daris masuk ke jalan kecil menuju kampung Tiara, berhenti di bawah pohon beberapa lamanya. Ketika sedan Felicia tidak muncul, pick up melaju kencang di jalan kecil berliku.

"Hampir saja," cetus Daris lega. "Aku tidak mau Felicia tahu di mana adikku tinggal."

1
Bintang Khufahum
mana lanjutan nyaa nii?
grandpa: lagi hiatus dulu, ada kesibukan di real life.
total 1 replies
hj julaeha
daris tertindas banget
hj julaeha
hmm
Wawa Hartini
wah ada masalah nin dengan tidak laku soto nya, apakah ulan Felic
Eri Pentol
up min
hj julaeha
Dari awal sudah menunjukkan konflik menarik.
Wawa Hartini
mau mengingat kenangan masa lalu darks.
Wawa Hartini
darks memang sangka untuk masa mini, karena selalu berfikiran positif.
Wawa Hartini
wah sesuai ekspetasi Darks mau buka usaha di kampung.
Wawa Hartini
mulai deh rump I tanya ujian hati.
Wawa Hartini
soy seram juga cerita Bu dokter.
Wawa Hartini
wah cal on gebétan Saris nih...
Wawa Hartini
ha..ha.ada aja jawaban Darius ke adiknya...
Wawa Hartini
wah hati Felix mulai jahat, apa yang terjadi ya sama Dars..,
Wawa Hartini
Hidup harus pen uh perjuangan seperti Daris...cuy
Wawa Hartini
apa ya yang akan di berikan sama sekre itu?
Wawa Hartini
cinta Felicia karena harta dan harga Dori.
Wawa Hartini
pusing deh Daris dengan dilemma dia saat ini?
hj julaeha
Cerita ini menarik, mendekati realita.
grandpa
Cerita ini mengisahkan insan biasa yang mencoba melakukan hal yang luar biasa, coba disusun dengan gaya tutur ringan dan mudah dipahami.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!